TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Bahan Berbahaya yang Ada dalam Maskara, Waspadai!

Bisa membahayakan mata dan seluruh tubuh

ilustrasi maskara (unsplash.com/Andrea Sánchez)

Intinya Sih...

  • Maskara bisa mengandung bahan berbahaya seperti paraben, pewarna tar batubara, dan pewangi yang dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit.
  • BHA, BHT, PFAS, formaldehida, dan propilen glikol juga dapat ditemukan dalam maskara dan dapat meningkatkan risiko kanker serta gangguan kesehatan lainnya.
  • Penting untuk memilih maskara dengan bahan alami dan tidak beracun serta menghindari produk yang mengandung bahan kimia berbahaya.

Maskara adalah salah satu produk riasan favorit. Maskara membuat mata terlihat lebih cerah dan menonjol. Namun, apakah kamu yakin maskara yang sering kamu gunakan aman dari bahan berbahaya?

Adanya bahan berbahaya dalam maskara bisa bikin khawatir. Lagi pula, tidak ada orang yang ingin menaruh bahan-bahan berbahaya di dekat matanya. Menghindari bahan-bahan berbahaya dalam maskara akan membantumu menghindari segala potensi masalah pada mata.

1. Paraben

Paraben ditambahkan ke dalam riasan untuk menghentikan pertumbuhan mikroba, jamur, dan bakteri guna memperpanjang umur simpan riasan. Sayangnya, bahan kimia ini diserap langsung ke dalam aliran darah melalui pori-pori kecil di sekitar mata.

Paraben telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara dengan meniru estrogen dan menyebabkan gangguan endokrin. Paraben juga dikaitkan dengan toksisitas reproduksi, neurotoksisitas, imunotoksisitas, dan iritasi kulit.

2. Pewarna tar batubara

Ilustrasi maskara (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pewarna tar batubara adalah produk turunan batubara yang digunakan untuk memberikan warna hitam khas pada maskara. Bahan ini mengandung logam berat dan bersifat karsinogenik jika dioleskan pada kulit. 

Pewarna tar batubara sering ditulis sebagai FD&C Blue no. 1 atau Carbon Black. Jadi, sebaiknya hindari maskara dan produk lain yang mengandung bahan tersebut.

3. Wewangian

Uniknya, banyak maskara mengandung pewangi. Pewangi sering ditambahkan ke dalam maskara untuk menutupi bau tidak sedap dari pewarna tar batubara. Sayangnya, wewangian bisa sangat mengiritasi mata dan kulit. 

Ini dapat menyebabkan kemerahan, perih, bahkan reaksi alergi. Wewangian juga bisa menjadi sumber bahan kimia yang mengganggu endokrin, sehingga berbahaya bagi kesehatan. Jika kamu mencari maskara yang bebas pewangi, carilah maskara dengan label "bebas pewangi".

Baca Juga: 6 Bahan Berbahaya dalam Sabun, Cek Daftar Bahan Produk!

4. BHA dan BHT

ilustrasi maskara (pexels.com/Magda Ehlers)

BHA dan BHT banyak digunakan sebagai pengawet pada berbagai macam kosmetik, termasuk maskara. Namun, bahan-bahan ini telah dikaitkan dengan risiko kesehatan, seperti gangguan hormon dan kanker. 

Lebih parah lagi, bahan-bahan ini tidak dapat terurai secara hayati dan dapat membahayakan hewan air dan darat. Oleh sebab itu, penting untuk menghindari maskara yang mengandung BHA dan BHT.

Selain itu, disarankan memilih maskara yang mengandung bahan pengawet alami, seperti ekstrak rosemary atau ekstrak biji jeruk bali.

5. PFAS

Sebagian besar maskara tahan air, lipstik cair, dan alas bedak mengandung kimia beracun yang dikenal sebagai polyfluoroalkyl substances (PFAS). PFAS digunakan karena sifatnya yang tahan air dan anti noda.

Paparan PFAS telah dikaitkan dengan gangguan fungsi kekebalan tubuh, kanker tertentu, peningkatan risiko diabetes, obesitas, dan gangguan endokrin. PFAS tampaknya berbahaya bagi setiap sistem organ utama dalam tubuh manusia.

6. Formaldehida

ilustrasi perempuan menggunakan makeup (pexels.com/Karolina Grabows)

Formaldehida digunakan dalam maskara sebagai pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Pengawet ini dapat ditulis dengan nama seperti DMDM hydantoin, diazuli dinyl urea, imidazolidinyl urea, methenamine, dan quaternium-15. 

Formaldehida dikenal sebagai karsinogen dan dapat diserap melalui kulit, jadi penting untuk menghindari bahan ini saat membeli maskara dan kosmetik lainnya. Hati-hati juga dengan riasan yang tidak mencantumkan nama produk dengan benar.

Misalnya, beberapa produsen hanya mencantumkan nama "pengawet" tanpa menjelaskan bahwa itu adalah formaldehida atau bahan berisiko lainnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya