TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gak Nyangka, 6 Kebiasaan Ini Sebabkan Demensia, Termasuk Mengupil

Tampak sepele, tetapi berdampak cukup serius

ilustrasi demensia di usia dini (unsplash.com/Sander Sammy)

Demensia adalah kondisi saat seseorang mengalami penurunan kinerja otak yang berkaitan dengan memori. Secara umum, orang dengan demensia juga mengalami penurunan daya ingat dan proses dalam berpikir. Nah, perlu diketahui bahwa penyakit Alzheimer termasuk salah satu bentuk demensia yang biasanya dialami lansia.

Tidak sama dengan pikun, tetapi demensia bisa memiliki gejala yang mirip. Gangguan memori, kebingungan, sulit menerapkan kata-kata yang sesuai, selalu mengulang sesuatu, dan susah untuk melakukan hal-hal sederhana merupakan sederet gejala yang dialami oleh penderita demensia.

Menurut Healthdirect, demensia tidak hanya ditemukan pada orang-orang berusia lanjut. Bahkan, ada banyak kasus demensia yang menyerang mereka yang masih berusia 30 dan 40 tahun. Jadi, apa saja kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko demensia?

1. Malas berpikir

ilustrasi gangguan memori pada usia muda (unsplash.com/Ivan Aleksic)

Oke, ini bukan bercanda. Orang yang malas berpikir akan memiliki risiko lebih tinggi terhadap demensia dan penyusutan otak. Diterangkan dalam laman University of New South Wales (UNSW), orang-orang yang tak terlibat dengan aktivitas mental atau otak selama hidupnya akan mengalami penyusutan otak dua kali lipat sejalan dengan pertambahan usia.

Dengan kata lain, malas berpikir dan tidak pernah menggunakan otak dengan baik bisa menyebabkan demensia dan kerusakan otak pada usia muda atau tua. Michael Valenzuela dari School of Psychiatry UNSW menerangkan bahwa hipokampus kecil pada otak merupakan faktor risiko spesifik bagi munculnya Alzheimer. Aktivitas yang melibatkan mental dan otak akan menjaga menyehatkan organ tersebut.

Baca Juga: 5 Perbedaan Demensia dan Alzheimer, Jangan Salah Sebut Lagi, ya! 

2. Malas membaca dan menulis

ilustrasi melatih otak dengan menulis (unsplash.com/Darius Bashar)

Jika pekerjaan atau hobimu adalah menulis, itu bagus untuk mencegah demensia dini. Menurut laporan dari Better Aging, studi yang dirilis dalam Neurology memaparkan fakta bahwa menulis dan membaca (terlepas dari pendidikan apa pun) dapat mencegah perkembangan demensia.

Menulis dan membaca secara aktif juga akan membuat otak selalu bekerja optimal dan itu menurunkan risiko kepikunan dini. Nah, kalau ingin otak sehat sampai tua, sempatkan menulis dan membaca di sela-sela kesibukan kamu. Kegiatan sederhana ini sudah terbukti mampu menyehatkan otak dan menurunkan risiko demensia.

3. Merokok

ilustrasi rokok yang dibiarkan menyala (unsplash.com/Andres Siimon)

Merokok adalah kebiasaan yang bisa sulit untuk dihentikan. Namun, rokok sudah terbukti membawa dampak buruk bagi kesehatan, misalnya pada paru-paru, pembuluh darah, dan menyebabkan kanker.

Berdasarkan riset yang dilampirkan dalam laman Alzheimer's Society, didapatkan fakta bahwa racun pada asap rokok menyebabkan peradangan dan stres pada sel otak dan keduanya sangat berkaitan dengan perkembangan penyakit Alzheimer. Jadi, tidak merokok adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatanmu.

4. Mengonsumsi daging secara berlebihan

ilustrasi daging merah yang siap dimasak (unsplash.com/Eiliv Aceron)

Ada beberapa jenis makanan yang bagus buat kesehatan otak, di antaranya ikan laut, buah-buahan, kacang-kacangan, dan sayuran segar. Lalu, bagaimana dengan daging merah?

Sebuah studi observasi menemukan bahwa konsumsi daging olahan dalam jumlah tinggi akan meningkatkan risiko demensia dan Alzheimer.

Tentu saja kita diperbolehkan makan daging, tetapi perhatikan porsinya. Pasalnya, daging memang lebih banyak mengandung lemak dan kolesterol jika dibandingkan produk hewani lainnya, seperti ikan. Jadi, konsumsilah daging dengan bijak dan jangan sampai berlebihan, ya.

5. Mengupil

ilustrasi mengupil (seasonsmedical.com)

Terkesan memang tak masuk akal. Namun, berdasarkan penelitian yang dipaparkan dalam laman Griffith University, didapatkan fakta baru mengenai hubungan antara mengupil dan demensia.

Perlu diketahui bahwa bukan mengupilnya yang dapat menyebabkan demensia atau Alzheimer, melainkan bakteri yang bisa masuk melalui rongga hidung ke otak.

Bakteri dari luar, misalnya yang menempel di jari yang kotor, bisa saja masuk ke otak melalui jalur saraf penciuman. Jika bakteri tersebut sampai ke otak, beberapa kerusakan mungkin terjadi dan pada umumnya berkaitan dengan Alzheimer. Jadi, konsultasikan dengan dokter tentang bagaimana cara membersihkan hidung yang mudah dan steril.

Baca Juga: 10 Penyebab Mimisan saat Tidur, Salah Satunya Mengupil Tanpa Sadar

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya