Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi adonan yang hendak di-proofing (pexels.com/Felicity Tai)

Khusus proses pembuatan makanan mengandung pengembang, proofing menjadi tahapan penting yang dilakukan untuk mengistirahatkan adonan agar bisa terfermentasi sempurna. Biasanya kamu akan menjumpai teknik ini dalam pembuatan roti, donat, dan lain-lain.

Meski terdengar sederhana, tetapi proofing memiliki risiko adonan gagal mengembang jika tidak dilakukan dengan baik. Yuk, identifikasi lima kesalahan saat proofing yang bikin adonan kamu gagal mengembang dengan sempurna di sini.

1. Cara menguleni yang salah

ilustrasi menguleni adonan (pexels.com/Klaus Nielsen)

Pastikan bahwa adonan yang kamu buat sudah diuleni dengan baik dan benar, baik itu memakai mesin atau tangan. Semakin tercampur adonan, maka hidangan akan lebih baik dari segi rasa, tekstur, maupun penampilan.

Jika tidak diuleni secara merata dan maksimal, maka rentan menurunkan kualitas adonan saat diistirahatkan atau dipanggang. Proofing menjadi tidak sempurna dan akan menghasilkan tekstur yang bercampur, bahkan sebagian bisa menjadi bantat atau keras.

2. Suhu terlalu dingin

ilustrasi es batu (pixabay.com/Hans)

Sudah menjadi rahasia umum bahwa proses proofing harus dilakukan di tempat hangat. Hal ini kerap diabaikan sehingga membuat proses proofing berjalan lambat bahkan gagal mengembang sama sekali.

Tahap proofing harus dilakukan di tempat yang tepat. Jika tidak ada ruang hangat, kamu bisa meletakkan mangkuk air panas di dalam oven dan letakkan adonan di rak tengah atau atas dalam kondisi oven tertutup. Dengan begitu, adonan bisa di-proofing secara maksimal meskipun tidak ada tempat hangat di rumah atau cuaca sedang dingin sekali.

3. Underproofing

ilustrasi jam (pexels.com/Stas Knop)

Perlu diketahui bahwa tahapan proofing suatu adonan bisa berbeda satu sama lain, seperti saat membuat donat atau roti lainnya. Waktu ini harus dicatat dengan baik sehingga kamu akan mendapatkan adonan yang mengembang sempurna.

Sering kali orang terburu-buru memanggang adonan yang belum mengembang sempurna. Padahal underproofing bisa menyebabkan tekstur dan rasa makanan kurang enak. Penampilannya pun tidak sebagus adonan yang di-proofing dalam waktu yang sesuai.

4. Lupa mengoles mangkuk dengan bahan anti-lengket

ilustrasi sebuah mangkuk (pixabay.com/Petra)

Proses proofing umumnya dilakukan dengan meletakkan adonan ke dalam mangkuk. Tetapi ada kesalahan yang kerap diabaikan oleh orang-orang padahal memiliki pengaruh cukup signifikan terhadap adonan yang diistirahatkan yakni tidak mengolesi mangkuk memakai bahan anti-lengket. Bahan ini sangat bermanfaat membuat adonan terfermentasi sempurna dan tidak lengket saat hendak di-handle kembali.

Penyertaan minyak, mentega, dan bahan anti lengket lainnya sangat disarankan untuk menghasilkan adonan yang bagus sebelum diolah lagi.

5. Bagian atas mangkuk tidak ditutup

ilustrasi proses proofing (pixabay.com/jacqueline macou)

Ingat untuk selalu menutup adonan menggunakan kain bersih atau plastik wrap selama proofing berlangsung. Meski sepele, namun jika kamu tidak menutup adonan maka bisa mengganggu proses proofing bahkan membuat adonan gagal mengembang.

Tahapan proofing ini memerlukan kelembapan yang pas secara menyeluruh. Dengan meninggalkan adonan secara terbuka, maka bagian atas adonan rentan menjadi kering dan membuatnya lebih lambat mengembang dari yang seharusnya.

Proofing adalah tahapan penting dalam membantu fermentasi adonan agar mengembang sempurna. Jika kamu masih melakukan lima kesalahan di atas, sebaiknya segera perbaiki supaya makanan yang dibuat memiliki hasil maksimal saat disajikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team