Lamongan, IDN Times - Kabupaten Lamongan tak hanya memiliki kuliner soto yang sudah tersohor ke berbagai penjuru nusantara. Lamongan juga mempunyai kue legit dan manis bernama Wingko Babat. Kue berbahan dasar tepung ketan dicampur dengan parutan kelapa dan mempunyai cita rasa manis ini ternyata sudah dibuat sejak 1898 silam.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Cocok Buat Oleh-oleh, Wingko Babat Sudah Ada Sejak 1898

Toko oleh-oleh Wingko Babat. IDN Times/Imron
1. Bahan dan proses pembuatan masih tetap sama
Olivia generasi ke-5 penerus wingko Babat. IDN Times/Imron
Meski sudah lama ada, cita rasa jajanan ini tak lekang oleh zaman. Rasa dan aroma Wingko Babat tak pernah berubah. Sebab, pembuatannya masih menggunakan bahan-bahan alami dan prosesnya masih sama.
Bahkan, saat ini 10 pekerja yang membantu di rumah produksi di Babat merupakan anak-anak dari orangtua yang dahulunya bekerja di tempat yang sama.
2. Cocok dijadikan oleh-oleh
Olivia generasi ke 5 penerus wingko Babat. IDN Times/Imron
Maka tak heran banyak pencinta kuliner datang jauh-jauh, mampir ke Babat untuk membeli wingko. Wingko Babat memang pas untuk dijadikan oleh-oleh.
"Saya tidak tahu apakah resep wingko Babat ini sudah ada di Tiongkok atau baru saja ditemukan pada saat Loe Lan Ing bermukim di Babat," kata Olivia generasi ke-5 penerus Wingko Babat, Minggu (15/11/2020).
3. Wingko Babat pertama kali dibuat warga keturunan Tionghoa
Olivia generasi ke 5 penerus wingko Babat. IDN Times/Imron
Wingko Babat sendiri pertama kali dibuat oleh warga keturunan Tionghoa bernama Loe Lan Ing, yang saat itu bermukim di Kecamatan Babat, Lamongan. Loe Lan Ing membuat Wingko Babat untuk dijual ke pasar. Ternyata sejak saat itu masyarakat lokal Babat menyukai panganan tersebut.
Hingga akhirnya Wingko Babat menjadi laris di pasaran. Hasil dari berjualan wingko sendiri digunakan Loe Lan Ing untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
4. Masyarakat Babat sudah banyak yang bisa membuat wingko
Toko oleh-oleh Wingko Babat. IDN Times/Imron
Lantaran wingko Babat laris saat dijual, Loe Lan Ing pun memproduksi banyak wingko dengan memperkerjakan penduduk sekitar. Kini masyarakat setempat sudah banyak yang bisa memproduksi wingko Babat sendiri dan dijual oleh pedagang asongan serta kios-kios.
"Mungkin banyak warga yang keluar masuk melihat tempat produksi kami, sehingga mereka mengerti tentang cara pembuatan wingko babat," tukasnya.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editorial Team
EditorDida Tenola
Follow Us