Istilah Babi dalam Makanan Jepang, Perhatikan Sebelum Memesan!
Di Indonesia, makanan mengandung babi tak lebih banyak dibanding makanan halal alias yang tak mengandung babi, lantaran mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Lain halnya dengan Jepang yang sebagian besar kulinernya mengandung babi. Entah itu menggunakan daging, lemak, kaldu, atau gelatin dari babi.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui istilah babi dalam bahan makanan Jepang. Terutama bagi umat Islam yang akan liburan sekaligus kulineran di Negeri Sakura ini.
Berikut IDN Times bagikan beberapa istilah babi dalam makanan Jepang yang bisa jadi acuan saat memesan di restoran. Perhatikan baik-baik, ya!
Biasanya ditulis dengan huruf Jepang
Pada umumnya, keterangan mengandung babi ditulis dalam huruf Jepang, termasuk huruf kanji, hiragana, dan katakana. Berikut di antaranya:
- 豚 : Buta : Babi
- 豚肉 : Buta Niku: Daging babi
- ポーク : Pooku : Daging Babi
- 動物性脂肪 : Dobutsu Sei-shibou : Lemak Hewani
- ラード : Raado : Lemak Babi Olahan
- 動物エキス : Dobutsu Ekisu : Perasa Hewan
- ゼラチン : Zerachin : Gelatin
- 乳化剤 : Nyuukazai : Emulsifier
- 酵母 : Kobo : Ragi
Perlu diketahui bahwa produk makanan Jepang yang halal akan mencantumkan tanda halal yang dikeluarkan empat badan sertifikasi halal Jepang. Di antaranya Japan Islamic Trust, Japan Halal Standard dari Malaysia Halal Corporation, Japan Halal Foundation, dan Nippon Asia Halal Association (NAHA).
Selain logo halal, restoran Jepang yang tidak mengandung babi biasanya akan menuliskan keterangan "No Pork No Lard" atau "No Meat No Alcohol" yang dikeluarkan Halal Japan Association.
Jika perlu, kamu juga bisa menanyakan kepada pihak restoran apakah makanan di sana halal atau tidak sebelum masuk dan memesan menu yang tersedia. Jadi, gak bakal was-was lagi, deh!
