Depresi bisa timbul akibat kondisi stres yang tidak segera ditangani dengan benar. (unsplash.com/Annie Spratt)
Depresi kronis jangka panjang atau distimia bisa terjadi akibat tekanan atau stres yang tidak mampu dihadapi oleh seseorang. Berdasarkan laporan dari jurnal yang dirilis oleh Neuropsychiatry and Clinical Neurosciences pada 2015 mengungkap bahwa stres memiliki hubungan kuat dengan depresi.
Pada tahap awal, stres mungkin tidak dirasakan sebagai beban dalam alam pikiran manusia. Namun, ketika tekanan terus terjadi dan dialami oleh seseorang, level respons tubuh akan berbeda. Dalam tahap ini bukan lagi stres biasa, melainkan sudah memasuki kondisi depresi. Ketika masih dibiarkan berlarut-larut, itu akan menjadi kondisi baru, yakni distimia alias depresi kronis jangka panjang.
Orang yang menderita distimia akan merasa selalu tak bersemangat, tidak mampu beraktivitas, sedih, rendah diri, putus asa, dan ingin menyakiti diri sendiri. Kondisi ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun dan butuh penanganan medis yang tepat. Jadi, ketika kamu merasakan hal ini, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli psikologi untuk mendapat langkah-langkah medis yang benar.
Kamu sudah mengetahui dampak negatif dari stres berkepanjangan. Untuk menghindarinya, kamu harus mengelola stres dengan bijak. Satu lagi, jalani pola hidup sehat dan miliki pola pikir yang selalu positif, oke!