Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi lari (pexels.com/Pexels LATAM)
ilustrasi lari (pexels.com/Pexels LATAM)

Intinya sih...

  • Tubuh memerlukan energi tambahan untuk menjaga suhu saat berlari di cuaca panas sehingga kalori yang terbakar cenderung lebih banyak. Namun performa bisa menurun jika suhu terlalu tinggi.

  • Rasa panas membatasi durasi dan intensitas lari, mengurangi total kalori yang terbakar secara keseluruhan.

  • Berkeringat bukan tanda lemak terbakar, risiko dehidrasi dan heatstroke juga meningkat saat berlari di cuaca panas.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang percaya bahwa berlari di bawah terik matahari bisa membakar kalori lebih cepat. Dalam dunia kesehatan, topik ini sering dibahas karena berkaitan dengan cara tubuh beradaptasi terhadap suhu ekstrem saat berolahraga. Tips olahraga sering kali menyebut soal “lari pagi biar cepat kurus”, tapi jarang yang benar-benar memahami apa yang terjadi di tubuh saat suhu meningkat.

Sebenarnya, ada beberapa faktor yang memengaruhi pembakaran kalori saat berlari di panas, bukan sekadar karena keringat lebih banyak keluar. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Tubuh mengeluarkan energi lebih banyak untuk menjaga suhu

ilustrasi lari (pexels.com/RUN 4 FFWPU)

Ketika seseorang berlari di cuaca panas, tubuh akan otomatis bekerja lebih keras untuk menjaga suhu inti tetap stabil. Proses pendinginan melalui keringat dan aliran darah ke kulit memerlukan energi tambahan, sehingga kalori yang terbakar memang sedikit lebih banyak dibanding saat cuaca sejuk. Namun, peningkatan ini tidak sebesar yang banyak orang kira.

Tubuh juga memiliki batas toleransi terhadap panas. Jika suhu terlalu tinggi, performa menurun karena energi lebih banyak digunakan untuk bertahan, bukan untuk berlari lebih jauh atau cepat. Jadi, meski secara teknis pembakaran kalori meningkat, kualitas latihan justru bisa berkurang jika tidak disertai hidrasi dan manajemen suhu yang baik.

2. Rasa panas membatasi durasi dan intensitas lari

ilustrasi lari (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Semakin panas cuaca, semakin cepat tubuh merasa lelah. Hal ini membuat durasi dan intensitas lari cenderung lebih pendek, yang justru mengurangi total kalori yang terbakar secara keseluruhan. Banyak pelari berhenti lebih cepat karena jantung bekerja lebih keras dan napas menjadi lebih berat.

Kondisi ini membuat kalori tambahan yang terbakar akibat panas tidak sebanding dengan berkurangnya waktu latihan. Akhirnya, hasil totalnya bisa sama saja, bahkan lebih sedikit. Karena itu, penting untuk mengenali batas tubuh dan tidak memaksakan diri hanya demi membakar kalori lebih cepat.

3. Banyak keringat bukan berarti lemak lebih cepat hilang

ilustrasi berkeringat (pexels.com/cottonbro studio)

Berkeringat adalah mekanisme alami tubuh untuk mendinginkan diri, bukan tanda lemak terbakar. Berat badan memang bisa turun setelah lari di panas, tetapi sebagian besar disebabkan oleh kehilangan cairan, bukan pembakaran lemak. Setelah rehidrasi, berat badan akan kembali seperti semula.

Sayangnya, banyak orang masih salah paham soal ini dan menganggap keringat sebagai indikator keberhasilan olahraga. Padahal, fokus utama seharusnya adalah menjaga konsistensi latihan dan asupan nutrisi, bukan sekadar mencari cara agar tubuh berkeringat lebih banyak.

4. Risiko dehidrasi dan heatstroke bisa mengganggu pemulihan

ilustrasi minum air (unsplash.com/Mineragua Sparkling Water)

Berlari di cuaca panas meningkatkan risiko dehidrasi dan heat exhaustion. Saat tubuh kekurangan cairan, sirkulasi darah melambat dan otot sulit bekerja dengan optimal. Dalam kondisi ini, pembakaran kalori mungkin tetap terjadi, tapi dampaknya pada kesehatan jauh lebih besar.

Dehidrasi yang berulang juga bisa memperlambat proses pemulihan setelah olahraga. Tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih, dan kamu mungkin akan merasa lebih cepat lelah di sesi latihan berikutnya. Karena itu, hidrasi dan waktu latihan yang tepat jadi hal penting saat berlari di cuaca panas.

5. Strategi aman agar lari di cuaca panas tetap efektif

ilustrasi lari (pexels.com/Alex P)

Kalau kamu tetap ingin berlari di bawah matahari, lakukan dengan strategi yang aman. Pilih waktu pagi atau sore saat suhu belum terlalu tinggi, gunakan pakaian ringan, dan bawa air minum dalam jumlah cukup. Dengan begitu, tubuh bisa tetap aktif tanpa kehilangan cairan berlebihan.

Selain itu, cobalah membangun toleransi panas secara bertahap. Tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi, biasanya sekitar satu hingga dua minggu. Dengan pendekatan ini, kamu bisa mendapatkan manfaat olahraga tanpa menanggung risiko berlebihan akibat suhu ekstrem.

Lari di cuaca panas memang bisa membakar sedikit lebih banyak kalori, tapi risikonya juga lebih tinggi. Fokuslah pada keseimbangan antara performa, keselamatan, dan kenyamanan tubuh, bukan sekadar angka kalori di layar pelacak. Jadi, masih mau berlari di tengah terik, atau lebih memilih waktu yang membuat tubuh tetap kuat dan aman?

Referensi

"Do You Burn More Calories in the Heat? Here's the Science." Healthline. Diakses pada November 2025.

"Does exercise in heat burn more calories?" Live Science. Diakses pada November 2025.

"Do You Burn More Calories in the Heat?" Runners World. Diakses pada November 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team