Behind the Scene William Wongso Masak Rendang Bareng Gordon Ramsay

Program televisi yang dipandu Gordon Ramsay ini telah memasuki musim kedua. Terpilihnya Indonesia sebagai salah satu lokasi syuting diawali oleh pihak National Geographic New Zealand yang menghubungi William Wongso pada September 2019.

William menceritakan saat itu National Geographic meminta saran daerah mana yang bisa dikunjungi, beserta makanan apa yang bisa diangkat untuk dimasak bareng dengan Ramsay. Tentu saja yang memenuhi kearifan lokal yang sangat khas Indonesia. 

William pun mengusulkan satu lokasi yang menurut dia sesuai, yakni Sumatra Barat dengan rendang sebagai andalannya. Tak perlu menunggu waktu terlalu lama, dalam kurun waktu dua minggu pihak National Geographic sudah menyetujui usulannya.

"Indonesia ini terdiri dari 17 ribu pulau dan bingung harus berhenti di mana. Akhirnya saya usulkan satu tempat berdasarkan budaya Minang, kuliner, dan kegiatan tradisionalnya," kata William.

Survei lokasi juga sempat dilakukan tim National Geographic dan William Wongso. Hal itu dilakukan pada pekan ketiga Oktober 2019. Sebanyak delapan orang dikerahkan untuk survei yang dipimpin Executive Producer National Geographic, John Kroll. Survei tersebut juga melibatkan Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno.

Proses penentuan tanggal dan waktu syuting Gordon Ramsay: Uncharted di Sumatra Barat cukup mudah. Setelah bertemu dan berdiskusi dengan Gubernur Sumatra Barat, National Geographic langsung menyiapkan tim untuk mendampingi Ramsay.

"Saya ada tim untuk mendampingi secara lokal, kami berenam. Tanggal 27 Oktober itu mereka sudah memilih tanggal untul syuting acara tersebut," ujar William.

Syuting episode di Sumatra Barat dilakukan selama empat hari, selama 19-22 Januari 2020. Kata William, National Geographic sudah tiba di Indonesia sejak 6 Januari dan terbang ke Sumatra Barat pada 13 Januari. Seluruh proses syuting pun dibiayai National Geographic. 

Pemilihan rendang sebagai makanan yang dimasak bukan tanpa alasan kuat. William mengaku hanya mengusulkan rendang kepada tim National Geographic.

Saat ditanya alasan memilih rendang, kata dia, olahan daging tersebut sudah populer hingga mancanegara. Bahkan, sempat dinobatkan sebagai daftar makanan terenak di dunia.

"Rendang sudah dua kali masuk di CNN, tapi selama ini gak ada yang kita lakukan, ya kan? Dari situ saya pengin menebarkan rasa kebanggaan," kata chef kelahiran Malang, Jawa Timur, itu. 

Lebih jauh William menjelaskan, bersamaan dengan rendang masuk dalam kategori makanan terenak di dunia, laksa dari Malaysia pun terpilih. Saat itu, Malaysia sempat mengiklankan laksa di berbagai media internasional, termasuk di Indonesia sendiri. 

"Kita hanya bangga aja rendang masuk CNN, terus apa?" ujarnya. Kata dia, rasa bangga saja tidak cukup. Harus ada action lanjutan untuk terus mengenalkan rendang di level internasional, termasuk makanan-makanan Indonesia lainnya. 

Meski rendang yang akhirnya dipilih, bukan berarti tak ada makanan khas Indonesia lainnya yang tak layak dibawa ke kancah internasional. Menurut William, masih banyak kuliner Indonesia yang bisa ditelusuri.

"Banyak banget, Aceh dengan rempahnya yang melimpah. Kekayaan ikan-ikan di Kalimantan juga bisa. Kita telurusi saja satu per satu dengan detail dari Aceh sampai Papua. Indonesia ini terkenal dengan bahan-bahan kearifan lokalnya yang sangat kaya," tutur pria 73 tahun tersebut.

William dan Ramsay memasak rendang bersama-sama di pinggiran sungai, tetapi dengan menggunakan teknik yang berbeda. William menggunakan cara yang tradisional, yakni memasak daging sapi dalam kuah rendang selama lebih dari delapan jam.

Meski demikian, durasi memasak rendang tergantung dari bagian daging sapi yang dipilih. "Gak harus semalaman, ada yang harus dibiarkan selama tiga hari. Kalau di Minang, seringnya dimasak selama sembilan jam. Kalau daging di supermarket bisa cuma empat jam," katanya.

Sedangkan, Ramsay membuat rendang dengan teknik yang berbeda. Koki yang menjadi juri di Master Chef USA itu menggunakan daging bagian lulur dalam atau tenderloin. Ia membakarnya sampai terkaramelisasi, lalu dicampur dengan bumbu rendang yang sudah dimasak di hari sebelumnya.

Menurut William, kedua cara tersebut sama-sama bisa dipraktikkan. Hanya saja, teknik memasak rendang dengan cara tradisional memang jauh lebih lama, karena dimasak bersama bumbu. 

"Harus punya passion and patient. Mau lama tapi gak punya passion, sama saja. Kalau buru-buru, gak bakal maksimal rasanya," tutur chef yang dijuluki sebagai Master of Rendang tersebut.

Bagi orang Indonesia, membuat rendang bukan hal yang mudah, perlu kesabaran dan detail yang tinggi. Berbagai bahan dan rempah yang digunakan pun amat melimpah. Hal ini membuat Ramsay terheran-heran saat akan memasak rendang bersama William.

"Begitu melihat bahan mentahnya yang sekian banyak, Ramsay terbelalak dan kaget. Tapi, dia lebih kaget lagi saat rendang ini sudah berhasil dimasak," kata William. "Rasanya kok bisa menyatu dengan harmonis, katanya."

Menurut William, Itu yang sering membuat banyak orang yang menggilai daging rendang. Gak heran kalau akhirnya dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia.

Bukan penilaian subyektif lidahnya sendiri, daging rendang buatan Ramsay pun disajikan kepada Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno. Rendang buatan Ramsay mendapatkan pujian dari sang Gubernur, "Lamak bana (enak banget)."

William menuturkan metode masak apa pun yang dipakai, bahan apa pun yang dimasak untuk rendang, semua memiliki kekhasan dan keunikannya masing-masing. Yang penting, kata dia, pakem dasarnya tak boleh ditinggalkan. 

Nah, itulah cerita seru di balik program televisi Gordon Ramsay: Uncharted, yang dilakukan di Sumatra Barat. Episode khusus di Indonesia dengan judul Sumatra's Stunning Highlands ini bisa ditonton di National Geographic sejak 29 Juni lalu.

Semoga kuliner khas Indonesia lainnya bisa makin dikenal warga dunia, ya. Menurut kamu, setelah rendang, makanan apa lagi yang layak diangkat ke level mancanegara? Tulis di kolom komentar ya!

Download aplikasi resep Yummy App untuk mendapatkan beragam referensi resep masakan sesuai dengan selera kamu, lengkap dengan cara memasaknya hanya di Google Play Store dan App Store.