TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

9 Mitos Salah Tentang Penyakit Mental dan Penjelasan Ilmiahnya

Kesalahpahaman muncul dari ketidaktahuan

theodysseyonline.com

Sudah menjadi rahasia umum jika penyakit dan gangguan mental sering kali disalahpahami oleh masyarakat umum. Beberapa gangguan mental bahkan sering disangkutpautkan dengan mitos yang tidak saintifik.

Dari sekian banyak mitos yang beredar di masyarakat, berikut 9 mitos terkenal tentang penyakit mental dan penjelasan ilmiahnya. 

1. Gangguan Kepribadian Antisosial

cellcode.us

Mitos: Seseorang yang menghindari interaksi sosial adalah “antisosial.”

Banyak yang menilai bahwa seseorang yang enggan berpartisipasi dalam situasi sosial sebagai “antisosial”. Faktanya, orang-orang ini seringkali pro-sosial, walau dengan cara yang berbeda.

Antisocial Personality Disorder didiagnosis pada orang dewasa yang secara konsisten mengabaikan hak-hak orang lain dengan berperilaku kasar, berbohong, mencuri, atau umumnya bertindak sembarangan tanpa mempedulikan keselamatan diri mereka sendiri atau orang lain. 

Terkadang mereka juga ekstrovert dan sangat bertolak belakang dengan tipe orang yang sering kita sebut "antisosial", yang justru sangat peduli dengan perasaan orang lain. Orang-orang "antisosial" ini biasanya hanya pemalu atau memiliki autisme, depresi, gangguan kecemasan sosial, atau gangguan kepribadian avoidant (AvPD).

AvPD, yang didiagnosis pada orang yang menghindari interaksi sosial karena takut mendapat penolakan, mungkin menjadi bagian dari mitos ini. Bagaimanapun, keduanya sama sekali berbeda walau memiliki nama yang sangat mirip.

2. Gangguan Kepribadian Ganda

bustle.com

Mitos: Orang dengan Gangguan Kepribadian Ganda secara radikal mengubah perilaku mereka, dan kehilangan ingatan tentang apa yang baru saja terjadi ketika mereka mengubah kepribadiannya.

Beberapa orang bahkan mengira bahwa DID (Dissociative Identity Disorder) sendiri adalah mitos. Faktanya, penderita DID memang memiliki antara dua hingga lebih dari seratus kepribadian berbeda yang secara bergantian mengambil alih tubuh mereka.

Kepribadian alternatif (alter) ini terbentuk karena trauma masa kecil. Perubahannya tidak selalu menyebabkan perubahan besar pada penampilan atau perilaku, sehingga pengamat mungkin tidak menyadari keberadaan mereka. Banyak orang dengan DID (multiple personality) menyadari bahwa berbagai perubahan hadir dan tahu siapa saja kepribadian itu.

Ada kemungkinan bahwa terdapat satu kepribadian yang tidak tahu apa-apa ketika kepribadian lain mengambil alih, tetapi mereka mungkin sepenuhnya menyadari apa yang terjadi walau tidak terlibat secara aktif.

Kelompok kepribadian ini biasanya dapat berkomunikasi sampai tingkat tertentu, bahkan mungkin bekerja bersama untuk menyembunyikan fakta bahwa mereka berlipat ganda.

Baca Juga: 7 Macam Mutasi Gen Ini Mengancam Kesehatan Fisik dan Mental, Hati-hati

3. Disleksia

scanmarker.com

Mitos: Semua orang yang memiliki disleksia tidak dapat membaca karena mereka melihat huruf dengan urutan yang salah.

Sebenarnya, sebagian besar dari mereka memang belajar membaca. Tetapi jika tidak mendapatkan bantuan yang tepat, mereka akan tertinggal dan sulit untuk memahami pelajaran berikutnya.

Tetapi itu pun tidak selalu benar, karena banyak anak disleksia yang sanggup menutupi kesulitan membaca sampai kelas tiga, empat atau bahkan lebih lama. Dan jika mereka diajari oleh seseorang yang mengerti disleksia, mereka dapat belajar membaca dengan baik.

Mitos lainnya adalah mereka melihat kata-kata secara mundur. Sebenarnya saat kebingungan mencari kata, mereka malah mencampur huruf atau suara yang ada di sekitarnya. Beberapa orang disleksia juga bingung antara kiri dan kanan dan memiliki kesulitan dalam mengeja.

Namun, hal ini bukanlah sumber masalah mereka. Disleksia jauh lebih berkaitan dengan cara berpikir yang unik daripada masalah dengan pemrosesan informasi visual.

4. Skizofrenia

lebleudumiroir.fr

Mitos: Orang skizofrenia mendengar suara-suara di dalam kepala mereka.

Kita semua tahu tentang skizofrenia, dan kita semua pernah membaca lelucon tentang “suara-suara yang ada di dalam kepalaku”. Tetapi, bertentangan dengan apa yang diyakini banyak orang, tidak semua penderita skizofrenia mendengar suara di dalam kepala mereka.

Halusinasi pendengaran sangat umum terjadi pada penderita skizofrenia, tetapi mereka lebih cenderung mendengar suara-suara yang datang dari suatu objek di luar tubuh mereka daripada di dalam pikiran mereka.

Plus, tidak semua orang dengan skizofrenia mengalami gejala yang sama. Mereka mungkin mengalami halusinasi, delusi, pikiran tidak teratur, atau kurangnya pengaruh (tidak ada penampilan emosi).

Bahkan dalam skizofrenia katatonik, mereka kurang memiliki keinginan untuk bergerak sama sekali. Skizofrenia adalah gangguan rumit dengan berbagai gejala yang mungkin dapat terjadi.

5. Gangguan Spektrum Autisme

psychiatryadvisor.com

Mitos: Autisme adalah gangguan yang akan menghentikan seseorang untuk berfungsi secara normal di dalam masyarakat.

Ada banyak mitos tentang autisme, tetapi ini tampaknya menjadi salah satu yang paling umum. Banyak orang mendengar "autisme" dan membayangkan mereka secara permanen hidup di dunianya sendiri.

Mereka tidak dapat berbicara atau berinteraksi dengan orang lain, membuat ulah tanpa alasan yang jelas, dan tidak akan pernah menjadi bagian dari masyarakat normal.

Namun, autisme disebut gangguan spektrum karena suatu alasan: autistik berkisar dari orang-orang yang tidak dapat berkomunikasi sama sekali dengan orang lain, sampai ke orang-orang yang dapat hidup biasa, memiliki kehidupan yang produktif dan hanya terlihat sedikit eksentrik bagi kita.

Bahkan para penderita autisme dapat menjalani kehidupan yang sangat bahagia. Ada juga kisah anak-anak autis yang membaik dengan terapi, dan hampir sepenuhnya pulih dari autisme yang mereka miliki.

6. Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas

mymed.com

Mitos: Orang dengan GPPH tidak mampu memperhatikan apa pun.

GPPH menjadi gangguan yang terkenal dalam beberapa tahun terakhir. Bagi masyarakat umum, para penderita GPPH mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dan dapat menjadi hiperaktif atau impulsif.

Tapi itu tidak benar, karena orang-orang dengan GPPH juga bisa memperhatikan. Banyak dari mereka dapat memperhatikan sesuatu yang mereka anggap benar-benar menarik, dan lebih ingin teralihkan dari tugas yang membosankan daripada yang menyenangkan.

Pada kenyataannya, beberapa orang mengalami kesulitan untuk fokus karena mereka sebenarnya terlalu memperhatikan. Mereka tidak hanya memikirkan tugas yang ditunjukkan, melainkan memikirkan semua pemandangan, suara, dan bau di sekitar mereka.

7. Self-Harm/Self-Injury

youngisthan.in

Mitos: Orang-orang yang dengan sengaja memotong, membakar, atau melukai diri sendiri sedang mencoba bunuh diri atau mencari perhatian.

Banyak orang – terutama remaja yang menderita berbagai kelainan mental, mengatasi rasa sakit batin mereka dengan melukai diri mereka sendiri. Tidak peduli seperti apa rupanya, melukai diri sendiri bukanlah upaya bunuh diri yang gagal.

Mereka bahkan dapat berulang kali melukai diri sendiri selama bertahun-tahun tanpa memiliki satu pun luka fatal yang dapat mengancam hidup mereka. Sebenarnya mereka berusaha menghindari bunuh diri dengan "melepaskan" perasaan mereka dengan cara yang (agak) lebih aman.

Banyak juga yang percaya bahwa orang-orang yang melukai diri sendiri hanya mencari perhatian. Tetapi kebanyakan orang yang melukai diri sendiri secara aktif berusaha menyembunyikan luka mereka dengan mengenakan lengan panjang, celana panjang, atau membuat luka di tempat yang biasanya ditutupi oleh pakaian.

Bahkan, jika seseorang memutuskan melukai diri sendiri untuk mendapatkan perhatian, bukankah kita harus khawatir dengan masalah yang membuat mereka membahayakan dirinya sendiri dan memberikan perhatian lebih kepadanya? 

8. Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)

psychlopaedia.org

Mitos: Orang dengan OCD selalu terobsesi dengan bahaya kuman, dan biasanya sangat rapi atau perfeksionis.

OCD adalah gangguan kecemasan dengan dua karakteristik. Pertama, orang dengan OCD memiliki pemikiran berulang yang tidak diinginkan, dan sesuatu yang mereka anggap mengganggu atau tidak sesuai dengan karakter mereka.

Sangat umum jika obsesinya hanya sebatas cuci tangan agar bebas dari kuman atau mengunci pintu dengan benar agar pencuri tidak masuk rumah. Tetapi juga umum untuk memiliki pemikiran tentang sesuatu yang mengerikan, seperti melakukan sesuatu yang dilarang oleh agama atau gagasan lain yang tidak diinginkan olehnya.

Kedua, orang-orang ini berpikir bahwa melakukan ritual tertentu akan menghilangkan bahaya. Bisa jadi mencuci tangan, memeriksa apakah pintunya terkunci, memikirkan kata-kata tertentu, menghindari angka ganjil, atau apa saja yang bisa dibayangkan.

Tidak semua orang yang menderita OCD peduli dengan kuman, atau melakukan ritual yang biasa kita dengar. Sebagian orang dengan OCD memang perfeksionis, dan ini lebih terkait dengan gangguan lainnya. Gangguan ini disebut Obsessive compulsive personality disorder (OCPD), dan dua hal tersebut sangatlah berbeda.

Salah satu perbedaan utamanya adalah, bahwa orang-orang dengan OCPD menganggap kebiasaan mereka sebagai bagian dari diri mereka sendiri dan mereka ingin melakukannya, sementara orang-orang dengan OCD sering sangat terganggu oleh kebiasaan mereka sendiri.

Baca Juga: Penelitian Ini Ungkapkan Dampak Media Sosial bagi Kesehatan Mental

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya