Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi olahraga malam di gym (pexels.com/Anastasia Shuraeva)
ilustrasi olahraga malam di gym (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Intinya sih...

  • Waktu olahraga yang direkomendasikan adalah sekitar 30 hingga 60 menit setelah makan.

  • Jenis olahraga ringan cocok dilakukan setelah makan. Contohnya berjalan kaki, yoga, atau bersepeda santai.

  • Oahraga ringan setelah makan secara rutin terbukti membantu tubuh beradaptasi dalam mengatur gula darah dengan lebih efisien. Dengan kata lain, tak hanya waktu, tetapi juga seberapa sering kamu melakukannya yang menentukan hasilnya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang mulai mencari berbagai tips olahraga untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil, terutama bagi mereka yang memiliki risiko diabetes. Salah satu hal yang sering menimbulkan rasa penasaran adalah apakah berolahraga setelah makan benar-benar bisa membantu menurunkan gula darah. Topik ini menarik karena aktivitas fisik dan pola makan merupakan dua faktor utama yang berpengaruh terhadap metabolisme tubuh.

Hubungan antara waktu makan dan aktivitas fisik tidak sesederhana yang dibayangkan. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan, mulai dari jenis olahraga hingga kondisi tubuh seseorang. Agar lebih memahami bagaimana olahraga setelah makan dapat memengaruhi kadar gula darah, berikut penjelasan lengkapnya.

1. Pemilihan waktu olahraga setelah makan menentukan respons gula darah

ilustrasi olahraga ke gym (unsplash.com/Nate Johnston)

Setelah makan, kadar gula darah biasanya meningkat karena tubuh baru saja menerima asupan energi. Jika kamu langsung berolahraga, otot akan menggunakan sebagian glukosa tersebut sebagai bahan bakar. Namun, jika olahraga dilakukan terlalu cepat, tubuh belum sempat memulai proses pencernaan dengan baik sehingga bisa memicu rasa tidak nyaman seperti mual atau kram perut.

Waktu olahraga yang direkomendasikan adalah sekitar 30 hingga 60 menit setelah makan. Dalam rentang waktu ini, tubuh sudah mulai mencerna makanan, dan kadar gula darah sedang berada pada fase naik. Dengan begitu, energi dari makanan bisa langsung dimanfaatkan oleh otot tanpa menyebabkan lonjakan gula yang berlebihan. Hal ini membuat olahraga setelah makan bisa berperan sebagai pengatur alami kadar gula dalam tubuh.

2. Jenis olahraga ringan cocok dilakukan setelah makan

ilustrasi jalan kaki (pexels.com/Adones Bentulan)

Tidak semua jenis olahraga cocok dilakukan setelah makan. Aktivitas yang terlalu berat seperti lari jarak jauh atau latihan intensitas tinggi justru bisa mengganggu sistem pencernaan. Sebaliknya, aktivitas ringan seperti berjalan kaki, yoga, atau bersepeda santai lebih disarankan karena membantu tubuh mengolah glukosa tanpa memberi beban besar pada perut.

Berjalan kaki selama 15–30 menit misalnya, terbukti dapat mempercepat proses penyerapan glukosa ke dalam sel otot. Ini membuat kadar gula darah tidak melonjak terlalu tinggi setelah makan. Selain itu, olahraga ringan juga memperlancar peredaran darah ke organ pencernaan, membantu kerja enzim, dan mencegah perut terasa penuh. Pemilihan jenis olahraga yang tepat akan membuat proses metabolisme berjalan efisien sekaligus aman untuk sistem pencernaanmu.

3. Intensitas latihan mempengaruhi penurunan gula darah

ilustrasi HIIT (pexels.com/RDNE Stock project)

Olahraga dengan intensitas tinggi memang dapat membakar kalori lebih cepat, tetapi tidak selalu efektif jika dilakukan segera setelah makan. Tubuh membutuhkan waktu untuk menyesuaikan antara proses pencernaan dan kebutuhan energi saat bergerak. Jika dipaksakan, tubuh bisa mengalami gangguan seperti perut kembung, mual, atau kelelahan dini.

Sebaliknya, latihan intensitas rendah hingga sedang seperti berjalan cepat atau naik tangga justru lebih stabil dalam menurunkan gula darah setelah makan. Aktivitas ini membuat otot aktif dalam menyerap glukosa tanpa mengganggu fungsi pencernaan. Keseimbangan intensitas menjadi kunci agar tubuh tetap bertenaga namun kadar gula darah tetap terkendali. Ini juga bisa menjadi kebiasaan sehat yang mudah diterapkan sehari-hari.

4. Kondisi tubuh mempengaruhi efektivitas olahraga setelah makan

ilustrasi olahraga buat pemalas (pexels.com/Antoni Shkraba)

Setiap orang memiliki respons berbeda terhadap aktivitas fisik setelah makan. Faktor seperti usia, berat badan, kondisi kesehatan, dan jenis makanan yang dikonsumsi akan memengaruhi hasilnya. Misalnya, seseorang dengan intoleransi glukosa mungkin akan lebih terbantu dengan olahraga ringan pascamakan dibanding mereka yang metabolisme tubuhnya masih optimal.

Bagi penderita diabetes tipe 2, olahraga setelah makan bisa membantu meningkatkan sensitivitas insulin sehingga gula darah lebih cepat diserap oleh sel. Namun, bagi yang mengalami gangguan lambung atau maag, sebaiknya olahraga dilakukan dengan jeda lebih lama untuk menghindari ketidaknyamanan. Pemahaman terhadap kondisi tubuh sendiri menjadi langkah penting agar manfaat olahraga bisa diperoleh tanpa efek samping.

5. Pola konsumsi dan frekuensi latihan menjadi faktor penentu

ilustrasi makan (vecteezy.com/korawat thatinchan)

Kombinasi antara pola makan dan rutinitas olahraga berpengaruh besar pada kestabilan gula darah. Jika makanan yang dikonsumsi tinggi karbohidrat sederhana, olahraga setelah makan akan sangat membantu menyeimbangkan kadar gula. Sebaliknya, jika menu makan lebih banyak protein dan lemak sehat, tubuh cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk mencerna sehingga waktu olahraga perlu disesuaikan.

Konsistensi juga berperan penting. Oahraga ringan setelah makan secara rutin terbukti membantu tubuh beradaptasi dalam mengatur gula darah dengan lebih efisien. Dengan kata lain, tak hanya waktu, tetapi juga seberapa sering kamu melakukannya yang menentukan hasilnya. Pola hidup yang seimbang antara aktivitas fisik dan kebiasaan makan akan menciptakan efek jangka panjang yang lebih stabil bagi metabolisme.

Olahraga setelah makan memang bukan solusi instan untuk menurunkan gula darah, tetapi jika dilakukan dengan waktu, intensitas, dan jenis aktivitas yang tepat, manfaatnya bisa signifikan bagi kesehatan. Jadi, sudahkah kamu menemukan cara paling nyaman untuk mengatur waktu olahraga setelah makan agar tubuh tetap bugar dan gula darah terkendali?

Referensi:

"Just 2 minutes of walking after eating can help blood sugar, study says". NCBI. Diakses Oktober 2025.

"Blood Sugar Management: Why Timing Your Exercise After Meals Matters". Cleveland Clinic. Diakses Oktober 2025.

"Taking a walk after eating can help with blood sugar control". UCLA Health. Diakses Oktober 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team