Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Perbedaan Gochujang dan Gochugaru untuk Masakan Korea, Sudah Tahu?

Gochujang dan gochujagur (maangchi.com)
Gochujang dan gochujagur (maangchi.com)

Penggemar makanan Korea pasti sudah tidak asing lagi dengan gochujang dan gochugaru. Dua bahan tersebut menjadi bumbu dasar untuk berbagai masakan Korea, terutama yang memiliki cita rasa pedas. 

Meski sama-sama menghasilkan rasa pedas dan berwarna merah, gochujang dan gochugaru memiliki beberapa perbedaan yang sangat mencolok, lho.

Apa saja itu? Simak ulasan tentang perbedaan gochujang dan gochugaru di bawah ini, ya!

1. Tekstur

Perbedaan tekstur gochugaru dan gochujang (lacademie.com)
Perbedaan tekstur gochugaru dan gochujang (lacademie.com)

Perbedaan paling mencolok dari gochujang dan gochugaru adalah tampilan fisik atau teksturnya. Tekstur gochujang mirip pasta yang sangat kental, bahkan cenderung seperti krim.

Sedangkan, gochugaru berbentuk butiran atau bubuk cabai kering. Namun, ada juga yang dalam bentuk bubuk halus.

2. Rasa

Ilustrasi rasa gochujang (youtube.com/ASMRPhan)
Ilustrasi rasa gochujang (youtube.com/ASMRPhan)

Meski sama-sama memberikan rasa pedas pada masakan, gochujang dan gochugaru sebenarnya memiliki rasa pedas yang berbeda.

Dibuat tanpa tambahan bahan apa pun, gochugaru rasanya pedas khas cabai yang digunakan sebagai bahan baku pembuatannya. Sedangkan, gochujang rasa pedasnya bercampur dengan manis dan gurih, karena memang telah diberi beberapa bahan tambahan.

3. Proses pembuatan

Ilustrasi proses pembuatan gochujang (asianfoodnetwork.com)
Ilustrasi proses pembuatan gochujang (asianfoodnetwork.com)

Gochugaru terbuat dari cabai merah yang dikeringkan selama beberapa hari sampai benar-benar kering. Cabai kering tersebut kemudian dihaluskan dengan blender atau mesin penghalus lainnya. Sedangkan, gochujang lebih kompleks.

Bahan utama pembuatan gochujang adalah gochugaru itu sendiri yang dicampur dengan tepung beras, bubuk barli malt (yeotgireum), sirup jagung atau sirup beras, bubuk kedelai yang difermentasi (mejugaru), dan garam. Bahan-bahan tersebut diolah hingga berbentuk pasta, kemudian difermentasi agar awet selama beberapa bulan.

4. Pengemasan

Ilustrasi onggi dari tembikar untuk penyimpanan gochujang dan gochugaru (lacademie.com)
Ilustrasi onggi dari tembikar untuk penyimpanan gochujang dan gochugaru (lacademie.com)

Karena bentuknya pasta, gochujang biasanya dikemas di dalam wadah berbentuk kotak dan kedap udara. Selain tidak mudah tumpah, pengemasan seperti ini bertujuan agar gochujang lebih awet. Saat sudah dibuka sebaiknya gochujang disimpan di dalam lemari pendingin.

Sedangkan, gochugaru cukup dibungkus dengan kemasan plastik kedap udara. Setelah dibuka, gochugaru bisa disimpan dalam lemari pendingin atau tempat kering dalam keadaan tertutup rapat.

Tak sedikit orang Korea yang masih menyimpan gochujang dan gochugaru di dalam onggi atau tembikar tanah liat khusus dan diletakkan di luar ruangan. Wadah tersebut bisa mengawetkan kedua bahan tersebut dalam waktu lama.

5. Penggunaan dalam masakan Korea

Ilustrasi kimchi bibim guksu (unsplash.com/beancurd)
Ilustrasi kimchi bibim guksu (unsplash.com/beancurd)

Gochujang dan gochugaru memang sering digunakan untuk campuran masakan Korea. Namun, jenis masakannya berbeda-beda karena disesuaikan dengan tekstur kedua bahan tersebut.

Gochujang sering digunakan sebagai campuran tteokbokki, bibim-guksu, bibimbap, kimchi-jjim, dakbokkeumtang, kimchi-jjigae, kimchi-bokkeumbap, kimchi-sujebi, kimchi-guk, dan sebagainya.

Sedangkan, gochugaru biasanya digunakan untuk bulgogi, muneo-jorim, yeonggye-baeksuk, kimchimari-guksu, dongchimi-guksu, dakbokkeumtang, eomuk-guk, eomuk-guksu, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Gochujang dan gochugaru bisa dicampur bersamaan untuk membuat beragam jenis kimchi. 

Nah, sekarang kamu sudah tahu perbedaan gochujang dan gochugaru serta penggunaannya dalam masakan. Jangan salah lagi, ya! Kamu mau masak apa dari kedua bahan tersebut?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fasrinisyah Suryaningtyas
Dewi Suci Rahayu
Fasrinisyah Suryaningtyas
EditorFasrinisyah Suryaningtyas
Follow Us