TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Saja Bahaya Memberi Jamu kepada Bayi?

Walau pengobatan alami, tetapi tidak selalu aman digunakan

ilustrasi bayi menangis (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Seorang ibu menceritakan pengalamannya tentang bayinya yang meninggal dunia usai diberikan ramuan tradisional atau jamu oleh keluarganya. Tak lama setelah bayi berusia 54 hari tersebut meminum ramuan herbal, ia mengalami sesak napas. Nahas, nyawanya tidak tertolong saat tiba di rumah sakit.

Pada dasarnya, banyak ahli mengatakan bahwa bayi berusia 6 bulan hanya boleh mengonsumsi ASI. Memberikan makanan atau minuman kepada bayi sebelum waktunya berpotensi mengganggu tumbuh kembangnya, bahkan dapat membahayakan kesehatannya.

Apa saja bahaya memberi jamu atau ramuan herbal kepada bayi? Berikut penjelasannya!

1. ASI adalah sumber makanan utama bayi

ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/ RODNAE Productions)

Air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik untuk bayi. Oleh sebab itu, para ahli merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, dan tetap melanjutkan ASI dengan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI) sampai usianya 2 tahun.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan, selama pertumbuhan bayi, kandungan ASI akan menyesuaikan dengan kebutuhan nutrisinya. Selain itu, ASI juga membantu melindungi bayi dari penyakit.

Bayi yang mendapatkan ASI memiliki risiko asma, obesitas, diabetes tipe 1, penyakit saluran pernapasan berat, hingga infeksi telinga yang lebih rendah.

Tidak hanya bermanfaat bagi bayi, ibu yang memberikan ASI juga memiliki risiko yang lebih rendah mengalami kanker payudara, kanker ovarium, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi.

Baca Juga: Kapan Bayi Boleh Minum Air Putih? Ini Waktu yang Tepat

2. Mengapa makanan selain ASI harus menunggu sampai berusia sekitar 6 bulan?

ilustrasi menyuapi anak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

National Health Service (NHS) menjelaskan, MPASI baru dikenalkan saat bayi berusia sekitar 6 bulan karena ASI atau susu formula sudah dapat memenuhi kebutuhan energi dan nutrisinya sampai mereka berusia 6 bulan. Selain itu, memberikan ASI sampai bayi berusia sekitar 6 bulan dapat membantunya melindungi dari penyakit dan infeksi.

Menunggu sampai usia tersebut juga dapat memberi waktu bayi untuk berkembang sehingga mereka mampu makan makanan padat. Menunggu sampai bayi cukup umur juga membuat bayi lebih mampu untuk makan sendiri.

3. Minuman herbal dan teh tidak boleh diberikan kepada bayi

ilustrasi menggendong bayi (pexels.com/Anna Shvets)

ASI merupakan satu-satunya makanan atau minuman yang dibutuhkan bayi hingga berusia 6 bulan. Setelah usianya 6 bulan, baru boleh dikenalkan dengan makanan atau minuman selain ASI dan susu formula. ASI atau susu formula tetap diberikan meskipun bayi sudah mulai mengonsumsi MPASI.

Walaupun sudah boleh mulai mengonsumsi makanan atau minuman selain ASI, tetapi tidak lantas semuanya boleh dan aman dikonsumsi oleh bayi. Misalnya, teh dan kopi tidak cocok untuk bayi. NHS juga menyebutkan bahwa minuman herbal tidak direkomendasikan untuk bayi.

4. Apa risikonya jika memberikan pengobatan tradisional untuk bayi?

ilustrasi bayi menangis (pixabay.com/joffi)

Dilansir National Capital Poison Center, suplemen herbal dan teh juga diberikan kepada sekitar 9 persen bayi di Amerika Serikat berdasarkan studi. Alasan pemberian tersebut untuk mengurangi rewel, mengatasi masalah pencernaan, dan mengobati kolik.

Namun, pemberian herbal tersebut justru dapat membahayakan anak. Anak dapat mengalami kejang dan infeksi dari teh dan pengobatan herbal, keracunan timbal dan merkuri dari pengobatan tradisional, serta kerusakan hati akibat suplemen tertentu.

Beberapa masalah yang berpotensi muncul akibat memberikan suplemen herbal dan teh kepada bayi yaitu:

  • Bayi mungkin akan memberi respons yang berbeda dengan orang dewasa karena berat badannya yang kecil dan sistem gastrointestinal, saraf, serta imun yang belum sempurna.
  • Walau sediaan herbal telah memiliki sejarah penggunaan yang panjang, namun bahan tersebut dapat terkontaminasi logam berat atau bakteri.
  • Memberikan bahan herbal kepada bayi berpotensi menimbulkan reaksi alergi.
  • Adanya kemungkinan interaksi obat apabila diberikan bersama dengan obat resep yang sedang digunakan.
  • Kurangnya penelitian tentang efektivitas dan keamanan terkait bahan herbal pada bayi.

Baca Juga: 7 Pemeriksaan Penting untuk Bayi Baru Lahir, Jangan Sampai Terlewat

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya