Adanya Penyiksaan Binatang di Balik Kenikmatan Kopi Luwak yang Mahal

Beberapa Luwak dalam kandang mengalami depresi

Popularitas Kopi Luwak asal Indonesia memang telah tersohor ke mancanegara. Majalah Forbes, pernah memberikan julukan kepada Kopi Luwak sebagai minuman termahal di dunia. Harga Kopi Luwak dengan kualitas premium nilainya memang sangat tinggi, bisa mencapai 35-200 dolar AS per cangkirnya. Sementara untuk satu kilo kopi harganya berkisar 200-1200 dolar AS.

Namun ironisnya, hasil investigasi jurnalistik yang dilakukan oleh The Guardian menunjukan bahwa terdapat proses yang menyedihkan di balik kenikmatan cita rasa minuman terhmahal di dunia ini. Kabarnya terdapat proses yang menyedihkan terhadap hewan yang merupakan hasil persilangan antara kucing hutan dan musang ini.

1. Luwak aslinya merupakan binatang liar yang hidup di alam bebas

Adanya Penyiksaan Binatang di Balik Kenikmatan Kopi Luwak yang Mahalhindustantimes.com

Luwak sejatinya merupakan hewan liar yang hidup di alam bebas. Di Indonesia, hewan nokturnal ini banyak ditemui di hutan Sumatera Utara, Aceh,  Padang, Lampung dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Namun kebutuhan industri kopi Luwak banyak penangkapan terhadap Luwak untuk kemudian di kerangkeng dalam kandang.

2. Di alam bebas Luwak hanya memakan kopi dengan kualitas terbaik

Adanya Penyiksaan Binatang di Balik Kenikmatan Kopi Luwak yang Mahalnbcnews.com

Biji-bijian juga buah-buahan segar menjadi makanan favorit musang Luwak. Di alam bebas, Luwak sangat selektif untuk memilih kopi terbaik yang sesuai dengan keinginannya, dan kopi hanya sebagai salah satu variasi makanan. Tapi ketika dikerangkeng dalam kandang, Luwak dipaksa untuk memakan jenis kopi tertentu.

3. Permintaan pasar yang tinggi menjadikan Luwak layaknya sebuah mesin penggiling kopi

Adanya Penyiksaan Binatang di Balik Kenikmatan Kopi Luwak yang Mahalthemanual.com

Ketika pemerintah kolonialisme Belanda memperkenal kopi pada bangsa Indonesia, para petani kopi sadar jika Luwak ternyata tidak bisa mencerna kopi yang mereka makan. Petani kemudian mengumpulkan kotoran Luwak itu, menjemurnya di bawah sinar matahari dan mengolahnya. Ternyata kualitas rasanya sangat berbeda dan nikmat.

Kini, proses alami telah berganti. Luwak seakan-akan hanya seperti mesin yang dipaksa untuk berproduksi kopi yang punya nilai jual tinggi ini. Temuan dari aktivis People For The Etchical of Animals, mengungkap penangkapan Luwak dalam kandang banyak menyebabkan terjadi depresi terhadap Luwak. 

4. Hasil temuan menyaksikan beberapa Luwak dalam kerangkeng mengalami kegilaan, menggigiti kaki mereka hingga terluka bahkan tewas

Adanya Penyiksaan Binatang di Balik Kenikmatan Kopi Luwak yang Mahalbbc.com

National Geographic juga pernah melakukan investigasi terhadap Luwak yang dikandangi. Kesimpulannya cukup memilukan, ditemukan banyak Luwak yang mengalami depresi karena terkungkung dalam kandang. Bahkan ada beberapa Luwak yang menggiti sendiri kaki mereka hingga terluka. Parahnya didapati temuan karena gangguan kejiwaan Luwak menggiti sendiri tubuhnya hingga tewas. Sungguh keadaan yang sangat ironis.

Beberapa temuan ini barangkali membuat kita tersadar untuk mempertimbangkan kembali, bahwa memang boleh kita memperoleh keuntungan ekonomi dari kekayaan yang tersedia di alam termasuk binatang, namun kita juga harus tetap berupaya berlaku adil terhadap sesama makluk hidup.

Eka Supriyadi Photo Verified Writer Eka Supriyadi

Calon teman baik kamu :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

yummy-banner

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya