TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyebab Berat Badan Anak Tak Bertambah, Jangan Diabaikan!

Bisa menjadi sinyal gagal tumbuh pada anak

ilustrasi berat badan anak (freepik.com/rawpixels.com)

Setiap orangtua tentu ingin sang anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Segala cara dilakukan demi mewujudkan hal tersebut, mulai dari memperhatikan asupan makanan hingga rutin memeriksa kesehatan anak ke dokter atau pos pelayanan terpadu (posyandu).

Namun bukan tak mungkin anak mengalami berat badan stagnan di mana berat badannya tidak bertambah sesuai usia. Dalam jangka panjang, anak bisa mengalami gagal tumbuh kembang. Karenanya hal ini tak boleh dibiarkan.

Selain asupan nutrisi, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi hal ini. Yuk, simak infonya lebih lanjut.

1. Muntah-muntah

ilustrasi anak mengalami mual (freepik.com/freepik)

Kesehatan fisik anak tentunya bersifat fluktuatif. Ada kalanya sistem kekebalan tubuh mereka menurun sehingga jadi lebih rentan sakit. Salah satu gejala yang kerap terjadi pada anak ialah mual dan muntah. Dilansir Cleveland Clinic, ini bisa disebabkan karena refluks asam lambung yang berlebihan atau masalah neurologis.

Saat anak mengalami muntah-muntah, maka asupan gizinya akan berkurang. Oleh karena itu, kita perlu mengganti makanan yang telah dimuntahkan. Strategi yang bisa dilakukan ialah memberikan makan dengan porsi sedikit tapi sering. Hindari makanan berkuah atau yang bersifat merangsang, seperti makanan berlemak dan yang kaya akan rempah.

Baca Juga: 7 Tips Kesehatan untuk Pendonor Darah Rutin, Wajib Diperhatikan ya!

2. Mengidap penyakit infeksi

ilustrasi anak sakit (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berdasarkan kerangka malnutrisi yang disusun United Nations of International Children's Emergency Fund (UNICEF) pada 2020, kecukupan nutrisi anak dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu asupan gizi dan adanya penyakit infeksi. Kedua faktor ini memiliki hubungan timbal balik sehingga dapat saling memengaruhi satu sama lain.

Artinya, asupan gizi yang baik dapat meningkatkan kekebalan tubuh sehingga terhindar dari penyakit infeksi. Di sisi lain, ketiadaan penyakit infeksi bisa membuat penyerapan nutrisi dalam tubuh berjalan secara optimal. Sebaliknya, jika anak mengalami penyakit infeksi, penyerapan nutrisi pun menurun sehingga anak mengalami kekurangan gizi.

3. Mengalami masalah gigi dan mulut

ilustrasi anak sakit gigi (pexels.com/cottonbro)

Selain penyakit infeksi, masalah gigi dan mulut juga menjadi penyebab terbesar kekurangan gizi pada anak. Bukan tanpa alasan, mulut merupakan pintu utama yang harus dilewati makanan untuk masuk ke dalam tubuh. Jika terjadi permasalahan pada pintu ini, maka akan sulit bagi makanan untuk melewatinya.

Permasalahan kesehatan pada gigi dan mulut yang biasa mengganggu anak ialah sariawan, sakit gigi, atau kesulitan menelan. Karenanya, orangtua atau pengasuh bisa melakukan strategi seperti menghaluskan tekstur makanan dan menambahkan minuman yang meliputi susu atau yoghurt untuk menambah kecukupan energinya.

4. Masalah metabolisme

ilustrasi anak demam (pexels.com/Gustavo Fring)

Pada beberapa kasus, seorang anak bisa saja mengalami hipertiroidisme atau kelebihan produksi hormon tiroid. Hormon ini bertanggung jawab dalam regulasi metabolisme di dalam tubuh.

Konsekuensi logis dari kelebihan hormon tiroid ialah laju metabolisme yang meningkat sehingga anak mengalami penurunan berat badan secara drastis, seperti disampaikan laman Mayo Clinic.

Kasus ini terhitung jarang terjadi pada anak-anak. Untuk mengonfirmasi apakah anak mengalami hipertiroidisme dibutuhkan serangkaian tes laboratorium untuk menegakkan diagnosisnya.

Baca Juga: 6 Alasan Kesehatan Mengapa Kamu Harus Minum Air Putih Cukup

Verified Writer

Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya