TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hati-hati, Kebanyakan Tidur Bisa Jadi Tanda Depresi

Biasanya disertai malas beraktivitas

ilustrasi insomnia, sulit tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Intinya Sih...

  • Depresi sering disertai dengan masalah tidur, paling sering insomnia. Namun, kadang orang dengan depresi juga tidur berlebihan.
  • Penting untuk disadari bahwa tidur berlebihan bukan sekadar bentuk kemalasan. Depresi menciptakan tekanan kuat untuk tidur lebih banyak.
  • Tidur malam yang nyenyak terasa sangat menyenangkan, tetapi jika kamu mengalami tidur berlebihan disertai masalah suasana hati, sebaiknya mulailah waspada.

Kadang-kadang, kamu perlu istirahat ekstra untuk memulihkan diri. Akan tetapi, tidur berlebihan yang tidak biasa mungkin mengindikasikan adanya hal yang lebih serius, termasuk kaitannya dengan depresi.

Depresi sering disertai dengan masalah tidur, paling sering insomnia. Namun, terkadang orang dengan depresi juga mengalami tidur berlebihan.

1. Banyak tidur bisa menjadi tanda depresi

Penelitian menemukan hubungan antara tidur berlebihan dan depresi. Namun, sebagian besar bukti yang ada menunjukkan bahwa tidur berlebihan merupakan gejala depresi, bukan penyebab depresi.

Penelitian lain menunjukkan bahwa sebagian besar pengidap depresi berat mengalami beberapa jenis kesulitan tidur.

Data dari 3.573 orang yang didiagnosis dengan depresi berat, lebih dari 92 persen partisipan mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur yang paling umum adalah insomnia, tetapi hampir 50 persen peserta mengalami hipersomnia.

Penting untuk disadari bahwa tidur berlebihan bukan sekadar bentuk kemalasan. Depresi menciptakan tekanan kuat untuk tidur lebih banyak.

2. Gejala depresi

ilustrasi laki-laki mengalami depresi (pexels.com/Alena Darmel)

Pada satu sisi, perasaan depresi dapat membuat orang ingin tidur sepanjang waktu. Namun, kurang tidur secara umum—entah itu karena merawat bayi, jam kerja yang panjang, stres terkait pekerjaan, atau alasan pribadi lainnya—juga dapat berkontribusi pada perasaan depresi.

Berikut adalah tanda bahwa tidur berlebihan mungkin berkaitan dengan depresi:

  • Kantuk: Rasa kantuk terus-menerus adalah tanda yang paling mudah dikenali.
  • Kelelahan: Tanda-tanda kelelahan termasuk energi yang rendah, berkurangnya motivasi dan dorongan.

Tanda lain yang mengindikasikan depresi, termasuk:

  • Penurunan energi.
  • Hilangnya minat dalam aktivitas sehari-hari.
  • Perasaan putus asa.
  • Nafsu makan berkurang.
  • Pikiran untuk bunuh diri.

Baca Juga: Penyebab Depresi Memburuk di Malam Hari, Ternyata karena Ini!

3. Mengidentifikasi kelebihan tidur akibat depresi

Sulit untuk menentukan apakah tidur yang terlalu lama merupakan gejala depresi atau hanya karena kelelahan.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan apakah kebutuhan dasarmu terpenuhi, seperti cukup tidur setidaknya selama seminggu, makan sehat, sosialisasi, dan olahraga.

Bekerja terlalu banyak dan kurang hiburan juga dapat menyebabkan kelelahan atau depresi.

Jika kamu mengalami tidur berlebihan akhir-akhir ini yang disertai suasana hati yang buruk, hilangnya minat pada hobi, atau kurangnya kegembiraan, mungkin ini saatnya untuk berkonsultasi dengan profesional.

Pikiran tentang kematian atau bunuh diri adalah sebuah tanda bahaya bahwa kamu memerlukan bantuan profesional sesegera mungkin.

4. Tips untuk tidur lebih baik dengan depresi

ilustrasi perempuan akan tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Gangguan tidur dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi, dan masalah tidur yang berkepanjangan juga dapat meningkatkan risiko kekambuhan pada mantan pengidap depresi.

Menerapkan kebiasaan sehat berikut ini dapat membantumu tidur lebih nyenyak, meningkatkan suasana hati, dan mengurangi berbagai gejala depresi yang menyulitkan:

  • Berbicara dengan terapis.
  • Pertahankan jadwal tidur yang konsisten.
  • Tidur siang dengan hati-hati.
  • Hindari alkohol.
  • Berjemur atau menghabiskan waktu di luar.
  • Berolahraga secara teratur.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya