Ilustrasi topping pizza (unsplash.com/jkakaroto)
Jika fokus utama garnish pada estetika dan visual makanan, maka topping memiliki peran penting dalam meningkatkan cita rasa hidangan secara keseluruhan, termasuk tekstur dan aromanya.
Topping terdiri dari beberapa bahan tambahan yang ditempatkan di atas hidangan. Hidangan yang diberi topping pun akan terlihat menarik.
Topping biasanya dipilih berdasarkan kesesuaian bahan dan tekstur dengan rasa hidangan utama. Di bawah ini ada beberapa jenis bahan yang sering digunakan untuk topping makanan, di antaranya:
- Keju parut.
Keju ini sering digunakan untuk topping pizza dan pasta untuk menambah cita rasa gurih. Teksturnya pun jadi lebih creamy. - Whipped cream atau krim kocok.
Krim kocok biasanya ditambahkan di atas hidangan pencuci mulut, seperti kue, es krim, atau bahkan cokelat panas. - Cokelat.
Cokelat batangan biasanya diparut atau dipotong sangat kecil, kemudian ditaburkan di atas kue atau es krim untuk memberikan rasa manis dan sentuhan tekstur renyah. - Saus karamel atau saus cokelat.
Kedua bahan ini biasanya digunakan pada panekuk, waffle, atau es krim untuk menambah rasa manis. - Biji-bijian atau kacang-kacangan kering.
Terdiri dari almond, raisin, kismis, kacang tanah, dan sebagainya. Bahan ini biasanya digunakan di atas oatmeal untuk memberikan sentuha gurih, manis, dan renyah.
Sekarang kamu sudah tahu perbedaan antara garnish dan topping. Garnish lebih fokus pada penampilan visual dan estetika hidangan, sementara topping bertujuan untuk menambah cita rasa, aroma, dan tekstur makanan. Semoga gak bingung lagi, ya!