ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Eric Jo)
Setelah menempuh perjalanan panjang, tubuh memerlukan waktu untuk memulihkan sistem metabolisme termasuk jantung. Kurang istirahat dapat memperpanjang stres fisik yang dialami jantung selama mendaki, sehingga meningkatkan risiko kelelahan jantung atau aritmia. Tidur berkualitas membantu tubuh menstabilkan detak jantung dan memperbaiki sel otot yang rusak akibat aktivitas intens.
Bagi pendaki pemula, waktu istirahat sebaiknya lebih diperhatikan daripada sekadar menuntaskan target ketinggian. Istirahat bukan tanda kelemahan, melainkan bagian dari manajemen tubuh yang sehat. Mendengarkan sinyal tubuh seperti detak jantung yang tidak teratur atau rasa nyeri di dada merupakan langkah preventif penting. Dengan menjaga keseimbangan antara aktivitas dan pemulihan, kamu bisa menjadikan mendaki sebagai latihan jantung yang justru menyehatkan.
Mendaki gunung memang menantang, tetapi dengan pemahaman kesehatan yang tepat, kamu bisa menjadikannya aktivitas untuk melatih jantung. Namun, jangan sampai kamu memaksakan diri padahal kondisi fisik dan jantung tidak memungkinkan. Maka sebelum merencanakan pendakian berikutnya, sudahkah kamu benar-benar memahami bagaimana jantungmu bekerja saat menaklukkan ketinggian?
Referensi
"Heart-protecting advice for a peak experience in the mountains". Heart. Diakses pada Oktober 2025
"Travel to high altitudes could be dangerous for people with heart conditions". Heart. Diakses pada Oktober 2025
"How to Protect Your Heart While Hiking". Adventure Trip. Diakses pada Oktober 2025