Bagi mereka yang buta warnanya menimbulkan tantangan signifikan, ada beberapa dukungan yang dapat membantu memudahkan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Misalnya, tersedia lensa kontak atau kacamata khusus untuk meningkatkan persepsi warna. Juga, teknologi bantuan, seperti aplikasi identifikasi warna, dapat membantu menavigasi tugas sehari-hari.
Dalam lingkungan pendidikan dan profesional, individu buta warna dapat meminta penyesuaian, seperti menggunakan pola alih-alih warna untuk bagan atau memberikan waktu tambahan untuk tugas yang memerlukan diferensiasi warna.
Selain itu, berikut beberapa strategi bagi orang dengan buta warna untuk memudahkan aktivitas sehari-hari:
- Beri label pada pakaian, pensil warna, atau objek lain yang perlu kamu pilih berdasarkan warna.
- Beli termometer makanan, jadi kamu tahu kapan makanan seperti daging matang, alih-alih mengandalkan perubahan warnanya.
- Gunakan pencahayaan terang di rumah untuk membantu melihat warna lebih jelas.
- Andalkan indra yang lain, misalnya, mencium atau menyentuh sayuran saat berbelanja.
- Bergabunglah dengan kelompok pendukung untuk bertemu orang lain dengan kekurangan penglihatan warna guna mempelajari kiat dan cara mereka dalam mengelolanya.
Jadi, kalau berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2016, buta warna parsial dianggap sebagai disabilitas. Ini karena buta warna parsial dapat menimbulkan tantangan yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam profesi tertentu. Karenanya, individu dengan buta warna parsial berhak mendapatkan akses ke perlindungan dan akomodasi hukum.
Referensi
"Color Blindness." Cleveland Clinic. Diakses pada Oktober 2024.
"15 Difficulties Every Colorblind Person Face With." Colorblind Guide. Diakses pada Oktober 2024.
"Living with colour blindness." Guide Dogs. Diakses pada Oktober 2024.