Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Berlari adalah olahraga favorit banyak orang. Ya, jenis latihan ini mudah dilakukan, murah, dan bisa dilakukan siapa pun.
Hanya saja, beberapa orang merasakan sensasi gatal pada paha dan betis selama atau setelah berlari. Rasa gatal ini bisa sangat tidak nyaman dan mengganggu, yang membuat orang jadi enggan melakukannya lagi.
Rasa gatal ini paling sering dialami pelari pemula atau siapa pun yang sudah lama tidak berolahraga. Jika kamu pernah merasakan hal ini, kamu pasti bertanya-tanya, apa penyebabnya? Di sini, akan dijawab apa saja penyebab paha dan betis terasa gatal setelah berlari.
1. Gesekan
Gesekan antara kulit dengan pakaian atau bagian tubuh lainnya dapat menyebabkan lecet. Paha bagian dalam adalah bagian tubuh yang sangat sering terkena gesekan. Dijelaskan Healthline, gejala yang dirasakan dapat meliputi:
- Kemerahan.
- Sensasi terbakar.
- Gatal.
Gatal akibat gesekan pada paha paling sering terjadi saat berjalan, berlari, atau bersepeda. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gesekan, meliputi:
- Memiliki kelebihan otot atau lemak paha.
- Berkeringat.
- Mengenakan pakaian yang tidak pas.
Mengoleskan petroleum jelly dan pelumas sejenisnya dapat membantu meringankan gejala dan mencegah lecet lebih lanjut.
2. Histamin
ilustrasi menggaruk kaki yang gatal (freepik.com/freepik) Pelepasan histamin juga mungkin bertanggung jawab atas rasa gatal setelah berlari. Histamin biasanya dilepaskan ke aliran darah sebagai respons terhadap alergen. Namun, penelitian menunjukkan bahwa histamin juga dapat dilepaskan selama latihan aerobik (Exercise and Sport Sciences Reviews, 2018).
Saat berolahraga, kamu mengaktifkan sistem saraf simpatik, sehingga terkadang histamin dilepaskan untuk mencegah kelelahan. Histamin ini juga memicu perluasan pembuluh darah, itulah sebabnya kamu mungkin merasakan gatal yang luar biasa pada paha dan betis setelah berlari.
3. Kulit sensitif
Kamu mungkin rentan mengalami gatal pada paha setelah berlari jika kamu memiliki kulit sensitif. Alergi terhadap detergen, pelembut kain, atau bahan pakaian dapat menyebabkan rasa gatal. Kombinasi keringat dan kulit kering juga dapat memperparah iritasi.
Solusinya, kamu disarankan untuk menggunakan detergen yang dibuat khusus untuk kulit sensitif. Juga, belilah pakaian olahraga yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat. Jangan lupa juga menggunakan pelembap sebelum berlari.
Baca Juga: 11 Penyebab Perut Gatal, Bisa karena Ginjal Bermasalah
4. Meningkatnya aliran darah
ilustrasi sel darah merah di dalam pembuluh darah (pixabay.com/Vector8DIY) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Saat kamu mulai berlari atau melakukan latihan kardio, jantung bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah dan oksigen ke berbagai otot. Aliran darah ini mengisi pembuluh darah setipis rambut yang disebut kapiler yang menghubungkan arteri dan vena.
Dijelaskan dalam laman Cleveland Clinic, saat kapiler tersebut membesar, kapiler tersebut dapat bertabrakan dengan ujung saraf di dekatnya. Rangsangan sel saraf tersebut selanjutnya memicu rasa gatal-gatal.
5. Urtikaria akibat olahraga
Urtikaria akibat olahraga atau exercise-induced urticaria adalah respons alergi berupa rasa gatal disertai kemerahan pada kulit.
Urtikaria akibat olahraga terjadi selama atau setelah olahraga berat, seperti lari atau hiking. Respons alergi ini utamanya muncul bila olahraga dilakukan saat cuaca panas atau dingin.
Gejala tambahan bisa meliputi:
- Kram perut.
- Sakit kepala.
- Sulit bernapas.
- Pembengkakan pada wajah, lidah, atau tangan.
6. Dermatitis atopik dan kontak
ilustrasi dermatitis (freepik.com/freepik) Dermatitis adalah peradangan pada kulit.
Terdapat dua jenis dermatitis yang umum, yaitu atopik dan kontak.
Dermatitis atopik disebut juga eksim. Eksim menyebabkan bercak kulit yang gatal dan kering. Dermatitis dapat terjadi di banyak area tubuh, gejalanya bisa berupa kulit sangat gatal, ruam, dan terkadang lepuh berisi cairan.
Misalnya, kamu bisa terkena dermatitis kontak di paha saat berlari sambil mengenakan celana ketat. Atau, jika kamu menggunakan celana pendek dan tanpa sengaja bersentuhan dengan tanaman ivy, maka kulit paha dan betis bisa terasa gatal.
Menurut studi, beberapa orang bahkan mengembangkan dermatitis kontak saat duduk di kursi dengan komponen nikel (The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, 2014).
Kamu dapat mengobati dermatitis ringan dengan krim steroid topikal. Kasus yang parah mungkin memerlukan terapi imunosupresif atau terapi cahaya.