TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Cara Memberi Tahu Anak saat Orang tua Didiagnosis Kanker

Memang berat, tetapi tidak boleh disembunyikan

Cara memberitahu anak saat orangtua didiagnosis kanker (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ketika didiagnosis kanker, banyak orang sangat khawatir tentang bagaimana penyakit dan pengobatannya akan memengaruhi keluarga. Orang tua biasanya juga bingung tentang bagaimana cara memberi tahu kondisinya kepada anak-anak.

Sangat umum bagi orang tua merasa sedikit bingung tentang apakah, bagaimana, dan kapan harus membagikan informasi ini kepada anak-anak. Kendati berbicara tentang kanker mungkin sulit, ada cara untuk memudahkan prosesnya. Di sini, telah dirangkum dari laman MD Anderson Cancer Center dan City of Hope, saran dalam memberi tahu anak-anak tentang diagnosis kanker.

1. Persiapkan apa yang akan dikatakan

ilustrasi ayah berbicara dengan anak (pexels.com/Monstera)

Penting untuk memikirkan tentang apa yang akan kamu katakan dan bagaimana cara mengatakannya. Bila perlu, buat catatan tentang poin penting yang akan kamu katakan agar dapat fokus pada anak. 

Kamu juga dapat berdiskusi dengan orang dewasa lain atau dokter tentang apa yang perlu disampaikan kepada anak-anak tentang kanker. Atau, kamu bisa bergabung dengan grup pendukung dan berbagi pengalaman dengan anggota lain tentang bagaimana mereka memberi tahu anak tentang kondisi orang tua.

2. Tentukan siapa yang akan berbicara

ilustrasi berbicara dengan anak-anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sebaiknya, pihak yang memberi tahu anak tentang berita tersebut adalah orang tua langsung. Tidak apa-apa jika kamu menyampaikannya dengan perasaan sedih atau menangis. Melihat orang tua menangis memberi anak izin untuk menangis juga. 

Berbicara tentang diagnosis kanker pada anak bukanlah hal yang mudah. Jika kamu merasa tidak dapat menyampaikan kabar tersebut kepada anak-anak, tidak apa-apa meminta pasangan atau anggota keluarga dekat untuk berbicara kepada anak.

Baca Juga: Apakah Anak-Anak Bisa Mengalami Kanker Payudara?

3. Temukan tempat yang bagus

ilustrasi orang tua berbicara dengan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Cobalah untuk menciptakan lingkungan di mana anak-anak merasa aman dan mampu mengajukan pertanyaan. Mungkin ada tempat-tempat di mana kamu dan anak-anak biasa menghabiskan waktu untuk berdiskusi.

Sebaiknya, hindari memulai percakapan berat tepat sebelum waktu tidur anak. Di mana pun tempat yang dipilih, pastikan kamu menghabiskan cukup waktu dengan anak sehingga mereka merasa didukung.

4. Kabarkan tentang diagnosis sebelum memulai pengobatan kanker

ilustrasi ayah berbicara dengan anak-anaknya (pexels.com/Ron Lach)

Idealnya, kamu harus mengabarkan tentang diagnosis kanker sebelum memulai perawatan. Sisihkan waktu bersama keluarga dekat dan beri tahu tahu semua orang bersama di rumah atau ruang pribadi dan tempat nyaman lainnya.

Sulit merahasiakan kanker. Anak-anak mungkin sudah tahu ada yang salah dengan orangtuanya. Jadi, daripada membuat anak-anak penasaran dan terus khawatir, biarkan mereka mendengarnya dari orang tuanya sendiri.

5. Bicara tentang bagaimana perawatan akan memengaruhi rutinitas mereka

ilustrasi ibu berbicara dengan anak (pexels.com/Kindel Media)

Pada hari-hari awal setelah diagnosis, keadaan mungkin menjadi lebih tidak menentu. Ada banyak perubahan yang akan terjadi pada pada rutinitas anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Jadi, penting untuk berusaha tetap pada rutinitas dan beri tahu anak-anak bagaimana perawatan akan memengaruhi mereka.

Beri tahu siapa yang akan menjemput mereka dari sekolah atau memasak makan malam. Ini akan membantu anak merasa lebih aman dan siap dengan perubahan.

6. Ambil pendekatan yang sesuai usia

ilustrasi orangtua berbicara dengan anak (pexels.com/Augustderichelieu)

Saat berbicara dengan anak tentang kanker, penting untuk berkomunikasi secara jujur dan sesuai usia anak. Misalnya, kamu harus menjelaskan diagnosis kanker kepada balita secara berbeda dari yang dilakukan kepada remaja.

Anak usia 3 hingga 5 tahun mulai memahami penyakit. Kamu bisa menggunakan gambar, boneka, atau boneka binatang untuk membantu menjelaskan dengan cara yang dapat mereka pahami. Berikan penjelasan singkat dan sederhana dan ulangi seperlunya.

Anak usia 9 tahun mulai menyadari bahwa orang tua mungkin akan meninggal. Bahkan, meskipun anak tidak membahasnya, penting untuk berbicara dengan mereka tentang kematian. Misalnya, dengan mengatakan sesuatu seperti, "Kadang-kadang pengidap kanker meninggal, tetapi itu bukan rencana ayah/ibu saat ini karena ayah/ibu akan mulai menjalani perawatan".

Kemungkinan besar, remaja sudah memahami kanker, tetapi mereka cenderung menginternalisasi atau menyembunyikan perasaan.  Sebaiknya, dorong anak remaja untuk membicarakan perasaan mereka. Jika mereka tidak mau membicarakannya, sarankan untuk berbicara pada guru atau orang dewasa lain yang nyaman untuk diajak bicara.

Baca Juga: Mengapa Virus HPV Bisa Menyebabkan Kanker Serviks?

7. Bersiaplah untuk menjawab pertanyaan sulit

ilustrasi perbincangan orangtua & anak (pexels.com/monstera)

Anak mungkin akan mengajukan pertanyaan sulit sehingga kamu perlu mengantisipasinya. Kamu mungkin tidak akan memiliki semua jawaban, dan ingatkah bahwa tidak mengapa untuk jujur dan mengatakan bahwa kamu tidak mengetahuinya.

Beri anak pandangan yang jujur, tetapi penuh harapan dan optimis. Berikan jaminan bahwa kamu akan selalu jujur kepada mereka tentang apa yang terjadi.

8. Bersikaplah seterbuka dan sejujur mungkin

ilustrasi orangtua berbicara dengan anak (pexels.com/augustderichelie)

Jawab pertanyaan anak dengan jujur dan tetap bagikan informasi yang positif. Kamu bisa mengakui bahwa ini adalah momen yang menakutkan, tetapi beri tahu mereka bahwa kamu sedang berusaha semaksimal mungkin untuk sembuh. Kuncinya adalah untuk memperkuat bahwa kalian semua akan melewati ini bersama sebagai sebuah keluarga.

9. Jelaskan perubahan yang mungkin terjadi padamu

ilustrasi orang tua berbicara dengan anak (freepik.com/freepik)

Jelaskan kepada anak agar mereka dapat bersiap terhadap perubahan penampilan orangtuanya. Misalnya, jelaskan bahwa kanker dan pengobatannya dapat membuat kamu merasa lelah dan sakit. Kamu juga mungkin kehilangan berat badan dan rambut. 

Mintalah bantuan orang lain untuk menggantikanmu selama perawatan. Ketika kamu menjelaskan perubahan ini, ini mengirimkan pesan kepada anak-anak bahwa mereka akan tetap diurus.

Baca Juga: Ada Leukemia, Ini 8 Kanker Anak Paling Umum di Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya