TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Pagpag, Makanan 'Daur Ulang' dari Filipina

Makanan fast food yang kamu buang itulah yang mereka makan

mealofthedaydoc.wordpress.com

Salah satu hal yang identik dengan bulan suci Ramadan ialah momen buka puasanya. Setelah merasa penat, lapar, dan haus, akhirnya kita bisa melepas dahaga dan menyantap hidangan yang lezat. Akan tetapi, sering sekali kita lapar mata dan berakhir membeli terlalu banyak makanan. Kalau begini jadinya, kadang banyak yang terbuang sia-sia karena perut sudah terlampau kenyang.

Seharusnya, kita bersikap lebih bijak dengan tidak membuang-buang makanan. Ini karena saudara kita di permukiman kumuh Filipina bahkan kesulitan mencari makan dikarenakan perekonomian mereka yang susah. Alhasil, untuk sekadar memuaskan rasa lapar, mereka terpaksa membuat atau membeli pagpag yang sebenarnya berasal dari sampah.

Untuk lebih jelasnya, baca terus artikel ini sampai habis untuk menemukan 5 fakta mengenai pagpag.

1. Pagpag itu bukanlah makanan, tapi sampah

mealofthedaydoc.wordpress.com

Secara harfiah, pagpag sendiri berarti debu yang kita sapu dari pakaian atau karpet. Akan tetapi, bagi kalangan masyarakat kurang mampu di Filipina, pagpag merujuk kepada daging ayam yang berasal dari sampah.

Kebanyakan pagpag diolah dari makanan sisa restoran fast-food. Jelasnya, makanan yang tidak habis kita makan, seperti hamburger atau fried chicken, yang kemudian dibuang dan terkontaminasi oleh kuman ataupun kencing tikus, itulah yang akhirnya dikonsumsi oleh masyarakat miskin di Filipina.

Baca Juga: 5 Olahan Makaroni ala Filipina, Cocok dengan Lidah Orang Indonesia!

2. Sebelum membuat pagpag, daging yang dikumpulkan harus dicuci bersih, baru kemudian dimasak 

Pagpag itu bukanlah sampah yang mentah-mentah langsung dimakan. Daging yang dikumpulkan harus dicuci dan direndam dalam air terlebih dahulu sebanyak 3 kali atau hingga akhirnya benar-benar bersih.

Kemudian, biasanya daging yang telah dicuci tadi bakal digoreng ataupun direbus dengan kuah merah supaya 'membunuh' kuman dan bakteri yang ada. Pagpag bisa dibilang sebuah representasi nyata dari pepatah "one man's trash is another man's treasure", yakni "sampah seseorang merupakan harta karun bagi orang lain"

3. Banyak yang menjual pagpag untuk sekadar menyambung hidup

streetfoodguy.com

Mulai dari anak-anak hingga dewasa, masyarakat kurang mampu di Filipina suka memakan pagpag. Alhasil, tidak sedikit masyarakat yang akhirnya terjun ke dunia pengolahan pagpag untuk meraup sejumlah uang. Dihargai sekitar Rp6.000,00 per porsinya, para penjajah pagpag mampu memperoleh uang berkisar Rp60.000,00 sampai Rp90.000,00 tiap harinya.

Akan tetapi, apabila penjualannya tidak laris, tidak jarang juga mereka tidak menorehkan sepeser duit pun.

4. Menjual pagpag sebenarnya ilegal

Menjajahkan pagpag sebenarnya sebuah tindakan ilegal. Salah satu alasannya adalah karena masalah kesehatan yang bisa timbul akibat konsumsi pagpag dalam jangka waktu panjang. Selain itu, melansir Asian Boss, tidak jarang juga ada oknum yang sengaja menyemprotkan cairan kimia ke sampah yang telah dikumpulkan untuk mencegah munculnya belatung.

Terlepas dari pelarangannya, beberapa penjual tetap akan menjajahkan pagpag karena, sejauh ini, mereka belum pernah menerima komplain, terkait masalah kesehatan, dari pelanggan.

Baca Juga: Resep Sinangag Khas Filipina, Nasi Goreng Topping Sosis dan Telur

Verified Writer

E N C E K U B I N A

Mau cari kerja yang bisa rebahan terus~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya