TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Manfaat Puasa untuk Kesehatan Jantung, Sayang untuk Dilewatkan

Harus dimanfaatkan sebaik-baiknya

ilustrasi muslim (pexels.com/Monstera)

Intinya Sih...

  • Puasa dapat membantu dalam memperbaiki faktor risiko penyakit kardiovaskular dengan cara mengontrol tekanan darah, kelebihan berat badan, dan disfungsi endotel.
  • Berpuasa dapat membantu menurunkan tekanan darah dan ini memiliki pengaruh baik pada kesehatan jantung.
  • Walaupun membawa banyak manfaat bagi kesehatan, tetapi puasa juga memiliki efek samping yang perlu diwaspadai.

Puasa bukan hanya kewajiban bagi umat Islam selama bulan suci Ramadan, tetapi juga terbukti mendatangkan berbagai manfaat kesehatan. Salah satunya adalah untuk kesehatan jantung.

Terbukti lewat berbagai penelitian, yuk, simak bersama manfaat puasa untuk kesehatan jantung agar kamu makin semangat dalam melakukan ibadah ini!

1. Meringankan kondisi penyakit kardiovaskular

Menurut laporan, dikatakan bahwa berpuasa dapat meringankan kondisi penyakit kardiovaskular (Jurnal Ners, 2019).

Puasa dapat membantu dalam memperbaiki faktor risiko penyakit kardiovaskular dengan cara mengontrol tekanan darah, kelebihan berat badan, dan disfungsi endotel.

2. Mengurangi kolesterol dan trigliserida

ilustrasi muslim sedang bekerja (pexels.com/Artem Podrez)

Kolesterol merupakan salah satu faktor risiko yang memengaruhi kesehatan jantung.

Menurut penelitian terhadap 110 partisipan untuk mengetahui manfaat puasa selama tiga minggu pada orang-orang yang kelebihan berat badan, ditemukan adanya penurunan berat badan yang disertai penurunan signifikan pada kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) alias kolesterol jahat, trigliserida, serta basal glikemia dan insulinemia (Serbian Archives of Medicine, 2017).

Baca Juga: 7 Efek Samping Potensial dari Puasa, yuk Ketahui!

3. Mengurangi risiko penyakit jantung koroner

Kebaikan puasa untuk kesehatan jantung lainnya adalah dengan berkurangnya risiko penyakit jantung koroner.

Terdapat studi mengenai hubungan antara puasa Ramadan dengan prevalensi dan risiko penyakit jantung koroner pada pasien yang menjalani kateterisasi koroner (Chest, 2020).

Studi tersebut memperlihatkan bahwa selama bulan Ramadan, pasien yang memiliki penyakit jantung koroner menjadi lebih sedikit (48 orang, 62,3 persen) jika dibandingkan dengan dua periode waktu lainnya yaitu pada sebelum Ramadan (89 orang, 82,4 persen) dan setelah Ramadan (53 orang, 72,6 persen). 

Setelah disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan faktor risiko jantung koroner, ditemukan bahwa risiko penyakit jantung ini relatif lebih rendah pada bulan Ramadan daripada sebelumnya.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa puasa memiliki manfaat dalam mengurangi penyakit jantung koroner.

Studi lainnya dalam jurnal Cell Metabolism menemukan, puasa intermiten (bentuk lain dari puasa) selama enam bulan secara signifikan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular pada individu yang sehat dan tidak kelebihan berat badan, mengutip dari laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes).

Para peneliti menemukan bahwa puasa intermiten mengurangi tekanan darah, denyut jantung, dan LDL pada peserta penelitian.

4. Mengurangi risiko diabetes

ilustrasi berbuka puasa (pexels.com/Jack Sparrow)

Diabetes adalah salah satu faktor penyebab penyakit jantung. Dilansir WebMD, berpuasa dapat bermanfaat dalam mengurangi risiko pada pasien diabetes.

Ini dibuktikan dengan penelitian terhadap tiga laki-laki yang memiliki diabetes tipe 2 selama 10–25 tahun.

Dengan pengawasan medis, mereka puasa setiap dua hari sekali atau total tiga hari dalam seminggu. Dalam satu bulan, mereka mampu berhenti terapi insulin. Kurang dari setahun, mereka mampu mengurangi atau menghentikan pengobatan diabetes lainnya.

Ada pula studi skala kecil lainnya yang melibatkan 10 laki-laki obesitas dengan diabetes tipe 2 yang diikuti dengan diet tertentu dalam jangka waktu tertentu. Ditemukan adanya peningkatan gula darah puasa dan pengurangan berat badan selama enam minggu.

Puasa juga bisa berdampak positif bagi sensitivitas insulin. Ketika tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin, dapat terjadi peningkatan penggunaan glukosa dan pengendalian gula darah yang lebih baik.

Puasa intermiten telah terbukti dapat meningkatkan sensitivitas insulin dalam beberapa penelitian. Ini dapat membantu mencegah resistansi insulin, yang merupakan faktor risiko utama bagi perkembangan diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

5. Menurunkan tekanan darah

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah satu dari beberapa faktor utama penyebab penyakit jantung. Dilansir Cleveland Clinic, berpuasa dapat membantu menurunkan tekanan darah. Hal tersebut tentu memiliki pengaruh baik pada kesehatan jantung.

Meski demikian, perlu diperhatikan juga bahwa puasa dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, yang membuat jantung bisa tidak stabil dan mudah mengalami aritmia (gangguan irama jantung).

6. Peningkatan fungsi jantung

ilustrasi kesehatan jantung (pexels.com/Puwadon Sang-ngern)

Puasa intermiten dapat meningkatkan fungsi jantung. Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), sebuah penelitian dalam jurnal Circulation menemukan bahwa puasa intermiten meningkatkan kemampuan jantung untuk memompa darah dengan lebih efisien dan mengurangi risiko terjadinya kerusakan pada jantung.

Selain itu, puasa intermiten juga dapat meningkatkan kesehatan pembuluh darah dan mengurangi risiko pengerasan arteri.

7. Pengendalian berat badan

Salah satu manfaat puasa intermiten yang paling umum diketahui adalah pengendalian berat badan. Puasa intermiten dapat membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan, yang dapat berkontribusi pada penurunan berat badan.

Penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat badan yang sehat dapat memberikan manfaat kesehatan kardiovaskular yang signifikan, termasuk penurunan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Manfaat lain puasa bagi kesehatan tubuh

ilustrasi puasa (unsplash.com/@allahetman)

Tak cuma untuk kesehatan jantung, dilansir Healthline, berikut ini manfaat lain yang bisa didapat dari berpuasa:

  • Meningkatkan kontrol gula darah.
  • Membantu meringankan peradangan.
  • Meningkatkan fungsi otak dan mencegah gangguan neurodegeneratif.
  • Membantu penurunan berat badan.
  • Meningkatkan sekresi hormon pertumbuhan.
  • Menunda penuaan.
  • Membantu pencegahan kanker.
  • Meningkatkan efektivitas kemoterapi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya