Studi: Menekan Pikiran Buruk Tingkatkan Kesejahteraan Mental

Melupakan masalah mungkin lebih baik daripada memikirkannya

Selama ini, para ahli percaya bahwa kita harus menghadapi pikiran-pikiran yang tidak diinginkan agar dapat membantu memprosesnya dengan lebih baik. Sebaliknya, menghindari pikiran-pikiran tersebut bersifat maladaptif dan akan membuat kita sulit pulih dari gangguan mental.

Dengan logika yang sama, menekan rasa takut atau kecemasan umumnya dianggap berdampak negatif terhadap kesehatan mental. Sebaliknya, kita harus menghadapi dan mengatasi semua sumber ketakutan untuk mempercepat proses penyembuhan mental.

Namun, penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal Science Advances pada September 2023 menantang gagasan tersebut, menyatakan bahwa menekan pikiran negatif sebenarnya dapat memperbaiki gejala kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD).

Efek menekan pikiran negatif

Studi: Menekan Pikiran Buruk Tingkatkan Kesejahteraan Mentalilustrasi menekan pemikiran negatif dengan meditasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Para peneliti di Universitas Cambridge, Inggris, meminta 61 peserta penelitian untuk membuat daftar kejadian di masa depan yang sedang mereka khawatirkan saat ini, dan 59 orang untuk membuat daftar kejadian di masa depan yang mereka anggap netral. Dalam aktivitas yang disebut “pelatihan penekanan” ini, peserta diajari untuk mengidentifikasi pemikiran tentang kejadian di masa depan dan bagaimana menghentikan diri mereka dari membayangkan hal-hal tersebut.

Dalam studi ini, peserta yang menekan pikiran negatif melaporkan peningkatan kesehatan mental. Ini termasuk pada orang-orang dengan tanda-tanda kecemasan, depresi, atau PTSD.

Penelitian ini dilakukan setelah melihat peningkatan kondisi kesehatan mental selama pandemi COVID-19. Menurut para peneliti, pikiran-pikiran yang menyusahkan dan mengganggu dapat meningkatkan intensitas dan memperburuk gangguan mental.

Tiga bulan setelah pelatihan, mayoritas peserta melaporkan bahwa menekan dan menghindari pikiran negatif menyebabkan lebih sedikit kecemasan. Ini selanjutnya menurunkan kecemasan secara keseluruhan, lebih sedikit emosi negatif, dan mengurangi gejala depresi.

Menghadapi pemikiran tidak sama dengan merenungkannya

Studi: Menekan Pikiran Buruk Tingkatkan Kesejahteraan MentalIlustrasi pria sedang melamun (unsplash.com/revolt)

Hasil dari penelitian tersebut ditanggapi oleh Dr. Abigael San, psikolog klinis dan juru bicara British Psychological Society, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. Menurutnya, hasil penelitian ini mungkin tidak dapat digeneralisasikan, karena penelitian ini terdiri dari sampel yang belum tentu mewakili populasi klinis yang kita lihat.

Abigael tidak berpikir bahwa apa yang penelitian tersebut lakukan berbeda dengan apa yang terjadi pada jenis terapi lainnya. Menurutnya, hal ini mungkin terjadi karena peserta diminta menghadapi pikiran negatif dan kemudian didorong untuk tidak terus memikirkannya, yang diketahui dapat menimbulkan masalah.

Membicarakan ketakutan dan trauma masa lalu masih bermanfaat

Studi: Menekan Pikiran Buruk Tingkatkan Kesejahteraan Mentalilustrasi berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater (pexels.com/cottonbro)

Meskipun begitu, penelitian baru tersebut tidak boleh diartikan bahwa membicarakan pikiran negatif tidak memberikan manfaat apa pun. Tidak ada salahnya mengolah hal-hal penting dalam hidup kita.

Dijelaskan dalam NBC News, dalam lingkungan yang terkendali, memaparkan orang dengan fobia atau gangguan trauma pada objek atau aktivitas yang mereka takuti dapat membantu mengurangi rasa takut tersebut. Ini seperti yang dikatakan oleh psikolog legendaris Sigmund Freud dan Harvard Daniel Wegner, bahwa pikiran negatif harus diungkapkan alih-alih ditahan. Menurut mereka, menghindari suatu pikiran sering kali menjadi bumerang karena membuat pikiran tersebut makin meresap.

Jadi, jika memikirkan dan menantang pikiran negatif membuat kondisimu makin buruk, tidak ada salahnya menahannya dan mengalihkannya dengan pikiran yang lebih positif. Namun, jika kamu merasa nyaman membicarakannya, tak ada salahnya membicarakan pikiran yang mengganggu tersebut sesekali.

Baca Juga: Perbedaan Mental Health dan Mental Illness, Jangan Keliru!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya