TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta di Balik Yusheng, Salad Segar Pembawa Hoki Khas Imlek

Simbol kemakmuran dan harapan selama setahun ke depan

IDN Times/Putriana Cahya

Masing-masing hari besar keagamaan biasanya punya makanan khas yang wajib disantap bertepatan dengan perayaannya. Termasuk ketika merayakan Tahun Baru Imlek yang bakal jatuh pada 5 Februari mendatang. 

Bicara soal kuliner khas Imlek, kita paling familiar dengan lontong cap gomeh yang kerap disantap 14 hari setelah Tahun Baru Imlek. Tapi, ternyata ada satu lagi makanan ikonik yang harus ada, yakni yusheng.

1. Bukan berasal dari China

IDN Times/Putriana Cahya

Yusheng atau yee sang merupakan makanan pembuka yang wajib ada saat merayakan Tahun Baru Imlek. Meski Imlek identik dengan etnis Tioghoa, tapi makanan satu ini populernya justru bukan di China. Tradisi menyantap yusheng justru tumbuh dan berkembang di Malaysia, Singapura, dan Indonesia. 

Awalnya, tradisi ini dibawa oleh nelayan pendatang dari Guangzhou yang menetap di Malaysia. Ia merayakan hari Renri atau hari ke tujuh Imlek dengan berpesta hasil tangkapan ikan. Kemudian, menu tersebut berkembang menjad yusheng yang kini dikenal sebagai salad sayuran dan ikan.

2. Setiap komponen makanan punya arti masing-masing

IDN Times/Putriana Cahya

Masakan khas masyarakat Tiochiu ini disebut juga salad lima warna, karena berupa salad ikan segar serta irisan sayur berwarna-warni. Umumnya terdiri dari wortel, lobak, kubis, jeruk, kulit wonton, dan sebagainya.

Sejak tahun 1964, yusheng disajikan secara modern dengan varian sayur dan ikan yang lebih beragam. Daging ikan yang dipakai biasanya irisan ikan tuna atau salmon.

Masing-masing komponen tersebut gak cuma indah saat disatukan, tapi ternyata mengandung makna dan doa di baliknya. Wortel melambangkan keberuntungan, ikan mentah melambangkan kelimpahan, kulit wonton goreng melambangkan emas. 

Baca Juga: 7 Resto Legendaris di Yogyakarta Ini Cocok untuk Rayakan Imlek

3. Melambangkan kemakmuran dan membawa keberuntungan

IDN Times/Putriana Cahya

Dalam aksara Tionghoa, ikan dan berkelebihan sama-sama dibaca sebagai yú. Aksara dan homofon berbunyi yusheng memiliki arti kelimpahan yang meningkat. Karena itu, makanan ini dipercaya sebagai simbol kemakmuran bagi orang yang memakannya.

4. Ada ritual khas yang harus dilakukan sebelum menyantap yusheng

IDN Times/Putriana Cahya

Ada ritual khusus saat memakan yusheng, yakni anggota keluarga berkumpul mengelilingi piring. Seluruh bahan-bahan tambahan serta saus haruslah terpisah, kemudian seluruh bahan dituang jadi satu dalam wadah. Semua orang mengaduknya secara bersama-sama sambil meneriakkan harapan serta doa baik di tahun baru.

Mereka biasanya mengaduk yusheng dengan mengangkatnya tinggi-tinggi. Mereka percaya semakin tinggi yusheng diangkat, makin tinggi pula kemakmuran dan kelimapahan yang akan datang dalam setahun ke depan.

5. Di Indonesia tradisi ini dilestarikan dan dikemas lebih modern

IDN Times/Putriana Cahya

Di Indonesia, hidangan satu ini cukup populer dihadirkan jelang Imlek, mulai dari rumah makan hingga restoran hotel bintang lima pun menyajikannya. Salah satunya bisa kamu temukan di Hotel JW Marriott Surabaya.

Untuk menyambut Tahun baru Imlek, mereka meluncurkan menu spesial berupa JW Marriott Fortune Salmon Fish dan JW Marriott Shredded Abalone dengan tambahan potongan abalone segar. 

Baca Juga: Sambut Keharmonisan Imlek, Vasa Hotel Surabaya Hadirkan Menu Spesial

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya