Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang perempuan latihan di gym.
ilustrasi latihan di gym (pexels.com/Johnny Garcia)

Intinya sih...

  • The Great Lock-In adalah tren fokus tujuan pribadi dari bulan September sampai akhir tahun yang viral.

  • Sisi positif tren ini mencakup struktur tujuan, pembentukan kebiasaan positif, dan dukungan komunitas digital.

  • Potensi sisi negatifnya adalah risiko tekanan berlebihan, perfeksionisme, isolasi sosial, dan gangguan keseimbangan hidup.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Trend The Great Lock-In meledak di berbagai platform sosial seperti TikTok dan LinkedIn sebagai tantangan self-improvement yang berlangsung dari 1 September hingga 31 Desember. Dalam tren ini, peserta diminta untuk “mengunci” fokus pada satu atau beberapa target kesehatan, kebiasaan produktif, atau perbaikan gaya hidup sehingga mereka bisa masuk ke tahun baru dengan momentum yang kuat.

Berbeda dari tren lain seperti 75 Hard atau Winter Arc yang sering menetapkan aturan ketat dan seragam, The Great Lock-In sifatnya fleksibel. Setiap orang bebas memilih tujuan mereka sendiri, mulai dari kebugaran fisik hingga kesehatan mental, dari tidur teratur hingga praktik meditasi harian. Apa yang dimaksud “lock in” dalam tren ini bukanlah wajib mengikuti daftar hambatan tertentu, tetapi komitmen untuk menaruh energi pada tujuan yang dianggap penting sebelum penutup tahun.

Istilah ini sendiri memiliki akar budaya yang lebih luas: kata lock-in awalnya digunakan untuk menggambarkan fokus total pada suatu pilihan, kemudian merambah ke ajang menyelesaikan tujuan sebelum batas waktu. Tren ini dinamai demikian karena memberi rentang waktu tiga hingga empat bulan—cukup panjang untuk membentuk kebiasaan, tetapi tidak terasa seperti agenda tak berujung.

Sisi positif tren The Great Lock-In

Ada banyak alasan mengapa tren ini beresonansi dengan banyak orang, terutama bagi yang ingin memanfaatkan sisa tahun untuk peningkatan diri.

  • Memberi struktur untuk kebiasaan positif

Dengan memilih tanggal mulai (umumnya 1 September) dan tujuan yang jelas, peserta dapat menerapkan teori fresh start effect—fenomena psikologis ketika momen awal seperti pergantian bulan atau musim memicu motivasi baru untuk perubahan. Penelitian latihan kebiasaan menunjukkan bahwa konsistensi beberapa minggu hingga beberapa bulan pada aktivitas yang realistis dapat membantu seseorang membentuk rutinitas yang bertahan lebih lama.

Misalnya, seseorang bisa memilih sasaran seperti berjalan 10.000 langkah setiap hari, minum lebih banyak air, atau rutin meditasi 10 menit. Dengan kerangka lock-in yang berjangka waktu, fokus tidak terasa seperti proyek tanpa akhir, tetapi sebuah periode eksperimental yang bisa memberi data nyata tentang apa yang berhasil.

  • Komunitas dan akuntabilitas digital

Media sosial sering disoroti karena dampak negatifnya pada kesehatan mental, tetapi tren ini memanfaatkan jaringan itu untuk dukungan kolektif. Mengetahui banyak orang lain yang juga “mengunci” tujuan mereka dapat menciptakan rasa kebersamaan, yang membantu motivasi dan rasa tanggung jawab yang lebih tinggi.

Rasa keberhasilan kecil yang dibagikan—misalnya kenaikan jumlah langkah, sesi meditasi konsisten, atau peningkatan kualitas tidur—mendorong orang lain mengikuti itu, sehingga tren ini bisa berfungsi sebagai peer reinforcement yang positif.

  • Fleksibilitas dan penyesuaian personal

Salah satu kelebihan tren ini adalah sifatnya yang tidak kaku. Tidak ada aturan baku yang harus diikuti semua orang, sehingga peserta bisa menyesuaikan tujuan dengan kebutuhan spesifik mereka. Entah itu kesehatan jantung, penurunan stres, atau peningkatan kualitas tidur.

Ini membuat tren The Great Lock-In lebih mudah diterima banyak lapisan masyarakat karena seseorang tidak dipaksa untuk mengikuti paket lengkap yang mungkin tidak sesuai dengan keadaan hidupnya.

Risiko yang perlu diwaspadai

ilustrasi tekanan dari media sosial (freepik.com/rawpixel.com)

Berikut kemungkinan risiko tren The Great Lock-In yang perlu diwaspadai:

  • Tekanan kultur perfeksionis dan membanding-bandingkan

Walaupun struktur bisa membantu, tetapi tren semacam ini juga berpotensi memicu tekanan yang tidak sehat bila seseorang merasa wajib menghasilkan hasil besar dalam waktu singkat. Tujuan yang terlalu ambisius dapat berujung pada kekecewaan dan penurunan motivasi, terutama jika membanding-bandingkan diri dengan postingan orang lain yang tampak lebih sukses.

Perfeksionisme semacam ini, yang menekankan hasil alih-alih proses, justru dapat merusak motivasi ketika seseorang merasa gagal hanya karena tidak memenuhi standar yang tidak realistis.

  • Risiko tekanan emosional dan isolasi

Beberapa kritik menyatakan bahwa pendekatan lock-in bisa berubah menjadi mentalitas “semua atau tidak sama sekali”, yang mana orang mungkin merasa harus menolak rencana sosial, misalnya makan malam keluarga atau acara santai, untuk menjaga komitmen mereka. Ketika tujuan tersebut sampai pada titik mengalahkan pengalaman hidup normal, tren ini dapat mendorong isolasi sosial dan kecemasan.

Padahal, hubungan sosial yang sehat justru terbukti penting bagi kesehatan mental dan kesejahteraan jangka panjang. Tren yang menggarisbawahi disiplin tinggi dapat tanpa sadar membuatnya tidak lagi tampak penting.

  • Risiko burnout dan cedera fisik

Bagi sejumlah orang yang memilih sasaran fisik ambisius, misalnya latihan intens setiap hari tanpa istirahat cukup, ada risiko burnout dan cedera, terutama bila tidak disesuaikan dengan tingkat kebugaran awal mereka. Tren online sering memicu peserta untuk memaksakan progres, kadang tanpa mempertimbangkan pemulihan yang layak.

Keseimbangan antara komitmen dan istirahat adalah hal yang penting; kurangnya siklus pemulihan dalam aktivitas fisik bisa berujung pada overtraining yang justru menghambat kesehatan jangka panjang.

The Great Lock-In adalah contoh tren kesehatan dan produktivitas yang lahir dari budaya media sosial dan kebutuhan banyak orang akan struktur dan motivasi. Ini bisa menjadi alat untuk membangun kebiasaan sehat apabila dilakukan dengan bijak dan realistis, terutama jika didasari tujuan pribadi yang bermakna.

Namun, tren ini bukan tanpa risiko. Tuntutan hasil yang tinggi, membanding-bandingkan diri, atau pengabaian keseimbangan hidup dapat menimbulkan stres emosional maupun fisik. Intinya, dalam tren kesehatan apa pun, manfaat terbesarnya akan datang dari adaptasi personal, fleksibel, dan menekankan pada kesejahteraan, bukan cuma performa.

Referensi

"What is The Great Lock-In of 2025? TikTok’s New Viral Trend Explained." Gymshark. Diakses Desember 2025.

"The Great Lock-In Of 2025 Is Here." Bustle. Diakses Desember 2025.

"The great lock in – Tell this trend to ‘lock’ off." Kic. Diakses Desember 2025.

"Staying locked-in." Indian Express. Diakses Desember 2025.

"The Great Lock In: How September-December officially became grind season." Daily Dot. Diakses Desember 2025.

"The Viral 90-Day “Great Lock In” Challenge Explained." ePainAssist. Diakses Desember 2025.

"The 'Great Lock-In' Trend Promises To Have You Looking (And Feeling) Brand New By The New Year. Does It Work?" Women's Health. Diakses Desember 2025.

Editorial Team