Mumi Usermontu di museum (ancient-origins.net)
Menilik penjelasan Antropolog Forensik, William Rodriguez, dalam artikel Toronto Star, hal tersebut bergantung pada kepadatan material pengecoran yang digunakan. Jika pengisian beton dilakukan dengan benar, kemungkinan besar hal itu dapat membantu mengawetkan tubuh.
Meski demikian, bukan berarti jasad tersebut tidak bisa hancur sama sekali, ya. Kandungan asam pada semen yang digunakan untuk mengecor tetap bisa merusak jaringan di bawah kulit, otot, bahkan tulang manusia yang masih hidup. Namun, waktu yang dibutuhkan mungkin lebih lama dibanding pembusukan tubuh yang tidak diletakkan di dalam semen.
Lantas, apakah jasad yang diletakkan di dalam semen tidak berbau? Beberapa sumber menjelaskan bahwa aroma tidak sedap bisa saja masih muncul. Pasalnya, aktivitas pembusukan oleh bakteri masih tetap terjadi.
Apa yang terjadi pada tubuh manusia ketika dicor ini merupakan penjelasan secara umum, ya. Kondisinya bisa berbeda tergantung pada tingkat kepadatan hingga durasi keberadaan jasad di luar ruangan sebelum dimasukkan dalam cor-coran.
Referensi:
Poison Control. Diakses pada April 2024. Don't Get Burned by Cement
Academic Forensic Pathology, 2013. Diakses pada April 2024. Examination of Human Remains Encased in Concrete: A Case Report and Review of the Literature
Taphonomy of Human Remains: Forensic Analysis of the Dead and the Depositional Environment, 2017. Diakses pada April 2024. Decomposition in an Unusual Environment: Body Sealed in Concrete
The Star. Diakses pada April 2024. Concrete could be key to preserving body in barrel