Perbedaan Togarashi dan Furikake, Bumbu Tabur Makanan Jepang

Togarashi dan furikaki merupakan bumbu tabur khas Jepang

Jika di Indonesia kita memiliki bawang goreng, cabai bubuk, atau pilus sebagai taburan untuk melengkapi makanan, maka di Jepang ada togarashi dan furikake. Keduanya merupakan bumbu tabur yang biasa digunakan untuk melengkapi makanan Jepang.

Baik togarashi dan furikake, keduanya sama-sama terbuat dari campuran rempah. Meski begitu, keduanya memiliki empat perbedaan mencolok, mulai dari segi komposisi bahan pembuatan hingga penggunaannya. Perbedaan antara togarashi dan furikake ini perlu kamu ketahui.

Baca Juga: 5 Resep Makanan Jepang untuk Menu Bekal Kantor, Oishi!

1. Komposisi bahan

Perbedaan Togarashi dan Furikake, Bumbu Tabur Makanan Jepangilustrasi togarashi (commons.wikimedia.org/june29)

Togarashi terbuat dari campuran bubuk cabai merah, parutan kulit jeruk, biji wijen hitam, biji wijen putih, jahe, dan garam. Campuran rempah-rempah ini mungkin akan sedikit berbeda dari satu daerah dengan daerah lain. Tak jarang ada juga yang memasukkan remahan rumput laut saat membuat togarashi.

Kalau furikake, terdiri dari rumput laut, wijen, garam, gula, dan katsuobushi, serutan ikan katsuobushi yang dikeringkan. Beberapa furikake juga sering kali diberi tambahan sayuran kering atau potongan ikan.

2. Tekstur dan warna

Perbedaan Togarashi dan Furikake, Bumbu Tabur Makanan Jepangilustrasi furikake (commons.wikimedia.org/Semiprecious stone)

Dari segi tekstur, togarashi serupa dengan cabai bubuk. Karena berbahan dasar cabai, togarashi identik dengan warna merah terang yang menggugah selera.

Berbeda halnya dengan furikake yang punya tekstur lebih kasar. Sebab, bahan penyusun furikake terdiri dari biji wijen dan potongan ikan kering yang relatif agak besar. Selain itu, keberadaan nori turut memengaruhi warna furikake menjadi hijau.

Baca Juga: Resep Furikake Gohan ala Anime Shokugeki no Soma

3. Cita rasa yang dihasilkan

Perbedaan Togarashi dan Furikake, Bumbu Tabur Makanan Jepangilustrasi furikake di atas nasi (commons.wikimedia.org/John Seb Barber)

Jenis rempah yang digunakan untuk membuat togarashi cenderung terasa kuat. Misalnya, cabai dan jahe yang terasa pedas dan hangat. Sedangkan tambahan parutan kulit jeruk bisa menghadirkan rasa yang agak asam.

Kalau furikake, bisa menghadirkan cita rasa yang dominan gurih dan umami karena ada rumput laut, biji wijen, dan katsuobushi di dalamnya. Bahkan, saat ini tersedia juga produk furikake yang menambahkan perasa wasabi, keju, atau seafood.

4. Penggunaan untuk taburan makanan khas Jepang yang berbeda

Perbedaan Togarashi dan Furikake, Bumbu Tabur Makanan Jepangilustrasi togarashi di atas daging (commons.wikimedia.org/Ceeseven)

Penambahan togarashi dan furikake pada makanan Jepang biasanya fleksibel, bisa disesuaikan seleramu. Namun biasanya, masyarakat Jepang akan menambahkan togarashi untuk menambah rasa pedas pada ramen, nasi, sup, semur, atau daging panggang.

Untuk furikake, bumbu ini paling sering dijadikan taburan di atas nasi putih hangat. Bisa juga dijadikan pelengkap untuk memperkaya rasa salad atau ramen.

Sama-sama berbentuk bumbu tabur, togarashi dan furikake memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Namun, untuk menyantapnya bisa disesuaikan, tergantung preferensi rasa atau jenis makanan yang dihidangkan. Tertarik untuk mencobanya?

Baca Juga: 5 Resep Masakan Indonesia dari Bumbu Dasar Kuning, Gurih Bikin Nagih!

Alfadhylla Rosalina Wibisono Photo Verified Writer Alfadhylla Rosalina Wibisono

Nothing

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

yummy-banner

Topik:

  • Naufal Al Rahman
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya