ilustrasi rambut tumbuh uban (commons.wikimedia.org/Philippe Alès)
Meski tidak semua penyebab stres dapat dihilangkan sepenuhnya, banyak langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi dampaknya terhadap tubuh. Adapun, salah satu caranya dengan rutin berolahraga, yang terbukti dapat menurunkan kadar hormon stres seperti kortisol dan meningkatkan hormon bahagia seperti endorfin. Meditasi dan yoga juga terbukti efektif dalam menjaga kestabilan emosi. Selain itu, tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting dalam menjaga kesehatan mental dan fisik. Kurang tidur bisa memperburuk efek stres pada tubuh, termasuk mempercepat kerusakan pada folikel rambut.
Kamu juga bisa memperbaiki pola makan karena asupan nutrisi yang tepat dapat memperkuat rambut dari dalam dan mendukung regenerasi sel. Jika kamu merasa sulit mengatasi tekanan hidup sendiri, sebaiknya berkonsultasi dengan psikolog atau profesional kesehatan mental. Terapi kognitif dan pendekatan psikologis lainnya bisa sangat membantu dalam mengendalikan stres kronis. Mencegah uban tidak hanya soal penampilan, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan seluruh sistem tubuh secara holistik.
Jadi, apakah stres bisa menyebabkan tumbuh uban? Berdasarkan penelitian ilmiah di atas, jawabannya jelas ya. Itu karena stres mampu memicu perubahan fisiologis yang menyebabkan hilangnya sel punca penghasil pigmen rambut. Untuk itu, menjaga kesehatan emosional sangat penting. Tidak hanya untuk mental, tetapi ini juga untuk mencegah penuaan dini pada rambut. Yuk, mulai kelola stres dari sekarang agar tubuh tetap sehat dan rambut tetap berwarna hitam alami lebih lama lagi!
Referensi:
Zhang, Bing, dkk. 2020. "Hyperactivation of sympathetic nerves drives depletion of melanocyte stem cells".
"It’s True: Stress Does Turn Hair Gray — and It’s Reversible". CUIMC. Diakses pada Mei 2025.
"Gray Hair: Why Does Hair Turn Gray?" American Academy of Dermatology (AAD). Diakses pada Mei 2025.