Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Penggunaan Mentega yang Seringkali Salah, Gak Sesuai Fungsinya!

Ilustrasi mentega (pixabay.com/rodeopix)
Ilustrasi mentega (pixabay.com/rodeopix)
Intinya sih...
  • Mentega tidak cocok untuk menggoreng dengan suhu tinggi.
  • Menyimpan mentega terlalu lama dalam suhu ruang dapat merusak kualitasnya.
  • Penggunaan mentega untuk menggantikan margarin atau shortening harus disesuaikan dengan komposisi resep.

Mentega telah menjadi bahan pokok dalam banyak masakan, terutama dalam dunia baking dan kuliner barat. Aromanya yang khas dan rasanya yang gurih membuat mentega menjadi pilihan favorit untuk menambah cita rasa makanan. Tapi adakalanya, tidak semua orang memahami cara menggunakan mentega dengan tepat.

Pemahaman yang keliru terhadap karakter mentega sering terjadi dalam kegiatan memasak sehari-hari. Mentega berbeda dengan margarin atau minyak goreng biasa. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui batasan dan kegunaan sebenarnya dari bahan ini. Berikut adalah lima kesalahan umum dalam penggunaan mentega yang sebaiknya dihindari agar hasil masakan lebih optimal dan sesuai harapan.

1. Menggunakan mentega untuk menggoreng dengan suhu tinggi

Ilustrasi mentega (freepik.com/azerbaijan_stockers)
Ilustrasi mentega (freepik.com/azerbaijan_stockers)

Mentega memiliki titik asap yang rendah, yaitu sekitar 150°C hingga 175°C. Ketika digunakan untuk menggoreng dalam suhu tinggi, mentega cenderung cepat terbakar dan menghasilkan rasa pahit serta aroma gosong yang tidak menyenangkan. Proses ini juga dapat merusak struktur lemak baik yang terkandung di dalam mentega.

Penggunaan mentega sebaiknya dibatasi untuk menumis ringan atau untuk olesan pada permukaan makanan. Jika tetap ingin menggunakan mentega dalam proses menggoreng, bisa dikombinasikan dengan minyak nabati yang memiliki titik asap lebih tinggi untuk menstabilkan panas. Hal ini akan membantu menjaga rasa dan kualitas hidangan yang dimasak.

2. Menyimpan mentega terlalu lama dalam suhu ruang

Ilustrasi potongan mentega (pixabay.com/ponce_photography)
Ilustrasi potongan mentega (pixabay.com/ponce_photography)

Beberapa orang membiarkan mentega di luar lemari pendingin dalam waktu yang lama agar teksturnya tetap lembut dan mudah digunakan. Sayangnya, kebiasaan ini bisa mempercepat proses oksidasi lemak pada mentega dan menyebabkan rasa serta aroma yang tidak sedap. Mentega yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruang juga lebih rentan terhadap kontaminasi bakteri.

Idealnya, mentega disimpan dalam lemari es, terutama jika tidak digunakan dalam waktu dekat. Untuk keperluan harian, potongan kecil mentega bisa dipindahkan ke wadah tertutup dan dikeluarkan beberapa menit sebelum digunakan agar lebih lunak. Cara ini menjaga kualitas mentega tanpa mengorbankan kenyamanan saat digunakan.

3. Digunakan untuk menggantikan margarin

Ilustrasi mentega di wajan(pixabay.com/planet _fox)
Ilustrasi mentega di wajan(pixabay.com/planet _fox)

Mentega, margarin, dan shortening memiliki kandungan lemak serta kadar air yang berbeda. Ketika mentega digunakan untuk menggantikan margarin atau shortening dalam resep, hasil akhirnya bisa berbeda jauh. Misalnya, kue yang menggunakan mentega bisa menjadi lebih lembek karena kandungan airnya lebih tinggi dibandingkan shortening.

Penggantian bahan dalam resep sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan komposisi dan fungsi masing-masing. Jika ingin mengganti margarin dengan mentega, penting untuk menyesuaikan takaran bahan lain agar adonan tetap seimbang. Kegagalan memahami perbedaan ini bisa berujung pada tekstur makanan yang tidak sesuai harapan.

4. Mengocok mentega yang masih terlalu dingin

ilustrasi mentega (unsplash.com/Sorin Gheorghita)
ilustrasi mentega (unsplash.com/Sorin Gheorghita)

Banyak resep kue yang memerlukan mentega dalam kondisi “softened” atau lunak. Sayangnya, mentega yang langsung diambil dari lemari es sering kali langsung dikocok tanpa diberi waktu untuk mencapai suhu ruang. Akibatnya, mentega tidak bisa mengembang dengan sempurna saat dikocok bersama gula, yang berpengaruh besar terhadap tekstur akhir kue.

Mentega yang terlalu dingin juga membuat adonan sulit tercampur rata dan menghasilkan tekstur yang tidak halus. Untuk hasil terbaik, potongan mentega sebaiknya dibiarkan di suhu ruang selama 20-30 menit sebelum digunakan dalam adonan.

5. Mengoleskan mentega pada wajan anti-lengket

Ilustrasi menambahkan mentega (pexels.com/Felicity Tai)
Ilustrasi menambahkan mentega (pexels.com/Felicity Tai)

Wajan anti-lengket biasanya tidak memerlukan banyak pelumas untuk memasak. Namun, masih banyak yang mengoleskan mentega secara berlebihan pada permukaan wajan ini. Kebiasaan ini tidak hanya membuat makanan menjadi terlalu berminyak, tetapi juga bisa merusak lapisan anti-lengket jika mentega dipanaskan terlalu lama dalam suhu tinggi.

Penggunaan mentega sebaiknya disesuaikan dengan jenis wajan atau peralatan memasak. Jika ingin menambahkan rasa gurih khas mentega pada masakan, cukup gunakan dalam jumlah kecil di akhir proses memasak, bukan saat awal pemanasan.

Mentega memang menjadi bahan serbaguna dalam berbagai hidangan, mulai dari kue, tumisan, hingga saus. Namun, penggunaannya memerlukan pemahaman yang tepat agar tidak menimbulkan masalah dalam hasil akhir masakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us