Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kesalahan Masak Cumi yang Bikin Teksturnya Jadi Alot, Hindari!

ilustrasi cumi goreng (pexels.com/ธันยกร ไกรสร)
ilustrasi cumi goreng (pexels.com/ธันยกร ไกรสร)
Intinya sih...
  • Memasak cumi terlalu lama di suhu sedang membuat teksturnya keras dan alot seperti karet.
  • Tidak membersihkan selaput luar dan isi perut cumi dapat mengganggu cita rasa dan tekstur saat dimasak.
  • Memasukkan cumi saat minyak atau kuah belum panas dapat membuat daging cumi menjadi alot.

Cumi adalah salah satu jenis seafood yang digemari banyak orang karena rasanya gurih dan teksturnya yang kenyal. Tapi sayangnya, mengolah cumi tidak semudah kelihatannya. Salah langkah sedikit saja bisa membuat daging cumi jadi keras dan alot seperti karet, bahkan bisa menghilangkan cita rasa aslinya. Padahal, dengan teknik yang tepat, cumi bisa jadi hidangan istimewa yang lezat dan empuk.

Kalau selama ini kamu merasa hasil masakan cumimu masih kurang memuaskan, mungkin tanpa sadar kamu melakukan kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari. Nah, berikut ini enam kesalahan umum saat memasak cumi yang wajib kamu waspadai. Pelajari baik-baik agar masakanmu makin nikmat dan tidak mengecewakan!

1. Memasak terlalu lama di suhu sedang

ilustrasi cumi goreng tepung (pixabay.com/axelslash7)

Cumi termasuk bahan makanan laut yang sangat sensitif terhadap panas. Kalau kamu memasaknya terlalu lama di suhu sedang—misalnya menumis atau menggoreng lebih dari 3–4 menit—tekstur dagingnya akan berubah menjadi keras dan alot, menyerupai karet. Kondisi ini sering terjadi saat memasak tidak menggunakan teknik suhu yang tepat, dan hasil akhirnya tentu jauh dari harapan.

Idealnya, cumi dimasak dengan dua pendekatan: sangat cepat di suhu tinggi (sekitar 1–3 menit) seperti saat ditumis atau digoreng kilat, atau sangat lama di suhu rendah (lebih dari 30–40 menit), seperti saat membuat sup atau semur. Metode ini memungkinkan kolagen dalam tubuh cumi terurai dengan sempurna sehingga teksturnya tetap lembut dan tidak alot.

2. Tidak membersihkan selaput luar dan isi perut

ilustrasi cumi (pixabay.com/DanielaElenaTentis)

Banyak orang melewatkan proses membersihkan kulit luar cumi, terutama bagian selaput ungu yang melekat pada tubuhnya. Padahal, selaput ini bisa menambah rasa amis jika tidak dibersihkan. Begitu juga dengan isi perut cumi—termasuk tinta dan tulang transparan—yang harus dikeluarkan agar tidak mengganggu cita rasa dan tekstur saat dimasak.

Kalau bagian-bagian ini masih tertinggal, hasil akhirnya bisa membuat cumi terasa keras di luar namun belum matang di dalam. Proses pemasakan pun jadi tidak merata, apalagi jika kamu memasak dalam waktu singkat. Jadi, jangan malas untuk membersihkan cumi secara menyeluruh sebelum mulai memasaknya.

3. Memasukkan cumi saat minyak atau kuah belum panas

ilustrasi memasak cumi (pixabay.com/hidepose)

Langkah ini mungkin terlihat sepele, tapi sangat menentukan hasil akhir masakanmu. Saat kamu memasukkan cumi ke dalam minyak yang belum panas atau kuah yang belum mendidih, cumi akan mengalami proses pemasakan yang lambat di suhu sedang. Ini adalah zona berbahaya karena dapat membuat daging cumi menjadi alot.

Cumi sebaiknya langsung terkena panas tinggi agar bagian luar cepat matang tanpa membuat teksturnya mengeras. Pastikan minyak benar-benar panas atau kuah benar-benar mendidih sebelum memasukkan cumi ke dalamnya. Dengan begitu, tekstur cumi akan tetap empuk dan rasa aslinya tetap terjaga.

4. Memotong cumi terlalu tebal

ilustrasi hidangan dari cumi (pexels.com/Marvin Sacdalan)

Memotong cumi terlalu tebal, terutama pada bagian badan, bisa membuatnya sulit matang secara merata. Jika kamu memaksakan memasaknya dalam waktu singkat, bagian dalam bisa masih mentah. Tapi kalau dimasak lebih lama, teksturnya justru berubah menjadi alot dan kehilangan kelembutan alami.

Sebaiknya, potong cumi dengan ketebalan yang merata dan tidak terlalu besar. Potongan tipis akan memudahkan panas menembus daging cumi dengan cepat, sehingga matang merata tanpa harus dimasak terlalu lama. Ini juga akan memberikan hasil masakan yang lebih lembut dan nikmat saat disantap.

5. Mengasinkan cumi terlalu awal

ilustrasi cumi (pixabay.com/TWNN)

Membumbui cumi dengan garam terlalu jauh sebelum dimasak bisa menjadi kesalahan besar. Garam memiliki sifat menarik kelembaban, dan jika dibiarkan terlalu lama, akan membuat daging cumi kehilangan air alaminya. Akibatnya, saat dimasak, cumi menjadi kering, keras, dan tidak juicy lagi.

Cara terbaik adalah memberi garam sesaat sebelum atau saat proses memasak sedang berlangsung. Dengan begitu, cumi tetap mempertahankan kelembaban alaminya, dan teksturnya tetap lembut dan kenyal. Trik kecil ini bisa membuat perbedaan besar dalam hasil akhir masakanmu.

6. Menggunakan metode masak yang kurang tepat

ilustrasi cumi goreng tepung (pexels.com/Ahmet ÇÖTÜR)

Tidak semua metode masak cocok untuk cumi. Misalnya, menggoreng cumi dalam adonan tepung tebal dengan suhu minyak yang kurang panas bisa menyebabkan cumi terkena panas terlalu lama. Akibatnya, teksturnya jadi keras dan rasanya tidak lagi gurih dan segar seperti yang diharapkan.

Cumi goreng idealnya dimasak cepat dalam minyak yang sangat panas. Dengan suhu yang tinggi, bagian luar cepat kering dan renyah, sementara bagian dalam tetap lembut. Pilih juga adonan yang tidak terlalu tebal agar proses memasak berlangsung singkat dan hasilnya tetap empuk.

Cumi bisa jadi hidangan luar biasa lezat kalau kamu tahu cara mengolahnya dengan benar. Hindari enam kesalahan di atas agar hasil masakanmu tidak hanya enak, tapi juga punya tekstur yang sempurna. Yuk, mulai masak cumi dengan lebih cermat dan nikmati hasil yang lebih memuaskan di meja makan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us