Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi japanese cheesecake (pexels.com/Wendy Laplume)

Intinya sih...

  • Gunakan bahan suhu ruang untuk adonan yang halus dan mengembang sempurna

  • Campur krim keju dengan lembut agar tekstur cheesecake terasa halus saat dimakan

  • Pisahkan dan kocok putih telur dengan benar untuk hasil akhir cheesecake yang lembut dan fluffy

Japanese cheesecake dikenal dengan teksturnya yang lembut, ringan seperti kapas, dan meleleh di mulut. Namun, di balik tampilannya yang menggoda, membuat kue ini ternyata butuh ketelatenan dan teknik yang tepat. Banyak orang gagal bukan karena salah resep, tapi karena kurang memperhatikan detail kecil dalam proses pembuatannya.

Kalau kamu ingin berhasil membuat Japanese cheesecake yang fluffy maksimal, kamu butuh lebih dari sekadar bahan berkualitas. Mulai dari suhu bahan, teknik mengaduk, hingga cara memanggang—semuanya berperan penting. Yuk, simak delapan tips anti gagal berikut ini agar hasil akhir cheesecake-mu mengembang sempurna dan tetap lembut saat dingin.


1. Gunakan bahan suhu ruang

ilustrasi telur (pexels.com/Pixabay)

Langkah pertama yang sering diabaikan tapi sangat penting adalah memastikan semua bahan, terutama telur, krim keju, dan susu, berada pada suhu ruang. Bahan yang masih dingin bisa menyebabkan adonan menggumpal saat dicampur, apalagi krim keju yang cenderung mengeras saat bertemu suhu rendah.

Selain itu, bahan bersuhu ruang akan lebih mudah menyatu dan menghasilkan adonan yang halus. Ini sangat penting karena tekstur adonan yang mulus akan mendukung hasil akhir kue yang ringan dan mengembang sempurna. Jadi, keluarkan bahan-bahan utama setidaknya 30–60 menit sebelum kamu mulai mengolah.


2. Campur krim keju dengan lembut

ilustrasi krim keju (pexels.com/SHVETS production)

Untuk menciptakan dasar adonan yang halus dan bebas gumpalan, kamu perlu mencairkan krim keju bersama mentega dan susu menggunakan teknik double boiler. Gunakan wadah tahan panas di atas panci berisi air mendidih agar lelehan merata tanpa gosong. Aduk perlahan hingga teksturnya benar-benar halus dan creamy.

Proses ini penting karena gumpalan kecil pada campuran krim keju bisa menghasilkan tekstur akhir yang kasar dan tidak merata. Adonan dasar yang lembut akan membuat seluruh bagian cheesecake terasa halus saat dipotong dan dimakan. Ini menjadi fondasi dari kelembutan khas Japanese cheesecake.


3. Pisahkan dan kocok putih telur dengan benar

ilustrasi putih telur yang telah dikocok (pexels.com/Los Muertos Crew)

Kunci dari tekstur fluffy terletak pada putih telur yang dikocok hingga mencapai titik soft peak. Artinya, ketika pengocok diangkat, ujung putih telur membentuk lengkungan lembut, tidak terlalu kaku tapi juga tidak cair. Di tahap ini, gula dimasukkan bertahap agar struktur buih stabil.

Kalau putih telur dikocok terlalu lama hingga stiff peak (terlalu kaku), adonan bisa pecah dan hasil kue jadi kering atau bahkan retak. Sebaliknya, jika terlalu cair, kue tak akan mengembang dengan baik. Menemukan titik “pas” ini memang butuh latihan, tapi begitu kamu berhasil, hasil cheesecake-mu akan lembut dan mengembang sempurna.


4. Lipat adonan dengan gerakan lembut

ilustrasi mengaduk adonan (pexels.com/Felicity Tai)

Setelah putih telur siap, saatnya mencampurnya ke dalam adonan krim keju. Tapi ingat, jangan mengaduk seperti biasa. Gunakan teknik lipat dengan spatula, yaitu gerakan memutar dari bawah ke atas sambil memutar wadah. Tujuannya adalah menjaga udara tetap terperangkap di dalam adonan.

Udara ini sangat penting karena akan membantu kue naik saat dipanggang dan menciptakan tekstur ringan khas Japanese cheesecake. Kalau kamu mengaduk terlalu keras, udara akan keluar dan kue bisa jadi bantat. Sabar dan lembut dalam proses ini adalah kunci utama kesuksesan.


5. Gunakan loyang bongkar pasang + kertas roti

ilustrasi loyang bongkar pasang (pixabay.com/congerdesign)

Loyang yang kamu gunakan juga berpengaruh besar terhadap hasil akhir. Gunakan loyang bongkar pasang (springform) yang dilapisi kertas roti secara menyeluruh, termasuk bagian sisinya. Ini memudahkan pelepasan kue tanpa merusak bentuknya, mengingat tekstur cheesecake sangat lembut dan mudah retak.

Selain itu, kertas roti membantu kue naik dengan rata dan mencegah permukaannya menempel pada loyang. Permukaan dalam loyang yang mulus akan menghasilkan hasil panggangan yang lebih cantik. Dengan persiapan loyang yang tepat, kamu bisa memastikan cheesecake keluar dengan bentuk sempurna dan tidak sobek saat dikeluarkan.


6. Panggang dengan teknik water bath

ilustrasi memanggang cheesecake dengan teknik water bath (culinaryhill.com)

Japanese cheesecake rentan terhadap perubahan suhu dan kekeringan. Karena itu, memanggangnya menggunakan teknik water bath (au bain-marie) sangat disarankan. Letakkan loyang kue di dalam loyang lebih besar yang sudah diisi air panas, lalu masukkan ke oven bersama-sama.

Water bath membantu menjaga suhu tetap stabil dan menciptakan kelembapan di dalam oven, sehingga kue tidak retak di permukaan atau jadi keras di bagian luar. Teknik ini juga memastikan kue matang perlahan dari luar ke dalam, menjaga kelembutan dan fluffiness-nya tetap maksimal hingga ke tengah.


7. Panggang dengan suhu rendah dan bertahap

ilustrasi menggunakan oven (freepik.com/zinkevych)

Jangan terburu-buru memanggang dengan suhu tinggi. Awali proses dengan suhu 150°C selama 25 menit, lalu turunkan menjadi 110–120°C dan lanjutkan memanggang selama 40–60 menit. Panggang perlahan agar kue mengembang sempurna tanpa membentuk kerak yang terlalu cokelat di luar.

Suhu yang rendah membantu struktur kue terbentuk dengan lembut dan matang merata hingga ke dalam. Kalau kamu memanggang dengan suhu terlalu tinggi dari awal, bagian luar kue bisa cepat gosong sementara bagian dalam masih mentah. Jadi, bersabarlah dan nikmati hasil akhir yang sempurna.

8. Dinginkan perlahan dalam oven

ilustrasi japanese cheesecake (commons.wikimedia.org/Geoffreyrabbit)

Setelah proses memanggang selesai, jangan langsung mengeluarkan kue dari oven. Biarkan cheesecake tetap di dalam oven dengan pintu sedikit terbuka selama 15–20 menit. Ini membantu suhu menurun perlahan dan mencegah permukaan kue menyusut atau retak akibat perubahan suhu mendadak.

Pendinginan bertahap seperti ini juga membuat tekstur cheesecake tetap stabil dan tidak “kempes.” Setelah itu, kamu bisa memindahkannya ke suhu ruang, lalu simpan di kulkas agar hasil akhirnya lebih padat dan dingin menyegarkan. Proses ini mungkin tampak sepele, tapi sangat berpengaruh terhadap tampilan dan tekstur kue.

Membuat Japanese cheesecake memang butuh ketelitian dan kesabaran, tapi hasilnya sepadan dengan usaha yang kamu keluarkan. Dengan mengikuti delapan tips di atas, kamu bisa menghasilkan cheesecake yang lembut, mengembang sempurna, dan tentunya memanjakan lidah siapa pun yang mencobanya. Selamat mencoba dan semoga sukses!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian