Kehamilan merupakan masa yang menyenangkan sekaligus menegangkan. Pasalnya, saat ibu hamil merasakan kebahagiaan karena akan memiliki buah hati, ia juga harus bisa menjaga kesehatannya serta janin yang dikandungnya dengan baik, karena akan berpengaruh pada keselamatannya dan bayinya kelak.
Hal tersebut kadang bisa bikin ibu hamil stres karena takut membahayakan atau kehilangan janinnya karena tidak bisa menjaga kesehatannya dengan baik. Contohnya, mengalami gangguan pada lambung atau tekanan darah naik karena tidak bisa menjaga pola makanannya.
Selain itu, ketidaknyamanan yang muncul selama hamil, seperti mual, muntah, sakit punggung, mudah lelah, atau sembelit, juga bisa menyebabkan ibu hamil stres. Stres terus-menerus bisa berpotensi bahaya bagi kesehatan ibu hamil maupun janinnya. Apalagi jika ibu hamil punya masalah lain yang cukup berat dan tidak punya teman bercerita, itu bisa membuatnya makin stres.
Stres yang sering terjadi selama kehamilan dikhawatirkan tidak hanya akan memengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janinnya, tetapi juga kondisi mental anaknya kelak setelah lahir. Sebab, apa yang dirasakan oleh ibunya juga bisa dirasakan oleh janin dalam kandungan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa selama kehamilan, bayi akan merasakan apa yang ibunya rasakan dan dengan intensitas yang sama. Artinya, jika ibunya menangis, maka bayinya merasakan emosi yang sama, mengutip RMC Health System. Bahkan, sebuah studi dari University of California-Irvine menyebut bahwa keadaan emosi seorang ibu memengaruhi perkembangan bayinya, baik sebelum maupun sesudah lahir.
Jadi, apakah stres yang dialami ibu hamil dapat memengaruhi kondisi mental anaknya kelak? Yuk, ketahui jawabannya di bawah ini!