5 Cara Fermentasi Adonan Pukis agar Berserat Halus dan Lembut

Siapa, sih, yang bisa menolak pukis yang berserat lembut dan mengembang cantik? Teksturnya yang empuk dan aromanya yang wangi bikin siapa pun tergoda untuk mencicipinya. Tapi, kalau adonannya salah dalam proses fermentasi, hasilnya bisa bantat dan kurang sedap.
Nah, fermentasi ternyata punya peran besar dalam menentukan serat dan kelembutan pukis. Bukan cuma soal waktu tunggu, tapi juga teknik dan bahan yang kamu pakai. Yuk, simak lima cara fermentasi adonan pukis agar hasilnya empuk maksimal dan berserat sempurna.
1. Gunakan ragi aktif yang masih segar

Langkah pertama yang penting adalah memastikan ragi yang digunakan masih aktif dan segar. Ragi yang sudah kedaluwarsa atau terlalu lama terbuka bisa membuat adonan gagal mengembang. Hasilnya, pukis jadi padat dan tidak berserat.
Cek ragi dengan cara melarutkannya dalam air hangat dan sedikit gula, lalu diamkan beberapa menit. Jika berbuih, tandanya ragi masih aktif dan siap digunakan. Fermentasi pun akan berjalan lancar dan menghasilkan tekstur pukis yang ideal.
2. Tambahkan gula secukupnya untuk mendorong proses fermentasi

Gula bukan hanya untuk memberi rasa manis, tapi juga jadi “makanan” bagi ragi agar aktif bekerja. Tanpa cukup gula, proses fermentasi bisa berjalan lambat bahkan gagal. Tapi, jika terlalu banyak, adonan justru bisa berat dan tidak mengembang sempurna.
Gunakan takaran gula sesuai resep, biasanya sekitar 100 gram untuk 250 gram tepung. Selain membantu fermentasi, gula juga berkontribusi pada warna dan aroma khas pukis. Hasil akhirnya pukis akan berserat halus dan tetap empuk.
3. Diamkan adonan di tempat hangat dan tidak berangin

Suhu ruang sangat mempengaruhi keberhasilan fermentasi adonan pukis. Suhu ideal berada di kisaran 28°–32°C agar ragi bekerja maksimal. Jika terlalu dingin atau terkena angin, fermentasi bisa terhambat.
Kamu bisa meletakkan adonan di dalam oven yang mati atau microwave untuk menciptakan lingkungan hangat. Tutup adonan dengan kain bersih agar tidak kering di permukaan. Dengan kondisi yang pas, serat pukis pun akan terbentuk dengan baik.
4. Beri waktu fermentasi yang cukup, jangan terburu-buru

Salah satu kesalahan umum adalah memangkas waktu fermentasi karena ingin cepat memanggang. Padahal, adonan butuh waktu sekitar 45–60 menit agar mengembang dua kali lipat. Jika kurang dari itu, serat pukis tidak akan muncul dengan sempurna.
Gunakan jam atau alarm agar kamu tidak salah takar waktu. Perhatikan juga tekstur adonan yang sudah tampak berbuih dan ringan sebagai tanda fermentasi berhasil. Kesabaran dalam proses ini akan terbayar dengan hasil yang memuaskan.
5. Aduk kembali adonan dengan lembut setelah fermentasi

Setelah fermentasi selesai, jangan langsung tuang ke cetakan. Aduk adonan perlahan dengan spatula untuk meratakan gelembung dan tekstur. Cara ini akan membantu serat menyebar merata tanpa menghancurkan struktur yang sudah terbentuk.
Hindari mengocok terlalu keras karena bisa membuat adonan kempis dan serat jadi kasar. Gerakan mengaduk yang tepat justru memperkuat hasil fermentasi yang sudah berjalan. Siap-siap sajikan pukis dengan serat cantik dan lembut di setiap gigitannya.
Siap bikin pukis yang empuknya bikin susah move on? Pastikan teknik fermentasimu sudah tepat biar hasilnya maksimal dan layak jadi camilan favorit keluarga.