Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gluten-free (vecteezy.com/Bilal Hassan)
ilustrasi gluten-free (vecteezy.com/Bilal Hassan)

Intinya sih...

  • Gluten merupakan protein alami pada gandum, barli, dan gandum hitam (rye) yang bisa memicu reaksi tubuh bagi penderita celiac atau intoleransi gluten.

  • Konsumsi gluten-free penting bagi penderita gangguan autoimun, seperti penyakit celiac dan sensitivitas gluten non-celiac.

  • Diet gluten-free tidak selalu lebih sehat. Selain itu, banyak produk gluten-free yang tetap tinggi gula dan lemak. Penting untuk berkonsultasi dengan ahli gizi sebelum menjalani pola makan ini.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pola makan tanpa gluten semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Banyak orang mulai mempertanyakan apa itu gluten-free, siapa yang membutuhkannya, dan apakah benar-benar berdampak positif bagi kesehatan. Sebagian memilih menghindari gluten karena alasan medis, tapi tidak sedikit pula yang melakukannya sebagai bagian dari gaya hidup sehat.

Keingintahuan terhadap pola makan gluten-free terus meningkat, terutama karena semakin banyak produk berlabel gluten-free di rak-rak supermarket. Meski terdengar sederhana, kenyataannya diet ini cukup kompleks dan memerlukan pemahaman yang tepat. Supaya kamu tidak salah langkah saat memilih pola makan, simak pembahasan lengkapnya berikut.

1. Gluten merupakan protein alami yang ada pada beberapa jenis gandum

ilustrasi gandum (vecteezy.com/sasirin pamai)

Gluten merupakan sebutan untuk sekelompok protein yang ditemukan secara alami pada biji-bijian, seperti gandum, barli, dan juga gandum hitam (rye). Peran utama dari gluten ada pada kemampuannya dalam membentuk struktur adonan dan menjaga elastisitas dalam produk makanan berbahan dasar tepung. Ketika adonan diuleni, gluten membentuk jaringan yang menahan udara, kemudian menghasilkan tekstur kenyal pada roti dan produk sejenis.

Di balik peran pentingnya dalam dunia kuliner, gluten ternyata dapat menimbulkan masalah serius bagi sebagian individu. Bagi orang yang menderita penyakit celiac atau intoleransi terhadap gluten, konsumsi makanan yang mengandung gluten bisa memicu reaksi imun tubuh yang merusak lapisan usus halus. Akibatnya, nutrisi dari makanan sulit diserap dan timbul berbagai gejala, seperti sakit perut, kelelahan, dan gangguan pencernaan.

2. Konsumsi gluten-free sangat penting bagi penderita gangguan autoimun tertentu

ilustrasi makanan sehat (vecteezy.com/Seksak Kerdkanno)

Pola makan bebas gluten bukan sekadar bagian dari gaya hidup, melainkan juga menjadi salah satu kebutuhan medis bagi orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu, salah satunya adalah penyakit celiac. Gangguan autoimun ini terjadi saat tubuh salah mengenali gluten sebagai ancaman dan menyerang jaringan usus. Jika tidak dihindari, konsumsi gluten dapat menyebabkan kerusakan permanen pada usus halus dan memicu komplikasi jangka panjang.

Selain penyakit celiac, ada juga kondisi kesehatan yang dikenal sebagai sensitivitas gluten non-celiac. Meski belum terbukti menimbulkan kerusakan usus seperti pada penyakit celiac, penderita sensitivitas gluten bisa mengalami gejala mirip, seperti nyeri perut, kembung, dan kelelahan setelah mengonsumsi gluten. Oleh sebab itu, pola makan bebas gluten menjadi solusi yang cukup efektif untuk meringankan keluhan tersebut.

3. Gluten-free tak bisa diartikan sebagai kandungan makanan yang lebih sehat

ilustrasi roti gluten-free (vecteezy.com/Tetiana Chernykova)

Anggapan bahwa semua makanan gluten-free otomatis lebih sehat sebenarnya tidak sepenuhnya tepat. Banyak sekali produk olahan gluten-free yang tetap tinggi gula, lemak, bahkan masih memiliki bahan tambahan lain agar tetap terasa enak. Ada kalanya, beberapa di antaranya justru memiliki kandungan nutrisi lebih rendah karena kehilangan serat alami dari biji-bijian utuh yang mengandung gluten.

Penting untuk memahami bahwa diet gluten-free hanya dianjurkan bagi mereka yang memang memiliki kebutuhan medis. Untuk orang sehat tanpa gangguan terhadap gluten, tidak ada bukti kuat bahwa menghindari gluten akan meningkatkan kualitas kesehatan secara signifikan. Oleh karena itu, keputusan untuk menjalani pola makan bebas gluten sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan dikonsultasikan kepada ahli gizi atau tenaga kesehatan.

4. Banyak bahan makanan alami yang memang terbukti gluten-free

ilustrasi makanan gluten-free (vecteezy.com/Seksak Kerdkanno)

Kabar baik bagi siapa pun yang ingin mencoba pola makan gluten-free karena ada banyak sekali bahan makanan alami yang tidak mengandung gluten secara alami. Sayur-mayur, buah-buahan segar, telur, daging tanpa olahan, ikan, susu murni, dan kacang-kacangan termasuk dalam daftar makanan aman bagi pengidap intoleransi gluten. Tak hanya itu, beberapa jenis biji-bijian, seperti beras, jagung, kinoa, dan sorgum, juga termasuk bebas gluten.

Kamu tetap bisa mendapatkan gizi seimbang meski menjalani pola makan tanpa gluten. Kuncinya justru terletak pada pemilihan bahan yang tidak melalui proses pengolahan secara berlebihan. Hindari produk kemasan yang tidak memiliki label jelas mengenai kandungan gluten. Sebab, sering kali bahan tambahan, seperti tepung gandum, tersembunyi di balik nama lain pada label komposisi.

5. Popularitas gluten-free turut didorong oleh adanya tren gaya hidup sehat

ilustrasi makanan gluten-free (vecteezy.com/Arunporn Thanapotivirat)

Lonjakan minat terhadap pola makan gluten-free bukan semata karena meningkatnya diagnosis penyakit terkait gluten. Banyak orang kini menjalani diet ini karena menganggapnya sebagai langkah menuju gaya hidup yang lebih sehat. Beberapa selebritas dan pemengaruh (influencer) kesehatan juga turut mempopulerkan diet ini, bahkan mengklaim merasakan manfaat, seperti peningkatan energi, pencernaan yang lebih baik, hingga penurunan berat badan.

Kendati begitu, masih diperlukan kajian ilmiah lebih lanjut untuk memastikan klaim tersebut berlaku secara umum. Meski banyak orang merasa lebih baik setelah menjalani pola makan bebas gluten, belum tentu penyebabnya ialah pengurangan gluten itu sendiri. Bisa jadi hal itu terjadi karena peningkatan konsumsi makanan segar dan alami, bukan karena hilangnya gluten dalam diet. Karena itu, penting bagi siapa pun yang tertarik menjalani pola makan ini untuk tetap kritis dan tidak asal mengikuti tren.

Memahami apa itu gluten-free penting agar kamu bisa menentukan apakah pola makan ini memang sesuai dengan kebutuhan dan kesehatanmu. Bagi yang tidak memiliki gangguan terkait gluten, menjalani pola makan ini tanpa dasar medis justru bisa menimbulkan risiko kekurangan nutrisi. Konsultasi dengan tenaga medis atau ahli gizi bisa membantu memastikan pilihan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung gluten-free agar tetap aman dan bergizi. Kini, kamu sudah tahu lebih banyak soal apa itu gluten-free, kan? Semoga penjelasan di atas bisa membantumu membuat keputusan terbaik untuk tubuhmu sendiri.

Referensi
“‘Gluten-Free’ Means What It Says”. U.S. Food and Drug Administration (FDA). Diakses Juli 2025.
“Gluten-Free”. Food & Hotel Asia Glossary. Diakses Juli 2025.
“Gluten-Free Diet 101: The Beginner’s Guide to Going Gluten-Free”. Healthline. Diakses Juli 2025.
“Spotlight on... Gluten-free”. BBC Good Food. Diakses Juli 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎