TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kecanduan Makan saat Menjelang Haid, Normalkah?

Kecanduan makan berlebih dapat mengindikasikan gangguan BED

ilustrasi makan kompulsif (Pexels.com/Adrienn)

Makan kompulsif atau kecenderungan ingin makan terus-menerus biasa terjadi pada hari-hari menjelang menstruasi. Ini termasuk ngemil saat tidak lapar atau makan secara diam-diam. Beberapa orang merasa sedih atau malu setelah melakukannya.

Peningkatan nafsu makan biasa terjadi sebelum periode menstruasi. Beberapa orang mendambakan makanan tertentu, seperti cokelat atau kentang goreng.

Nafsu makan yang meningkat seringkali normal, tetapi terkadang ini menunjukkan masalah yang lebih serius. Makan berlebihan sesekali biasanya tidak perlu dikhawatirkan, tetapi makan kompulsif secara teratur dapat mengindikasikan gangguan makan berlebihan (binge eating disorder/BED). 

1. Makan kompulsif adalah gejala potensial PMS

ilustrasi kecanduan makan (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Makan kompulsif adalah gejala potensial PMS. Banyak orang mengalami mengidam makanan tertentu atau peningkatan nafsu makan secara umum pada hari-hari menjelang periode menstruasi mereka. Melansir Office On Women's Health di womenshealth.gov, makan kompulsif adalah gejala umum sindrom pramenstruasi (PMS), yang mempengaruhi lebih dari 90 persen wanita di beberapa titik dalam hidup mereka.

Gejala PMS lainnya meliputi:

  • jerawat
  • kembung
  • sembelit
  • diare
  • kelelahan
  • perubahan suasana hati
  • payudara sakit

Bagi banyak orang, mengidam makanan dan sedikit peningkatan rasa lapar adalah bagian reguler dari siklus menstruasi.

Bagi yang lain, BED dan PMS terjadi bersamaan. Jika makan kompulsif berlanjut setelah periode berakhir, ini mungkin mengindikasikan gangguan makan, yang memerlukan perawatan medis.

Baca Juga: Binge-Eating Disorder: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

2. Mengapa kita bisa kecanduan makan saat menjelang masa menstruasi?

ilustrasi kecanduan makan (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dilansir Medical News Today, beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan keinginan untuk makan makanan yang kaya karbohidrat dan gula sebelum menstruasi.

Karbohidrat dan makanan manis juga dapat membantu meredakan suasana hati yang buruk dan kelelahan yang sering terjadi sebelum awal menstruasi.

Gula dan pati keduanya menyebabkan tubuh melepaskan serotonin, zat kimia yang meningkatkan perasaan bahagia. Selain itu, makan secara teratur membantu menstabilkan kadar gula darah, yang dapat menjaga suasana hati tetap stabil.

Makan kompulsif sebelum menstruasi terkadang dapat mengindikasikan gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD). Menurut sumber yang sama di Office On Women's Health, bentuk PMS yang lebih parah ini memengaruhi hingga 5 persen wanita usia subur.

PMDD dapat menyebabkan gejala depresi, perubahan suasana hati, dan mengidam makanan atau kecanduan untuk terus makan. Beberapa penelitian juga menunjukkan hubungan antara kecanduan makan dan masalah menstruasi, seperti menstruasi yang tidak teratur atau tidak adanya menstruasi.

3. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan

ilustrasi seorang wanita sedang istirahat (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Seseorang dapat mencoba beberapa strategi untuk mencegah atau mengurangi tingkat makan kompulsif. Banyak yang mengalami kelegaan setelah melakukan perubahan gaya hidup, tetapi yang lain juga memerlukan dukungan atau perawatan dari profesional medis.

Langkah-langkah berikut dapat membantu:

  • Kenali masalahnya
    Seseorang harus menyadari jumlah dan jenis makanan yang mereka makan, sebelum menstruasi dan pada tahap lain dari siklus menstruasi mereka.
  • Menggunakan buku harian makanan atau aplikasi serupa dapat membantu seseorang mengidentifikasi waktu mereka makan secara kompulsif dan seberapa parah masalahnya.
  • Buatlah pilihan makanan yang sehat. Kacang lentil dan beras merah mengandung karbohidrat kompleks. Mungkin tergoda untuk menyerah pada hasrat, untuk cokelat atau pizza, misalnya. Karbohidrat sederhana, yang ditemukan dalam permen, kue, dan roti putih, dapat melepaskan serotonin dan melawan kelelahan. Namun, karbohidrat kompleks, yang sering ditemukan dalam makanan yang lebih sehat, memiliki efek yang sama. Ini juga bertahan lebih lama dan tidak menyebabkan gangguan energi dan suasana hati yang tiba-tiba.

Seseorang dapat menemukan karbohidrat kompleks pada kacang dan lentil, sayuran, dan biji-bijian seperti beras merah dan gandum. Jika seseorang mengidam makanan manis, buah-buahan segar dan smoothie yang dibuat dengan buah dan yogurt menghadirkan pilihan yang lebih menyehatkan daripada permen.

Seseorang juga dapat mencoba mengunyah permen karet dan mengisinya dengan air dan teh herbal. Beberapa orang lainnya merasa terbantu dengan makan sedikit makanan yang mereka idamkan, seperti sekotak cokelat hitam berkualitas tinggi. Menolak hasrat sepenuhnya terkadang menyebabkan mereka bertahan.

4. Tingkatkan suasana hati dan jadilah lebih produktif 

ilustrasi Yoga (Pexels.com/Burst)

Tingkatkan suasana hati. Makan bukan satu-satunya cara untuk mengangkat mood dan mengurangi rasa lelah. Seringkali, jalan cepat atau bentuk lain dari aktivitas fisik sedang menyebabkan tubuh melepaskan "bahan kimia yang membuat nyaman", seperti endorfin.

Jenis aktivitas ini juga dapat meningkatkan tingkat energi seseorang. Jika stres berkontribusi pada suasana hati yang rendah, seseorang dapat mengambil manfaat dari teknik relaksasi, seperti:

  • pernapasan dalam
  • pijat
  • perhatian dan meditasi
  • relaksasi otot progresif
  • yoga

Mencari dukungan dari orang lain. Berbicara dengan orang lain tentang makan kompulsif dan gejala PMS lainnya dapat memberikan kepastian dan rasa lega. Mungkin membantu untuk berbicara dengan teman dan keluarga. Beberapa orang mendapat manfaat dari menghadiri kelompok pendukung Overeaters Anonymous.

Temui ahli gizi. Seorang ahli gizi dapat membantu seseorang memahami sepenuhnya hubungan antara makan kompulsif dan siklus menstruasi mereka. Mereka mungkin juga dapat menyarankan strategi khusus untuk membantu mengendalikan hasrat dan kelaparan moderat.

Hadiri psikoterapi. Orang dengan gejala pesta makan yang parah dapat mengambil manfaat dari psikoterapi. Seorang terapis dapat membantu seseorang mengatasi masalah mendasar, seperti rasa malu, harga diri yang buruk, dan depresi, yang dapat mendorong makan kompulsif.

Psikoterapi tersedia atas dasar satu-ke-satu atau kelompok. Bentuk terapi untuk makan kompulsif meliputi:

  • Terapi perilaku kognitif, atau CBT, bertujuan untuk membantu orang mengubah perilaku mereka dengan mengatasi pikiran dan emosi yang memicu.
  • Terapi perilaku dialektik bertujuan untuk membantu orang menangani stres dan emosi negatif daripada beralih ke makanan untuk meredakannya.
  • Terapi interpersonal berfokus pada hubungan dengan orang lain dan bekerja untuk meningkatkan keterampilan interpersonal.

Baca Juga: Punya Tanda Obsesif Kompulsif, 6 Zodiak Ini Perlu Hidup Lebih Tenang 

Verified Writer

Alphabet stories

Hanya mencoba menguraikan isi kepala.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya