ilustrasi lemak perut (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
Penelitian ini menggunakan dua penelitian yang sudah dilakukan sejak lama di Eropa. Ini meliputi penelitian tentang kebiasaan merokok yang mengamati 1,2 juta orang serta studi distribusi lemak tubuh yang melibatkan lebih dari 600.000 orang.
Germán Carrasquilla, penulis utama studi tersebut, menyatakan bahwa temuan ia dan rekannya ini membantah gagasan sederhana yang mengatakan merokok bisa membuat tubuh lebih kurus.
“Temuan ini menantang kesalahpahaman umum bahwa merokok secara universal menyebabkan penurunan berat badan, menekankan bahwa risiko kesehatan yang terkait dengan merokok, termasuk peningkatan risiko adipositas perut atau lemak perut,” dilansir Euro News.
Dari studi ini, dapat disimpulkan bahwa klaim rokok dapat membantu menjaga berat badan tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Sebaliknya, merokok dapat berdampak negatif pada kesehatan secara keseluruhan, meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti kanker, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan.
Referensi:
Carrasquilla, G. D., García‐Ureña, M., Romero‐Lado, M. J., & Kilpeläinen, T. O. (2024). "Estimating causality between smoking and abdominal obesity by Mendelian randomization." Addiction. https://doi.org/10.1111/add.16454
"Fact-check: Will smoking keep you thin?" Euro News. Diakses pada Mei 2024.