ilustrasi tekanan dari media sosial (freepik.com/rawpixel.com)
Berikut kemungkinan risiko tren The Great Lock-In yang perlu diwaspadai:
Walaupun struktur bisa membantu, tetapi tren semacam ini juga berpotensi memicu tekanan yang tidak sehat bila seseorang merasa wajib menghasilkan hasil besar dalam waktu singkat. Tujuan yang terlalu ambisius dapat berujung pada kekecewaan dan penurunan motivasi, terutama jika membanding-bandingkan diri dengan postingan orang lain yang tampak lebih sukses.
Perfeksionisme semacam ini, yang menekankan hasil alih-alih proses, justru dapat merusak motivasi ketika seseorang merasa gagal hanya karena tidak memenuhi standar yang tidak realistis.
Beberapa kritik menyatakan bahwa pendekatan lock-in bisa berubah menjadi mentalitas “semua atau tidak sama sekali”, yang mana orang mungkin merasa harus menolak rencana sosial, misalnya makan malam keluarga atau acara santai, untuk menjaga komitmen mereka. Ketika tujuan tersebut sampai pada titik mengalahkan pengalaman hidup normal, tren ini dapat mendorong isolasi sosial dan kecemasan.
Padahal, hubungan sosial yang sehat justru terbukti penting bagi kesehatan mental dan kesejahteraan jangka panjang. Tren yang menggarisbawahi disiplin tinggi dapat tanpa sadar membuatnya tidak lagi tampak penting.
Bagi sejumlah orang yang memilih sasaran fisik ambisius, misalnya latihan intens setiap hari tanpa istirahat cukup, ada risiko burnout dan cedera, terutama bila tidak disesuaikan dengan tingkat kebugaran awal mereka. Tren online sering memicu peserta untuk memaksakan progres, kadang tanpa mempertimbangkan pemulihan yang layak.
Keseimbangan antara komitmen dan istirahat adalah hal yang penting; kurangnya siklus pemulihan dalam aktivitas fisik bisa berujung pada overtraining yang justru menghambat kesehatan jangka panjang.
The Great Lock-In adalah contoh tren kesehatan dan produktivitas yang lahir dari budaya media sosial dan kebutuhan banyak orang akan struktur dan motivasi. Ini bisa menjadi alat untuk membangun kebiasaan sehat apabila dilakukan dengan bijak dan realistis, terutama jika didasari tujuan pribadi yang bermakna.
Namun, tren ini bukan tanpa risiko. Tuntutan hasil yang tinggi, membanding-bandingkan diri, atau pengabaian keseimbangan hidup dapat menimbulkan stres emosional maupun fisik. Intinya, dalam tren kesehatan apa pun, manfaat terbesarnya akan datang dari adaptasi personal, fleksibel, dan menekankan pada kesejahteraan, bukan cuma performa.
Referensi
"What is The Great Lock-In of 2025? TikTok’s New Viral Trend Explained." Gymshark. Diakses Desember 2025.
"The Great Lock-In Of 2025 Is Here." Bustle. Diakses Desember 2025.
"The great lock in – Tell this trend to ‘lock’ off." Kic. Diakses Desember 2025.
"Staying locked-in." Indian Express. Diakses Desember 2025.
"The Great Lock In: How September-December officially became grind season." Daily Dot. Diakses Desember 2025.
"The Viral 90-Day “Great Lock In” Challenge Explained." ePainAssist. Diakses Desember 2025.
"The 'Great Lock-In' Trend Promises To Have You Looking (And Feeling) Brand New By The New Year. Does It Work?" Women's Health. Diakses Desember 2025.