TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Aturan Pola Makan untuk Menjaga Kesehatan Ginjal, Terapkan!

Bijaksanalah ketika mengonsumsi makanan

ilustrasi makanan sehat (pexels.com/Jane Doan)

Di dalam tubuh, ginjal memainkan sejumlah peran penting. Selain membuang racun dan menjaga keseimbangan cairan, ginjal juga berfungsi mengatur kadar elektrolit dalam darah, membantu proses sintesis vitamin D, hingga memproduksi hormon yang meregulasi tekanan darah.

Oleh sebab itu, kesehatan ginjal harus dijaga agar fungsinya berjalan optimal. Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah dengan menerapkan pola makan sehat.

Namun, bagaimana pola makan yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan ginjal? Supaya gak lagi salah, berikut beberapa aturan pola makan untuk menjaga kesehatan ginjal agar berfungsi optimal. Lakukan, ya!

1. Mengatur porsi makan sesuai kebutuhan

ilustrasi orang makan (pexels.com/Nathan Cowley)

Tubuh memerlukan energi dan zat gizi untuk memelihara dan mendukung fungsi berbagai organ di dalamnya. Namun, jumlah kebutuhannya berbeda-beda di setiap individu. Ini ditentukan oleh beberapa variabel, seperti jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan, serta tingkat aktivitas fisik. 

Sebagai acuan porsi makan yang harus dikonsumsi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan panduan isipiringku. Melalui panduan ini, dijelaskan bahwa sumber makanan karbohidrat harus memenuhi 3/4 bagian dari setengah piring dan sumber makanan protein memenuhi seperempat bagian lainnya. Kemudian, setengah piring yang masih kosong diisi dengan sayuran dan buah-buahan. 

Kementerian Kesehatan juga memiliki panduan piring T yang dirancang untuk individu dengan status gizi gemuk dan obesitas. Kedua panduan makan ini menganjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan sebanyak setengah piring. Namun, pada panduan piring T, jumlah nasi dan lauk direkomendasikan masing-masing sebanyak 1/4 bagian dari setengah piring.

 

2. Memilih karbohidrat kompleks dibanding karbohidrat sederhana

ilustrasi roti gandum (unsplash.com/Debbie Widjaja)

Karbohidrat merupakan salah satu nutrisi tentu sudah tak asing di telinga. Di dalam tubuh, karbohidrat berperan sebagai sumber energi utama. Namun, jenis karbohidrat yang dimaksud di sini ialah karbohidrat kompleks. Sebab, senyawanya disusun oleh rantai gula panjang dan kompleks yang dapat diubah menjadi energi. 

Proses pencernaan karbohidrat kompleks pun lebih panjang, sehingga dapat memberikan sensasi kenyang yang tahan lama. Selain itu, karbohidrat kompleks tidak memicu kenaikan gula darah dengan cepat, berbeda dengan karbohidrat sederhana.

Konsumsi karbohidrat sederhana yang biasanya terdapat pada kudapan serta makanan dan minuman manis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko resistansi insulin dan diabetes mellitus tipe 2. Dilansir Kidney, tingginya kadar gula darah diketahui memicu kerusakan ginjal yang dapat berkembang menjadi penyakit ginjal kronis.

Baca Juga: Benarkah Minum Sambil Berdiri Merusak Ginjal? Cek Faktanya!

3. Membatasi konsumsi lemak jenuh dan lemak trans

ilustrasi daging (freepik.com/timolina)

Kedua jenis lemak ini telah diketahui sebagai aktor utama di balik perkembangan penyakit kronis, khususnya penyakit jantung dan pembuluh darah. EverydayHealth menjelaskan bahwa kesehatan jantung dan ginjal saling berkaitan.

Seperti yang kita ketahui, jantung berfungsi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, ginjal bertugas menyaring darah, membuang produk sisa metabolisme, dan menjaga keseimbangan cairan. Keduanya saling berkesinambungan satu sama lain.

Batas konsumsi lemak jenuh untuk orang dewasa sendiri sebanyak 10 persen dari total kebutuhan energi. Artinya, jika kebutuhan energi seseorang sebesar 2000 kkal, maka batas lemak jenuh yang bisa dikonsumsi hanya sebatas 22 gram setiap harinya.

Lemak jenuh umumnya terdapat pada daging merah, produk turunan daging, seperti sosis dan bacon, dan susu serta produk olahannya. Sementara itu, lemak trans banyak ditemukan pada makanan kemasan, margarin, dan minyak kelapa.

4. Membatasi mengonsumsi alkohol

ilustrasi orang minum alkohol (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sudah menjadi rahasia umum bahwa alkohol memberikan efek negatif bagi tubuh. Salah satu organ yang terdampak ialah ginjal.

Di dalam tubuh, alkohol dapat memicu dehidrasi, sehingga menurunkan kemampuan ginjal dalam mengatur kadar cairan. Dalam jangka panjang, ini berisiko menurunkan fungsi ginjal.

Menurut keterangan National Institute of Alcohol Abuse and Alocholism, konsumsi alkohol sebaiknya tidak melebihi satu minuman setiap hari. Kementerian Kesehatan menambahkan, batas minuman alkohol, seperti beer, adalah 355 ml, wine sebanyak 120 ml, dan minuman dengan kadar alkohol 40 persen, seperti vodka dan whiskey, 40 ml.

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Jantung, Cegah Penyakit Kronis di Masa Depan

Verified Writer

Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya