Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Makanan yang Aman Dikonsumsi oleh Pasien Hiperoksaluria

ilustrasi makan anggur hijau (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi makan anggur hijau (pexels.com/Karolina Grabowska)

Hiperoksaluria (hyperoxaluria) adalah kondisi ketika terlalu banyak oksalat dalam urine. Oksalat, bahan kimia alami dalam tubuh dan juga terkandung dalam beberapa makanan, biasanya dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal lewat urine (juga dapat dikeluarkan melalui tinja).

Terlalu banyak oksalat dalam tubuh dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan serius. Jumlah oksalat yang berlebihan dapat bergabung dengan kalsium dalam urine dan menyebabkan batu ginjal dan kristal terbentuk. Batu dan kristal ginjal berulang dapat merusak ginjal dan menyebabkan gagal ginjal.

Selain itu, jika ginjal mulai gagal dan tidak dapat menghilangkan kelebihan oksalat, akhirnya kristal oksalat dapat menumpuk di area lain di tubuh dan menyebabkan penyakit tulang, masalah darah (anemia), masalah jantung, kulit dan mata, serta masalah tumbuh kembang pada anak. Ketika oksalat menumpuk di jaringan tubuh, ini disebut oksalosis sistemik.

Hiperoksaluria didefinisikan sebagai oksalat urine lebih besar dari 44 mg per hari. Menurut laporan dalam Journal Metabolic Bone Disease and Clinically Related Disorders (Third Edition) tahun 1998, hiperoksaluria ringan sampai sedang (oksalat urine 44 sampai 80 mg per hari) terjadi karena terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung oksalat.

Orang dengan hiperoksaluria harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Makanan yang dikonsumsi harus rendah kandungan oksalat. Inilah beberapa makanan yang aman dikonsumsi oleh orang dengan hiperoksaluria karena kandungan oksalatnya yang rendah.

1. Anggur hijau

ilustrasi anggur hijau (pixabay.com/Alexas_Fotos)
ilustrasi anggur hijau (pixabay.com/Alexas_Fotos)

Dikutip dari The Kidney Dietitian, anggur hijau memiliki kandungan oksalat 2 mg per cangkirnya. Anggur hijau merupakan buah yang paling aman dikonsumsi oleh penderita hiperoksaluria.

Sangat sulit menemukan buah yang rendah kandungan oksalat, karena hampir semuanya mengandung kadar oksalat yang lumayan tinggi per porsinya.

Kurang dari 10 mg per porsi dianggap sebagai makanan rendah oksalat. Kandungan oksalat yang rendah dalam buah anggur hijau tidak akan menambah kadar oksalat yang sudah tinggi pada urine orang dengan hiperoksaluria. 

2. Daging ayam

ilustrasi daging ayam (pixabay.com/Wow_Pho)
ilustrasi daging ayam (pixabay.com/Wow_Pho)

Hampir semua makanan mengandung oksalat, hanya saja kadar oksalat di dalam makanan tersebut berbeda-beda. Bahkan, tubuh kita bisa memproduksi oksalat secara alami. Ini menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh orang dengan hiperoksaluria.

Pasien hiperoksaluria harus pintar-pintar memilih makanan yang akan dikonsumsi setiap harinya. Walaupun asupan makanannya banyak yang dibatasi, tetapi asupan gizi penderita hiperoksaluria tetap harus dijaga.

Makanan selanjutnya yang aman serta mengandung beberapa nutrisi seperti protein, vitamin B12, B6, D, kalium dan magenesium yang bisa mencukupi kebutuhan gizi yaitu daging ayam.

Dilansir St. Joseph's Healthcare Hamilton, daging ayam tidak mengandung oksalat sama sekali, yaitu 0 mg.

3. Susu sapi

ilustrasi susu sapi (pixabay.com/Couleur)
ilustrasi susu sapi (pixabay.com/Couleur)

Dilansir Medical Xpress, pasien hiperoksaluria yang ingin mengonsumsi susu, dari semua jenis susu yang ada susu sapi paling aman untuk dikonsumsi. Ini karena susu sapi tidak mengandung oksalat. Selain itu, susu sapi juga tidak mengandung serat.

Karena kadar oksalat dalam urine pasien hiperoksaluria sudah tinggi. Jika mengonsumsi minuman atau makanan yang mengandung oksalat serta serat sekaligus, ini bisa mempercepat pembentukan batu ginjal.

4. Mentimun

ilustrasi mentimun (pixabay.com/GregMontani)
ilustrasi mentimun (pixabay.com/GregMontani)

Mentimun juga merupakan pilihan yang baik. Dikutip dari Livestrong, kandungan oksalat dalam satu mentimun berukuran sedang yaitu hanya 4 mg. Ini masih kurang dari batas normal asupan oksalat per porsi, yaitu 10 mg.

Mentimun mengandung serat dan kalsium, tetapi kandungan oksalat di dalamnya hanya sedikit. Mengonsumsi mentimun aman jika dikonsumsi dalam batas yang wajar. Mentimum adalah trace mineral yang meningkatkan kesehatan jaringan ikat. Jaringan ikat di dalam tubuh akan melemah pada orang dengan hiperoksaluria.

5. Roti putih

ilustrasi roti putih (pixabay.com/beernc29)
ilustrasi roti putih (pixabay.com/beernc29)

Pasien hiperoksaluria tidak perlu khawatir jika ingin mengonsumsi roti putih. Dilansir Harvard T.H. Chan School of Public Health, satu potong roti putih hanya mengandung 5 mg oksalat.

Kamu bisa menambahkan satu sendok madu atau mentega. Semua bahan tersebut tidak mengandung oksalat. Namun, konsumsi dalam batas wajar saja. Asupan gizinya harus seimbang per hari.

Lima makanan tersebut aman dikonsumsi oleh orang dengan hiperoksaluria. Perhatikan tentang seberapa banyak asupan oksalat yang dikonsumsi dalam satu porsi makanan berbeda setiap harinya. Ini untuk mencegah terjadinya penumpukan kadar oksalat dalam urine.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Tiya Ananta
EditorTiya Ananta
Follow Us