5 Mitos Seputar Infertilitas yang Masih Berkembang di Masyarakat

Gangguan kesuburan bisa dialami oleh pria dan wanita

Intinya Sih...

  • Infertilitas tidak hanya dialami oleh wanita, tetapi juga pria dalam tingkat yang sama
  • Kesuburan melibatkan faktor genetik, hormonal, dan reproduksi baik pada pria maupun wanita
  • Selain hubungan seksual, nutrisi seimbang dan pola hidup sehat dapat meningkatkan kesuburan pasangan

Infertilitas atau gangguan kesuburan merupakan masalah yang banyak dialami oleh pasangan suami istri. Kondisi ini bisa menjadi hambatan dalam memiliki anak bagi pasangan yang sudah lama mendambakan kehadiran buah hati.

Dilansir World Health Organization, suatu pasangan dianggap tidak subur jika mereka tidak berhasil hamil setelah melakukan hubungan seksual tanpa penggunaan alat kontrasepsi selama minimal 12 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa infertilitas bukanlah sesuatu yang bisa didiagnosis dengan cepat atau sepele.

Banyak faktor yang bisa memengaruhi kesuburan, baik pada pria maupun wanita, seperti masalah hormonal, faktor genetik, gangguan reproduksi, atau masalah kesehatan lainnya. Meskipun telah ada kemajuan dalam bidang medis, nyatanya, masih banyak mitos yang berkembang di masyarakat seputar infertilitas. Apa saja mitosnya? Langsung saja kita bahas.

1. Infertilitas adalah kesalahan pihak wanita

5 Mitos Seputar Infertilitas yang Masih Berkembang di Masyarakatilustrasi wanita konsultasi ke dokter obgyn (Pexels.com/Mart Production)

Infertilitas bukanlah masalah yang hanya terjadi pada wanita. Dilansir World Health Organization, dijelaskan bahwa infertilitas bisa memengaruhi baik pria maupun wanita dalam rasio yang sama. Salah satu mitos yang masih sering kali diyakini oleh masyarakat adalah menyalahkan wanita sebagai penyebab utama ketidaksuburan. Namun, faktanya, infertilitas bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang melibatkan kedua pasangan.

Masalah kesehatan pada pria seperti gangguan sperma atau kelainan hormonal bisa menjadi penyebab ketidaksuburan. Selain itu, wanita juga bisa mengalami masalah seperti gangguan hormonal atau gangguan reproduksi lainnya yang bisa memengaruhi kesuburan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan evaluasi medis terhadap kedua pasangan jika mengalami kesulitan hamil.

2. Sering berhubungan seksual agar cepat hamil

5 Mitos Seputar Infertilitas yang Masih Berkembang di Masyarakatilustrasi pasangan suami istri sedang bercinta (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kesalahpahaman yang umum terjadi adalah memandang kesuburan hanya sebatas berhubungan seksual. Padahal, sebenarnya, kesuburan melibatkan lebih dari sekadar aktivitas seksual. Dilansir Medical Today News, tidak ada satu pun jenis hubungan seksual yang menjamin kehamilan, meskipun pasangannya subur, sehat, dan tidak menggunakan alat kontrasepsi. Mendorong pasangan untuk sering berhubungan seksual dengan harapan cepat hamil tidaklah selalu efektif.

Selain berhubungan seksual secara teratur, penting bagi pasangan untuk memerhatikan hal lain, seperti mengatur pola makan dan pola hidup sehat guna meningkatkan kesuburan. Dilansir Journal of Nutrients (2023), dijelaskan bahwa nutrisi yang seimbang dan pola makan yang sehat bisa memberikan dukungan penting untuk keseimbangan hormonal dan fungsi reproduksi yang optimal. Selain itu, menghindari kebiasaan merokok, minuman beralkohol, dan mengurangi paparan terhadap bahan kimia berbahaya juga bisa berkontribusi dalam meningkatkan kesuburan.

3. Selama bisa ejukasi, pria tidak mengalami gangguan kesuburan

5 Mitos Seputar Infertilitas yang Masih Berkembang di Masyarakatilustrasi pria saat bercinta (Pexels.com/cottonbro studio)

Baca Juga: Apakah Aborsi Memengaruhi Kesuburan?

Pernyataan bahwa selama pria bisa ejakulasi berarti pria tidak mengalami gangguan kesuburan atau mandul adalah suatu mitos yang perlu diluruskan. Meskipun ejakulasi adalah proses pelepasan sperma dari tubuh pria, tidak menjamin bahwa sperma tersebut memiliki kemampuan untuk membuahi sel telur. Pria juga bisa berkontribusi dalam kesulitan pasangan untuk hamil. Banyak pria yang mengalami masalah kesuburan, tetapi sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas.

Dilansir World Health Organization, infertilitas pada pria bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti jumlah sperma yang rendah (oligospermia), motilitas sperma yang kurang, atau bentuk morfologi sperma yang tidak normal. Jumlah sperma yang rendah bisa mengurangi peluang pembuahan, sedangkan motilitas sperma yang kurang bisa menghambat pergerakan sperma menuju sel telur. Selain itu, bentuk morfologi sperma yang tidak normal bisa menghambat kemampuan sperma untuk membuahi sel telur secara efisien.

4. Menstruasi yang tidak teratur menjadi penyebab infertilitas pada wanita

5 Mitos Seputar Infertilitas yang Masih Berkembang di Masyarakatilustrasi uji kehamilan dengan testpack (Pexels.com/SHVETS production)

Siklus menstruasi yang tidak teratur adalah hal yang umum terjadi pada beberapa wanita. Menstruasi yang tidak teratur bisa menunjukkan adanya ketidakseimbangan hormonal atau masalah kesehatan tertentu. Namun, penting untuk dipahami bahwa memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur, bukan berarti tidak subur.

Dilansir The Maternal and Infant Health Program, seorang wanita dengan menstruasi yang tidak teratur masih memiliki peluang untuk hamil, tergantung pada faktor-faktor lain seperti ovulasi dan kualitas sel telur. Infertilitas pada wanita juga bisa disebabkan oleh berbagai faktor lain, seperti gangguan hormon, gangguan ovulasi, masalah pada rahim atau saluran tuba, dan faktor kesehatan lainnya.

5. Infertilitas tidak bisa disembuhkan

5 Mitos Seputar Infertilitas yang Masih Berkembang di Masyarakatilustrasi dokter spesialis reproduksi (Pexels.com/Mart Production)

Perkembangan teknologi medis yang semakin canggih telah memberikan kemudahan dalam proses diagnosis infertilitas. Berkat adanya teknologi medis yang lebih canggih, dokter bisa melakukan berbagai tes dan prosedur yang membantu mengidentifikasi penyebab infertilitas dengan lebih akurat. Dilansir Imperial College Healthcare NHS Trust, melalui pemeriksaan yang komprehensif, seperti analisis sperma, pemeriksaan hormonal, histerosalpingografi, atau laparoskopi, dokter bisa menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan hamil.

Setelah penyebab infertilitas diidentifikasi, pasien bisa memulai pengobatan yang sesuai dengan kondisinya. Dilansir The National Health Service, pengobatan yang diberikan bisa bervariasi, mulai dari perubahan gaya hidup, terapi hormonal, hingga prosedur operasi dan medis, seperti intrauterine insemination (IUI) atau inseminasi buatan, dan in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis reproduksi untuk mendapatkan evaluasi menyeluruh dan diagnosis yang akurat jika pasangan mengalami kesulitan hamil. Pemahaman yang tepat dan bantuan medis yang sesuai, bisa membantu pasangan menemukan solusi dan perawatan yang tepat untuk mengatasi masalah infertilitas yang mereka hadapi.

Baca Juga: Resep Minuman Sehat yang Baik untuk Pencernaan dan Kesuburan

Alfian Nurhidayat Photo Verified Writer Alfian Nurhidayat

Strive for progress

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya

Berita Terkini Lainnya