Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang dengan kolesterol tinggi (unsplash.com/ Towfiqu barbhuiya)

Intinya sih...

  • Jika kamu sudah berolahraga dan menjalami pengobatan namun kolesterol tetap tinggi, segera buat janji temu dengan dokter.
  • Dibutuhkan perubahan gaya hidup, pola makan yang tepat, rutin berolahraga, minum obat dari dokter, dan melakukan kebiasaan sehat lainnya agar kadar kolesterol dalam darah tetap terkendali.

Mengelola kolesterol tinggi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan jantung.

Banyak orang sudah tahu pentingnya gaya hidup sehat seperti pola makan sehat seimbang dan olahraga teratur. Namun, terkadang upaya ini tidak cukup untuk menurunkan kolesterol dalam darah.

Berikut ini beberapa kemungkinan alasan kenapa kadar kolesterol kamu tetap tinggi walaupun sudah berolahraga dan menjalani gaya hidup sehat.

1. Faktor genetik

Sebagian orang punya kecenderungan genetik untuk kolesterol tinggi, yang disebut sebagai familial hypercholesterolemia (FH). Meskipun kamu telah mengadopsi gaya hidup sehat, tetapi risiko genetik ini dapat menyebabkan kolesterol tinggi yang sulit dikendalikan.

Jika kamu memiliki kadar kolesterol yang tinggi, dokter mungkin akan memberikan obat statin untuk membantu menurunkan kadar kolesterol. Menurut penelitian, terapi statin dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 76 persen pada pasien FH.

2. Diet kamu mungkin kurang tepat

ilustrasi daging (pixabay/lpegasu)

Orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi disarankan untuk tidak mengikuti diet populer, seperti diet keto.

Meskipun populer untuk penurunan berat badan, tetapi diet ini dapat meningkatkan kadar kolesterol kamu, khususnya jika kamu mengonsumsi lemak jenuh dalam jumlah besar.

Salah satu jenis diet yang disarankan untuk orang dengan kolesterol tinggi adalah diet vegan atau vegetarian. Penelitian tahun 2023 menemukan bahwa diet vegan atau vegetarian bisa menurunkan kolesterol jahat/low-density lipoprotein (LDL) hingga 20 persen.

3. Asupan lemak tersembunyi dalam diet kamu

Mengurangi kolesterol saja tidak cukup. Penting juga untuk membatasi asupan lemak jenuh dan lemak trans yang dapat meningkatkan kolesterol LDL.

Pastikan untuk memasukkan lemak baik seperti minyak nabati, kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan ke dalam pola makan harian kamu.

Kurangi lemak tidak sehat dengan mengurangi makan daging merah dan daging olahan (seperti sosis), mentega, dan produk susu full fat. Perhatikan label makanan dan hindari produk yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans. 

4. Hanya mengandalkan diet

ilustrasi konsultasi dengan dokter (pexels.com/cottonbro studio)

Meskipun diet sehat penting, tetapi terkadang ini tidak cukup efektif, khususnya jika kamu memiliki faktor risiko genetik atau FH. Olahraga dan mungkin pengobatan juga diperlukan untuk mengelola kolesterol tinggi.

Dengan perubahan pola makan, kamu mungkin bisa menurunkan sekitar 5 hingga 10 persen kadar kolesterol. Akan tetapi, hasilnya akan bervariasi untuk setiap individu.

Diskusikan opsi pengobatan dengan dokter untuk merencanakan strategi pengelolaan kolesterol yang komprehensif.

5. Kamu lebih sering makan di luar

Makan di luar bisa membuat kamu kehilangan kontrol atas asupan makanan yang dikonsumsi. Mempersiapkan makanan sendiri memungkinkan kamu untuk memilih bahan-bahan sehat dan mengendalikan porsi makanan.

Oleh karena itu, selalu usahakan untuk memasak makanan sendiri sebisa mungkin dan pertimbangkan untuk membawa bekal saat bepergian. Jadikan makanan di restoran sebagai suguhan sesekali. 

6. Kamu tidak melalukan olahraga yang tepat

ilustrasi orang sedang bersepeda (pixels.com/Pavel Danilyuk)

Olahraga aerobik atau kardiovaskular terbukti efektif menurunkan kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol baik/high-density lipoprotein (HDL).

Pastikan untuk memilih aktivitas fisik yang cocok untuk kamu, seperti berjalan, bersepeda, berenang, aktivitas kardio lainnya yang bisa dilakukan dengan intensitas sedang.

Studi juga menemukan bahwa latihan interval intensitas tinggi efektif untuk menurunkan kolesterol. 

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan pelatih olahraga untuk merencanakan program latihan yang sesuai.

7. Kamu mengonsumsi obat yang meningkatkan kolesterol

ilustrasi obat-obatan dari dokter (IDN Times/Novaya Siantita)

Beberapa obat, seperti steroid, retinoid, dan progestin, dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Konsultasikan dengan dokter jika kamu mengalami efek samping ini.

Jangan langsung menghentikan penggunaan obat tanpa persetujuan dokter. Ada alternatif pengobatan lain yang mungkin akan disarankan oleh dokter untuk mengatasi penyakit yang kamu alami dan kadar kolesterol tinggi. 

8. Konsumsi alkohol berlebihan

ilustrasi minum alkohol (unsplash.com/elevatebeer)

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Ini juga berkontribusi pada penambahan berat badan. Batasi asupan alkohol sesuai dengan rekomendasi dari dokter kamu.

Batas umumnya adalah tidak minum lebih dari dua gelas minuman beralkohol sehari pada laki-laki dan perempuan tidak lebih dari satu gelas. Satu gelas minuman setara dengan 12 ons bir atau 4 ons wine.

9. Kamu tidak mengonsumsi statin sesuai anjuran

Statin adalah obat yang efektif menurunkan kolesterol, tetapi harus diminum sesuai petunjuk dokter. Pastikan untuk mengikuti petunjuk dosis dan jadwal konsumsi yang telah ditentukan oleh dokter.

Diskusikan efek samping atau masalah lain yang mungkin kamu alami dengan penggunaan statin. Apoteker juga dapat menjawab pertanyaan yang kamu miliki terkait konsumsi statin.

10. Statin tidak efektif untuk kamu

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Novaya Siantita)

Ada kemungkinan bahwa statin tidak efektif untuk sebagian orang. Berbicaralah dengan dokter tentang alternatif pengobatan yang lebih cocok untuk kamu.

Bagi orang yang punya riwayat penyakit jantung atau stroke, obat yang disebut ezetimibe bisa ditambahkan. Fibrat, resin, dan niasin juga merupakan pilihan bagi orang yang tidak dapat menggunakan statin.

Ada satu kelas obat lain yang juga dapat digunakan untuk membantu menurunkan LDL yang disebut penghambat PCSK9. Namun, ini umumnya hanya direkomendasikan untuk pasien yang berisiko sangat tinggi mengalami serangan jantung atau stroke. 

11. Kamu mengharapkan hasil terlalu cepat

Perubahan gaya hidup dan pengobatan biasanya memerlukan waktu untuk menunjukkan hasil yang signifikan. Bersabarlah dan teruslah berusaha bersama dokter kamu untuk memantau perkembangan kesehatan kamu.

Tetap konsisten dengan rencana pengobatan dan gaya hidup sehat untuk mencapai hasil yang optimal. Yang perlu diingat, kamu tidak mengalami kolesterol tinggi dalam semalam, jadi mungkin perlu waktu untuk mengembalikannya ke tingkat yang sehat.

12. Kamu hanya bergantung pada obat tanpa melakukan perubahan gaya hidup

ilustrasi olahraga (pexels.com/William Choquette)

Penting untuk diingat bahwa obat-obatan saja tidak cukup untuk mengelola kolesterol tinggi. Perubahan gaya hidup, seperti pola makan sehat dan olahraga teratur, juga penting untuk mencapai keseimbangan kolesterol yang optimal.

Studi tahun 2020 menemukan bahwa orang dengan kolesterol tinggi cenderung memiliki berat badan yang bertambah dan lebih sedikit berolahraga setelah mereka diberi resep obat statin.

Konsumsi obat dan gaya hidup sehat merupakan dua upaya penanganan kolesterol yang  harus dilakukan secara bersamaan. Diskusikan dengan dokter atau ahli gizi untuk merencanakan strategi gaya hidup yang sesuai dengan kebutuhan kamu.

Jika kamu sudah berolahraga dan menjalami pengobatan namun kolesterol tetap tinggi, segera buat janji temu dengan dokter. Ada banyak cara untuk mengelola kolesterol tinggi dan mengurangi risiko serangan jantung dan stroke, sehingga kamu dapat tetap sehat dalam jangka waktu panjang.

Referensi:

Jing Pang, Dick C. Chan, and Gerald F. Watts, “The Knowns and Unknowns of Contemporary Statin Therapy for Familial Hypercholesterolemia,” Current Atherosclerosis Reports 22, no. 11 (September 1, 2020), https://doi.org/10.1007/s11883-020-00884-2.European Health Journal, Mei 2023.
Caroline A Koch, Emilie W Kjeldsen, and Ruth Frikke-Schmidt, “Vegetarian or Vegan Diets and Blood Lipids: A Meta-analysis of Randomized Trials,” European Heart Journal 44, no. 28 (May 24, 2023): 2609–22, https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehad211.
Ida Berglund et al., “The Long-term Effect of Different Exercise Intensities on High-Density Lipoprotein Cholesterol in Older Men and Women Using the per Protocol Approach: The Generation 100 Study,” Mayo Clinic Proceedings Innovations Quality & Outcomes 5, no. 5 (September 16, 2021): 859–71, https://doi.org/10.1016/j.mayocpiqo.2021.07.002.
"Blood Lipid Disorders." American College of Sports Medicine. Diakses April 2024
"Drinking red wine for heart health? Read this before you toast." American Heart Association. Diakses April 2024. 
"Help for your cholesterol when the statins won't do." Harvard Health Publishing. Diakses April 2024. 
Maarit J. Korhonen et al., “Lifestyle Changes in Relation to Initiation of Antihypertensive and Lipid‐Lowering Medication: A Cohort Study,” Journal of the American Heart Association 9, no. 4 (February 5, 2020), https://doi.org/10.1161/jaha.119.014168.

Editorial Team