Tahu tidak, usus kita dapat menampung kurang lebih 100 triliun mikroorganisme dari sekitar lima ratus spesies berbeda, berdasarkan keterangan dari National Center for Complementary and Integrative Health.
Melansir Healthline, probiotik bekerja dengan cara mengubah komposisi bakteri usus atau aktivitas metabolisme bakteri yang ada. Bakteri baik menyingkirkan bakteri jahat di usus. Ini mencegah bakteri jahat berkembang biak dan menyebabkan infeksi atau peradangan.
Sebagai contoh, terlalu banyak ragi (yeast) dalam tubuh dapat menyebabkan infeksi, tetapi bioma usus yang seimbang akan menjaga ragi pada tingkat yang lebih rendah.
Probiotik mungkin dapat membantu pencernaan dan memungkinkan tubuh untuk mengekstraksi nutrisi dari makanan. Bakteri baik juga dapat menghasilkan enzim atau protein yang menghambat, atau bahkan membunuh, bakteri berbahaya.
Beberapa strain probiotik tertentu juga dapat merangsang sistem kekebalan. Beberapa bakteri diperlukan untuk memproduksi hormon atau vitamin (misalnya vitamin K) dan penyerapan nutrisi. Menurut sebuah laporan dalam Nutrition Journal tahun 2014, perkembangan diabetes tipe 1 pada masa kanak-kanak mungkin terkait dengan peradangan yang berhubungan dengan bioma bakteri usus yang tidak memadai.
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh American College of Gastroenterology tahun 2011 mengindikasikan bahwa strain probiotik tertentu dapat:
- Mendukung pencernaan
- Mencegah diare
- Meredakan infeksi vagina
- Mencegah penyakit autoimun
- Meringankan penyakit kulit
- Menangkan infeksi saluran kencing
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua orang merespons probiotik yang sama dengan cara yang sama pula. Beberapa dokter akan menyarankan untuk menggunakan probiotik saat minum antibiotik untuk melawan infeksi tertentu. Ini karena antibiotik membunuh beberapa bakteri baik bersama bakteri jahat, yang dapat menyebabkan diare. Probiotik membantu menjaga atau mengembalikan keseimbangan yang sehat di usus.