10 Cara agar Tetap Aman saat di Kerumunan, Stay Safe!

Jika sudah tak kondusif, segera evakuasi diri

Kerumunan yang tak terkendali bisa berpotensi berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk tahu cara agar tetap aman saat berada di tengah kerumunan, baik saat acara seperti festival, konser musik, atau kondisi gawat darurat.

Memahami crowd surge

10 Cara agar Tetap Aman saat di Kerumunan, Stay Safe!ilustrasi kerumunan (pexels.com/San Fermin Pamplona)

Dilansir Verywell Health, pakar keamanan kerumunan di Crowd Safety, Steve Allen, mendefinisikan crowd surge sebagai "keadaan saat sekelompok besar orang bergerak di satu ruang secara bersamaan", sehingga menyebabkan crowd collapse, kondisi saat mereka yang terjebak di kerumunan terjatuh dan tak bisa bangun.

"Masalahnya adalah saat beberapa orang terjatuh di kerumunan, dan orang-orang di belakang mereka berlari serta menginjak mereka yang sudah dalam posisi telentang," kata Allen.

Lalu, mengapa crowd collapse bisa terjadi? Allen mengatakan bahwa gelombang kejut dari kehebohan dan orang-orang yang melompat bisa menyebabkan orang-orang jatuh di kerumunan. Sementara skenario-skenario berbeda, profesor dari University of Suffolk, G. Keith Still mengatakan bahwa crowd surge menandakan masalah ruang.

"Saat kepadatan kerumunan mencapai titik hingga semua orang berkontak dekat, kerumunan mulai berdesak-desakan. Gerakan tiba-tiba di kerumunan yang padat bisa menyebabkan crowd surge hingga crowd collapse," tutur Still.

Mengapa kerumunan bisa membunuh?

Pada tahun 2021, insiden serupa terjadi saat Astroworld Festival yang diselenggarakan oleh rapper dan penyakit Amerika Serikat Travis Scott. Sekitar 10 jiwa melayang akibat asfiksia dari kerumunan yang berlebihan. Selain itu, kerumunan serupa di Mekah pada 2015 juga menyebabkan sekitar 2.400 kasus kematian.

Jadi, mengapa crowd surge bisa membunuh? Still mengatakan bahwa meningkatnya tekanan akibat kerumunan bisa membuat orang-orang sulit bernapas. Lalu, saat orang-orang saling jatuh dan menumpuk satu sama lain, crowd collapse bisa mencekik korban yang juga tertekan kerumunan.

"Tak jarang, orang-orang tercederai saat jatuh atau kehilangan kesadaran di tengah crowd surge," kata pakar kesehatan di Ohio State University Wexner Medical Center, Mark Conroy, MD.

Buku Ciottone's Disaster Medicine mengungkapkan bahwa tekanan kerumunan bisa mencapai lebih dari 4.500 Newton, cukup untuk membengkokkan besi atau meruntuhkan dinding batu bata. Tekanan ini bisa meremukkan tubuh hingga oksigen sulit beredar dalam tubuh, terutama otak dan jantung, serta bisa berakibat fatal.

Berbagai video menceritakan kengerian saat korban berjatuhan di tengah kerumunan Itaewon. Saat orang-orang mencoba melakukan resusitasi jantung paru (RJP), musik keras masih terdengar di tengah huru-hara tersebut. Bahkan, di acara Astroworld Festival, acara terus berlangsung terlepas teriakan penonton untuk menghentikan acara.

Conroy mengatakan bahwa itulah salah satu masalah yang terjadi saat crowd surge. Di tengah kerumunan dan euforia, sulit bagi orang-orang di sekitar korban untuk mengetahui terjadinya kondisi gawat darurat, sehingga terlambat bagi korban.

"Pertolongan untuk korban sering kali terlambat," tutur Conroy.

Serupa Itaewon, ziarah Lag BaOmer 2021 di Gunung Meron, Israel, dihadiri sekitar 100.000 orang. Selain kerumunan, jalan Gunung Meron yang terjal dan licin akibat minuman yang tumpah membuat orang-orang terjatuh dan terinjak oleh orang yang berduyun-duyun turun. Akibatnya, 45 korban berjatuhan dan lebih dari 150 orang terluka.

Baca Juga: Mengapa Kerumunan Bisa Picu Henti Jantung? Ini Penjelasannya

Cara agar tetap aman di tengah kerumunan

Karena crowd surge dan crowd collapse bisa mematikan, amat penting bagi kita untuk tahu cara agar tetap aman saat berada di kerumunan. Dimuat dalam The Conversation, pakar dari Max Planck Institute for Human Development, Mehdi Moussaid, mencatat 10 cara untuk tetap bertahan di tengah kerumunan, yaitu:

  • Lihat sekeliling: Cari ruang di mana kerumunan tidak begitu padat sehingga bisa keluar. Selain itu, cari juga pagar atau tangga agar bisa memanjat keluar dari kerumunan.
  • Jauhi rintangan: Cara sebelumnya tak berlaku bila kamu terjebak dinding, pagar, atau rintangan lain yang tak bisa dipanjat. Jika memungkinkan, jauhi dinding, pilar, atau pagar seperti itu.
  • Langsung pergi: Jika kerumunan tak terbendung, urungkan niat dan jangan paksa diri masuk, sehingga bisa menyelamatkan diri dan tidak membahayakan orang lain.
  • Tetap berdiri: Saat jatuh, crowd collapse bisa menciptakan efek domino, dan tubuh tertindih hingga sulit bangun. Jadi, tetaplah berdiri kokoh di tengah kerumunan.
  • Jaga napas: Oksigen amat penting untuk mencegah asfiksia, jadi jangan berteriak atau banyak bicara di tengah kerumunan kecuali memang perlu.
10 Cara agar Tetap Aman saat di Kerumunan, Stay Safe!ilustrasi kerumunan penonton saat konser musik (pixabay.com/Pexels)
  • Bak petinju: Jika kerumunan mulai intens, tekuk lengan ke dada seperti petinju yang melindungi diri. Dengan ini, rusuk terlindung dari tekanan kerumunan, sehingga paru-paru bisa bernapas.
  • Ikuti arus: Melawan arus kerumunan malah menguras energi. Jadi, ikuti arus dan tetap jaga keseimbangan (jangan sampai jatuh).
  • Kepadatan kerumunan: Penting untuk mengetahui bila kerumunan sudah memadat. Ukuran yang bisa dipakai adalah:
    • Tidak berbahaya: Jika kontak fisik tak dekat, maka kepadatan kerumunan masih di bawah 3 orang per meter persegi.
    • Tidak berbahaya, tetapi segera pergi: Jika mulai bersentuhan dengan 1 atau 2 orang tanpa sengaja, kepadatan kerumunan sekitar 4 sampai 5 orang per meter persegi.
    • Berbahaya: Jika tak bisa bergerak bebas hingga sulit menyentuh wajah sendiri, kepadatan kerumunan sekitar 6 orang per meter persegi.
  • Jangan panik: Kepanikan terjadi saat kerumunan bergegas ke satu lokasi secara bersamaan untuk menghindari bahaya atau gawat darurat. Pergerakan kerumunan bisa amat berbahaya, sehingga pantau situasi, tetap tenang, dan bergeraklah ke tempat yang aman dan terbuka.
  • Saling peduli: Saling bantu adalah kunci mencegah tragedi, dan kerumunan yang saling peduli lebih baik daripada kerumunan yang individualistis. Selain mencegah agar diri tak terjatuh, jaga mereka yang terlihat lemah dan bantu mereka yang terjatuh agar tidak terinjak-injak kerumunan.

Tanggung jawab penyelenggara acara juga tak kalah penting

Allen menyoroti rumitnya keputusan penyelenggara, panitia, atau event organizer (EO) untuk menghentikan acara saat crowd surge terjadi. Oleh karena itu, sebenarnya lebih baik untuk segera menghentikan acara bila kerumunan tidak terkontrol.

"Orang-orang keburu meninggal. Harusnya, [keputusan] lebih cepat dan prosedur seharusnya lebih leluasa untuk menghentikan acara," kata Allen.

Adalah tanggung jawab penyelenggara acara untuk memitigasi risiko crowd surge sehingga korban tidak berjatuhan. Meski begitu, tetap penting untuk memperhatikan kepadatan kerumunan dan mengetahui risiko agar bisa menyelamatkan diri dan orang lain.

"Jika kamu melihat orang saling dorong di kerumunan, jalan terbaik adalah menarik diri. Memang jadi lebih sulit menikmati acara, tetapi menghindari kerumunan adalah yang terbaik," tandas Conroy.

Baca Juga: KBRI Seoul: Tak Ada Korban WNI di Tragedi Halloween Itaewon

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya