TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[INFOGRAFIS] Rumah Sakit Penuh, Ini 5 Panduan Isolasi Mandiri COVID-19

Walau isoman, tetap harus waspada jaga diri dan orang lain

ilustrasi panduan isoman (IDN Times/Sukma Shakti)

Perang dengan pandemi COVID-19 belum usai. Angka penularan masih tinggi dan membuat tenaga kesehatan dan berbagai fasilitas kesehatan kewalahan karena membludaknya pasien. Orang-orang yang positif COVID-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala disarankan untuk isolasi mandiri

ilustrasi panduan isoman (IDN Times/Sukma Shakti)

Orang-orang yang disarankan untuk menerapkan protokol isolasi mandiri adalah yang:

  • Terkonfirmasi positif COVID-19 lewat tes PCR, tapi tidak mengalami gejala atau gejalanya ringan (misalnya demam, batuk, atau sakit tenggorokan)
  • Menunjukkan hasil reaktif tes swab antigen dan tidak bisa melakukan konfirmasi dengan tes PCR
  • Terkonfirmasi positif saat exit test pada masa karantina
ilustrasi panduan isoman (IDN Times/Sukma Shakti)

Meski demikian, isolasi mandiri cuma bisa dilakukan oleh:

  • Usia kurang dari 45 tahun
  • Tidak punya komorbid seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, atau penyakit paru-paru kronis
  • Ada fasilitas kamar terpisah di rumah untuk setiap penghuni
  • Ada kamar mandi di dalam rumah

Bila salah satu syarat tidak terpenuhi, maka disarankan untuk melakukan isolasi di tempat-tempat yang telah disediakan oleh pemerintah atau kelurahan. Selain itu, untuk menentukan pasien bisa isoman harus objektif dan berdasarkan pertimbangan dokter.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini panduan isoman yang baik.

1. Cek kondisi tubuh ke petugas kesehatan

ilustrasi panduan isoman (IDN Times/Sukma Shakti)

Sebelum benar-benar melakukan isoman, ada baiknya cek kondisi tubuh terlebih dulu ke fasilitas pelayanan kesehatan, bisa ke puskesmas atau rumah sakit. Tak perlu menunggu ada gejala, walau tubuhmu sehat sekalipun kamu tetap disarankan check-up karena bisa jadi kamu pasien tanpa gejala. Nantinya, di sana kamu akan mendapatkan:

  • Jadwal tes: ada beragam tes COVID-19 yang disediakan. Sangat disarankan untuk melakukan tes PCR demi keakuratan pengenalan kondisi tubuh. Dari hasil tes ini, kamu akan diarahkan petugas kesehatan untuk melakukan isolasi mandiri atau tidak.

  • Edukasi: petugas kesehatan jelas lebih memahami COVID-19. Jangan malu bertanya untuk mendapat pemahaman yang baik terkait COVID-19. Apa yang perlu diwaspadai, dilakukan, dan sebagainya.

  • Obat atau suplemen: kamu bisa mendapatkan sejumlah suplemen untuk mendukung daya tahan tubuh. Bila terbukti positif COVID-19, petugas kesehatan akan merencanakan pengobatan.

Baca Juga: Isolasi Mandiri di Rumah? Cara Mencuci Baju Orang Sakit agar Steril

2. Perhatikan kondisi rumah

ilustrasi panduan isoman (IDN Times/Sukma Shakti)

Melakukan isoman tidak semata-mata berdiam diri di dalam rumah. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan isoman efektif atau tidak.

  • Ventilasi: pastikan tempat atau ruang isoman punya sirkulasi udara yang baik. Jendela, exhaust fan, atau hal lain yang bisa menyuplai udara segar berguna untuk menurunkan risiko penularan via udara.

  • Jumlah anggota keluarga: berapa banyak penghuni rumah dan apakah ada fasilitas kamar terpisah di rumah untuk setiap penghuni? Jika tidak ada, baiknya lakukan isoman di tempat lain, seperti kos, apartemen, atau fasilitas khusus isoman lainnya.

3. Buat aturan untuk penggunaan fasilitas

ilustrasi panduan isoman (IDN Times/Sukma Shakti)

Selain kamar terpisah, pelaku isoman ada baiknya juga memperhatikan penggunaan fasilitas yang lain. Berikut ini fasilitas yang benar-benar perlu dicermati:

  • Tempat tidur: sangat disarankan (atau diharuskan untuk pasien COVID-19) tidur sendiri demi menghindari risiko penularan. Hindari berbagi tempat tidur dengan anggota keluarga lain.

  • Toilet: upayakan penggunaan toilet hanya khusus untukmu saja. Jika tidak bisa, setidaknya toilet tersebut harus sering dibersihkan dengan disinfektan demi mencegah virus menetap dan menyebar.

  • Alat makan: gunakan alat makan yang terpisah. Pakai alat makanmu sendiri dan cuci bersih setelah digunakan dengan sabun. Jika bisa, makan pula terpisah dari orang lain.

  • Masker: jangan lupa untuk selalu kenakan masker. Disarankan untuk pakai masker dobel dan menggantinya secara rutin serta hindari saling meminjamkan masker.

4. Buat jadwal kegiatanmu

ilustrasi panduan isoman (IDN Times/Sukma Shakti)

Isoman memerlukan kedisiplinan demi mencegah penularan COVID-19. Ada baiknya kamu membuat jadwal tentang apa yang perlu dilakukan dan diperhatikan.

  • Menu makanan: pastikan menu makananmu selalu bernutrisi. Asupan nutrisi yang baik dapat membantu mengoptimalkan daya tahan tubuh.

  • Berjemur: selalu luangkan waktu untuk berjemur pada pagi hari. Ini bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah infeksi.

  • Cek saturasi: kamu disarankan untuk rutin cek saturasi oksigen menggunakan oksimeter setiap empat jam sekali. Penurunan saturasi oksigen jarang terasa dan jika tidak rutin dicek, dikhawatirkan penanganan untuk kondisi yang lebih serius akan terlambat.

  • Batasi interaksi: kurangi interaksi atau kontak langsung dengan kerabat atau orang sekitarmu. Kurangi pula waktu keluar rumah atau tidak usah sama sekali. Upayakan komunikasi berjarak atau menggunakan jaringan internet.

  • Check-up: bagi pasien COVID-19, jangan lupa untuk selalu check-up ke dokter, bisa lewat fasilitas telemedicine. Ini akan membantu dokter untuk memantau kesehatanmu dan dapat bertindak cepat bila ada yang diperlukan.

Baca Juga: Untuk yang Isolasi Mandiri, 5 Tips agar PCR Cepat Negatif 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya