Ovulasi Dua Kali dalam Satu Siklus Menstruasi, Bisakah?
Ada faktor yang memungkinkan hal ini terjadi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ovarium pada tubuh perempuan umumnya hanya akan mengeluarkan satu sel telur dalam satu siklus menstruasi. Meski demikian, ovulasi dua kali dalam satu siklus menstruasi pun dapat terjadi. Hal ini sering disebut sebagai hiperovulasi.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi dan adakah risikonya? Yuk, ketahui jawabannya di sini!
Baca Juga: 5 Risiko Kelebihan Berat Badan Saat Hamil, Apa Bahayanya?
Ovulasi dua kali dalam satu siklus menstruasi
Dalam pelajaran biologi, dijelaskan bahwa tubuh perempuan akan mengalami ovulasi selama siklus menstruasi berlangsung. Artinya, pada waktu tersebut, tubuh melepaskan sebuah sel telur. Jika sel telur tersebut dibuahi maka akan menyebabkan kehamilan. Namun, kalau tidak bertemu sperma maka akan meluruh menjadi haid.
Ada kalanya seorang perempuan memproduksi dua sel telur dalam satu kali siklus menstruasi. Kejadian ini dinamakan hiperovulasi yakni ketika kedua ovarium melepaskan sel telur atau saat lebih dari satu telur dilepaskan oleh satu sisi ovarium, melansir Flo Health.
Aktivitas hormon menjadi alasan di balik terjadinya hiperovulasi. Dimulai dari 2 minggu pertama siklus haid, luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH) akan merangsang folikel ovarium untuk menghasilkan estrogen. Sekitar hari ke-14, kadar LH lalu melonjak dan menyebabkan folikel robek.
Akibatnya, sel telur yang telah matang pun terlepas dari ovarium. Proses inilah yang dinamakan ovulasi. Lonjakan LH tersebut juga bisa memicu robekan pada lebih dari satu folikel. Inilah yang kemudian disebut sebagai hiperovulasi, melansir Mira Care.
Selanjutnya, sisa-sisa folikel yang ada membentuk korpus luteum. Sementara struktur dari folikel ovarium yang pecah akan mati sekitar 2 minggu setelah ovulasi jika implantasi tidak terjadi.
Sebaliknya, jika terjadi pembuahan sel telur, korpus luteum tetap ada. LH kembali bekerja dengan merangsang korpus luteum untuk memproduksi progesteron. Selama plasenta belum terbentuk, perannya akan terus berlangsung guna memproduksi hormon vital dalam mendukung tahap awal kehamilan.
Lantas, apa akibat dari hiperovulasi? Jika terjadi pembuahan, maka besar kemungkinan kamu akan mendapatkan kehamilan ganda dengan beda sel telur dan sperma alias kembar fraternal, melansir Better Health.
Baca Juga: 6 Olahraga untuk Mempercepat Kehamilan, Yuk Lakukan!