Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bau kentut yang menyengat (freepik.com/khosrork)
ilustrasi bau kentut yang menyengat (freepik.com/khosrork)

Intinya sih...

  • Peningkatan konsumsi protein dapat menyebabkan kentut berbau lebih kuat karena mengubah aroma gas yang dikeluarkan.

  • Suplemen protein dan makanan tinggi sulfur, susu, dan nabati dapat menjadi penyebab kentut berlebihan dan bau.

  • Mengurangi konsumsi makanan penyebab gas, minum teh peppermint, dan olahraga dapat membantu mengurangi frekuensi kentut.

Pernahkah kamu merasa kentutmu lebih bau setelah makan telur, daging, atau minum susu tinggi protein? Tenang, kamu tidak sendirian. Banyak orang diam-diam menyadari hal yang sama, tetapi ragu untuk membicarakannya.

Topik ini memang agak memalukan, tetapi justru menarik untuk diulik secara ilmiah. Apakah benar makanan tinggi protein bisa bikin kentut jadi berbau lebih menyengat? Jika iya, kenapa bisa begitu? Yuk, telusuri fakta-fakta di balik fenomena ini!

Apakah kentut berbau menyengat disebabkan protein?

Peningkatan dalam konsumsi protein bisa menyebabkan bau kentut yang berlebihan. Meski penelitian yang terkait hal ini masih terbatas, tetapi orang-orang yang menjalani diet tinggi protein melaporkan peningkatan aroma pada gas yang mereka keluarkan.

Ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa protein menyebabkan gas. Namun, soal aroma, ditemukan bahwa diet tinggi protein dapat mengubah baunya, menyebabkan kentut beraroma protein.

Daging, unggas, ikan, dan makanan tinggi protein lainnya cenderung tidak menyebabkan gas dalam tubuh karena tidak mengandung kadar karbohidrat yang tinggi. Namun, ketika berkontak dengan bakteri usus, karbohidrat ini memicu proses pencernaan yang meningkatkan produksi gas.

Lain halnya untuk daging olahan dan produk yang mengandung pemanis, yang mana mereka dapat memicu proses pencernaan yang lebih aktif, yang dapat meningkatkan produksi gas.

Protein yang menyebabkan gas

ilustrasi sumber protein (unsplash.com/Elena Leya)

Suplemen protein, seperti bubuk dan makanan kemasan, sering kali paling terkait dengan gas protein. Namun, tahukah kamu kalau bahan tambahan dalam produk tersebut mungkin menjadi penyebab bau, bukan protein itu sendiri.

Makanan yang mungkin menyebabkan gas meliputi:

  • Protein tinggi sulfur: Makanan seperti daging dan telur mengandung sulfur. Bakteri usus mengubah sulfur menjadi hidrogen sulfida selama fermentasi, menghasilkan bau seperti telur busuk.

  • Protein berbasis susu: Jika kamu memiliki intoleransi laktosa, sebaiknya hindari whey dan kasein saat memilih bubuk protein karena dapat menyebabkan gas.

  • Protein nabati: Kacang-kacangan, lentil, kacang polong, dan beberapa biji-bijian utuh adalah makanan tinggi serat yang dapat meningkatkan kentut.

  • Protein olahan: Bubuk protein, protein bar, dan minuman yang mengandung alkohol, gula tambahan atau pemanis buatan, seperti xylitol, sorbitol, fruktosa, dan manitol, dapat berkontribusi pada kentut berlebihan dan berbau.

Cara mencegah dan mengurangi bau kentut

Buang gas adalah hal yang biasa terjadi setiap hari, dengan rata-rata orang buang gas antara 12 hingga 25 kali sehari.

Namun, jika kamu kentut jauh lebih sering dari biasanya atau baunya sangat kuat, ada cara untuk mengurangi jumlah gas yang dihasilkan oleh tubuh saat menjalani diet tinggi protein.

Menghindari makanan yang menyebabkan gas, termasuk produk susu, makanan tinggi serat tak larut, kacang-kacangan, dan beberapa buah dan sayuran, dapat mengurangi frekuensi kentut sepanjang hari. Makan dengan porsi kecil sepanjang hari juga dapat membantu mengurangi kentut.

Tips lain yang bisa diterapkan di antaranya:

  • Minum atau mengunyah dengan perlahan.

  • Minum teh peppermint.

  • Berolahraga secara teratur untuk memperbaiki pencernaan.

  • Tutup mulut saat makan untuk mencegah menelan udara berlebih.

Meskipun kentut berbau protein sering dianggap sebagai fakta oleh banyak orang, tetapi kenyataannya sebagian besar sumber protein justru mengurangi gas daripada meningkatkannya. Bau yang dihasilkan oleh kentut juga sering dikaitkan dengan protein, tetapi lebih sering disebabkan oleh bahan lain atau tambahan yang dikonsumsi bersama protein.

Jika mengalami gas yang sangat berbau atau buang gas lebih sering dari biasanya tanpa mengubah pola makan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Meskipun kentut adalah bagian alami dari tubuh kita, tetapi beberapa penyebab kentut berbau menyengat memerlukan perhatian medis.

Referensi

"Why Eating More Protein Can Cause Smelly Gas and How to Prevent It". Verywell Health. Diakses Juli 2025.

Cozma-Petruţ, Anamaria, Felicia Loghin, Doina Miere, and Dan Lucian Dumitraşcu. “Diet in Irritable Bowel Syndrome: What to Recommend, Not What to Forbid to Patients!” World Journal of Gastroenterology 23, no. 21 (January 1, 2017): 3771.

Zhang, Mingyu, Stephen P. Juraschek, Lawrence J. Appel, Pankaj Jay Pasricha, Edgar R. Miller, and Noel T. Mueller. “Effects of High-Fiber Diets and Macronutrient Substitution on Bloating: Findings from the OmniHeart Trial.” Clinical and Translational Gastroenterology 11, no. 1 (January 1, 2020): e00122.

"Passing Gas: Different Smells and What They Mean". UnityPoint Health. Diakses Juli 2025.

"Increasing fiber in your diet may increase gas". UCLA Health. Diakses Juli 2025.

"Foods Likely to Cause Gas". International Foundation for Gastrointestinal Disorders. Diakses Juli 2025.

Editorial Team