ilustrasi anak laki-laki mengalami obesitas (freepik.com/jcomp)
Penyebab pasti diabetes tipe 2 tidak diketahui. Namun satu hal yang jelas, anak dengan diabetes tipe 2 tidak bisa mengolah gula (glukosa) dengan baik.
Perlu diketahui bahwa sebagian besar gula dalam tubuh berasal dari makanan. Nah, ketika makanan dicerna, gula memasuki aliran darah. Insulin memungkinkan gula masuk ke dalam sel, dan menurunkan jumlah gula dalam darah. Insulin ini diproduksi oleh kelenjar yang terletak di belakang lambung yang disebut pankreas.
Pankreas mengirimkan insulin ke darah ketika makanan di makan. Ketika kadar gula darah mulai turun, maka pankreas memperlambat sekresi insulin ke dalam darah. Ketika anak menderita diabetes tipe 2, proses ini tidak berjalan dengan baik. Akibatnya, alih-alih memberi bahan bakar pada sel, gula malah menumpuk di aliran darah anak. Hal ini bisa terjadi karena:
- Pankreas kemungkinan tidak menghasilkan cukup insulin.
- Sel-sel menjadi resisten terhadap insulin, dan tidak membiarkan banyak gula masuk.
Para peneliti belum sepenuhnya memahami mengapa beberapa anak menderita diabetes tipe 2, dan yang lainnya tidak, meskipun mereka memiliki faktor risiko yang sama. Namun riwayat keluarga dan genetika tampaknya berperan penting dalam perkembangan penyakit ini. Selain itu, ada faktor-faktor tertentu yang meningkatkan risikonya. Ini termasuk:
- Berat badan berlebih atau obesitas: Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko kuat diabetes tipe 2 pada anak-anak. Anak-anak dengan kelebihan berat badan memiliki kemungkinan peningkatan resistensi insulin. Semakin banyak jaringan lemak yang dimiliki anak-anak, terutama di dalam dan di antara otot dan kulit di sekitar perut, maka semakin besar juga resistensi sel-sel tubuh mereka terhadap insulin.
- Tidak aktif: Semakin sedikit aktivitas anak, maka semakin besar juga risikonya terkena diabetes tipe 2.
- Diet: Makanan daging merah dan daging olahan, serta minum minuman manis dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.
- Sejarah keluarga: Risiko anak-anak terkena diabetes tipe 2 meningkat jika mereka memiliki orangtua atau saudara kandung yang menderita penyakit kronis ini. Lebih dari 75 persen sebagian besar anak-anak penderita diabetes tipe 2 memiliki kerabat dekat yang mengidapnya, baik karena faktor genetik atau kebiasaan gaya hidup yang sama.
- Usia dan jenis kelamin: Banyak anak menderita diabetes tipe 2 pada usia remaja awal, namun penyakit ini bisa terjadi pada usia berapa pun. Remaja perempuan lebih mungkin menderita diabetes tipe 2 daripada remaja laki-laki.
- Berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur: Memiliki berat badan lahir rendah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Selain itu, bayi yang lahir prematur (sebelum usia kehamilan 39 hingga 42 minggu) memiliki risiko lebih besar terkena diabetes tipe 2.
- Ibu menderita diabetes gestasional: Anak-anak yang lahir dari ibu yang menderita diabetes gestasional selama kehamilan, memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Perokok pasif kemungkinan juga menjadi faktor risiko, menurut studi kohort prospektif pada tahun 2013. Para peneliti melihat hasil survei terhadap 37.343 perempuan di Perancis yang telah memberikan informasi tentang paparan mereka terhadap perokok pasif selama masa kanak-kanak mereka. Hasilnya yaitu perempuan yang orangtua merokok, ketika tumbuh dewasa memiliki risiko terkena diabetes tipe 2 sebesar 18 persen lebih tinggi daripada perempuan yang orangtuanya tidak merokok.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), diabetes tipe 2 lebih umum terjadi pada orang Amerika keturunan Afrika, Indian Amerika, atau penduduk asli Alaska. Beberapa penduduk Kepulauan Pasifik dan Amerika keturunan Asia juga berisiko lebih tinggi.