TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Perut Buncit Dapat Menyebabkan Saraf Kejepit?

Akibat beban ekstra di area pinggang

ilustrasi perut buncit (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Perut buncit tidak hanya berhubungan dengan masalah estetika, tetapi juga masalah kesehatan. Salah satu risiko yang membayangi adalah saraf kejepit atau hernia nukleus pulposus (HNP).

HNP merupakan kondisi ketika bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan saraf tulang belakang. Penyakit ini bisa menimbulkan gejala nyeri punggung di bagian pinggang, punggung bagian atas, atau leher.

Baca Juga: 7 Cara Menghindari Serangan Saraf Kejepit di Usia Muda

Adanya penambahan beban

ilustrasi sakit pinggang (vecteezy.com/kwanchai chai-udom)

Perut buncit biasanya didasarkan pada ukuran lingkar pinggang. Pada laki-laki ukurannya lebih dari 90 cm, sedangkan perempuan lebih dari 80 cm. Kondisi ini juga disebut obesitas sentral, yakni kelebihan berat badan yang berpusat di daerah pinggang.

Kondisi ini membuat adanya penambahan beban vertebra segmen lumbal dan tekanan pada diskus intervertebralis, sehingga rentan terjadi saraf kejepit pada daerah pinggang (Scientific Journal, 2021).

Membawa beban ekstra pada tubuh dapat menyebabkan tekanan pada diskus intervertebralis, juga dapat memengaruhi postur tubuh serta cara mereka yang obesitas memosisikan tulang belakang, menurut laman Verywell Health.

Perubahan posisi panggul dan tulang punggung bawah dapat menyebabkan hilangnya serat luar seperti jeli yang disebut nukleus, di bagian belakang diskus intervertebralis.

Serat luar ini mengandung bahan lembut yang bertanggung jawab sebagai bantalan dan penyerapan guncangan pada tulang belakang. Seiring waktu, keausan pada serat dapat menimbulkan masalah.

Robekan radial mikroskopis dapat menyebabkan pecahnya bahan tersebut, memungkinkan bahan lunak di bagian dalam keluar dan mendarat di akar saraf.

Oleh sebab itu, ahli bedah harus memasukkan konseling penurunan berat badan ke dalam diskusi praoperasi dengan pasien (PubMed, 2010).

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya