4 Kebiasaan Sederhana yang Baik bagi Kesehatan Anak
ilustrasi anak sehat (unsplash.com/atoms)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidak bisa dimungkiri, kesehatan menjadi faktor penting untuk mendukung tumbuh kembang anak, sekaligus menjaga mereka agar tidak gampang sakit.
Menjaga kesehatan penting untuk dilatih dan diajarkan oleh orang tua kepada anak sedini mungkin. Misalnya dengan memulai kebiasaan sehat sederhana sehari-hari.
Pasalnya, membiasakan hidup sehat sejak dini juga akan membantu anak untuk membentuk karakter yang lebih baik, serta lebih tanggung jawab, dan disiplin.
Berikut empat kebiasaan sederhana yang baik bagi kesehatan anak.
1. Minum lebih banyak air putih
ilustrasi anak minum (pexels.com/ketut subiyanto)Kebiasaan pertama yang baik bagi kesehatan anak yaitu minum lebih banyak air putih. Sebab, sebagaimana orang dewasa, sebagian besar tubuh anak juga terdiri akan air.
Kebutuhan cairan pada anak perlu dipenuhi agar organ-organ tubuhnya berjalan dengan baik dan terhindar dari sembelit.
Selain itu dengan tercukupinya kebutuhan air, maka anak juga terhindar dari dehidrasi. Anak-anak juga berisiko mengalami dehidrasi, utamanya saat cuaca panas atau saat sedang bermain atau berolahraga.
Berapa banyak kebutuhan air putih untuk anak? Jawabannya tergantung usia dan aktivitas anak.
Menurut American Academy of Pediatrics, anak-anak berusia antara 1 sampai 3 tahun membutuhkan sekitar empat cangkir air per hari.
Anak-anak berusia 4 hingga 8 tahun membutuhkan sekitar lima cangkir, dan mereka yang berusia di atas 8 tahun membutuhkan tujuh hingga delapan cangkir atau lebih untuk menjaga kesehatan hidrasi.
Membiasakan anak untuk lebih banyak minum air putih sejak dini kadang tidak mudah. Banyak anak lebih suka minum minuman manis dibanding air putih.
Tenang, ini bisa diusahakan. Salah satunya dengan menjadi role model. Maksudnya, sebagai pengasuh atau orang tua, kamu juga harus lebih sering minum air putih, sehingga anak akan meniru kebiasaan tersebut.
2. Menyikat gigi dua kali sehari
ilustrasi anak menyikat gigi (pexels.com/mikhail nilov)Kebiasaan lainnya adalah membiasakan untuk menyikat gigi dan menjaga kesehatan mulut sejak dini. Mengajarkannya sejak usia dini akan membantu mengoptimalkan tumbuh kembangnya.
Misalnya, menjaga kesehatan gigi susu, menghilangkan bakteri, dan mengoptimalkan pertumbuhan gigi anak.
Dilansir Better Health, disarankan untuk mengajarkan anak menyikat gigi sejak gigi pertamanya muncul (biasanya pada usia sekitar 6 bulan).
Editor’s picks
Lakukan secara perlahan menggunakan sikat gigi khusus anak yang lembut dan menggunakan air saja. Kamu juga perlu memilih sikat gigi yang didesain untuk anak-anak, yaitu yang memiliki kepala kecil dan bulu yang lembut.
Untuk memilih pasta gigi yang tepat, perhatikan panduan ini:
- Anak usia 0 sampai 18 bulan: Hanya gunakan air tanpa pasta gigi.
- Anak usia 18 bulan sampai 6 tahun: Gunakan pasta gigi rendah fluorida. Pasta gigi yang digunakan hanya seukuran kacang polong.
- Mulai dari usia 6 tahun: Gunakan pasta gigi berfluorida standar seukuran kacang polong.
3. Membiasakan cuci tangan dengan sabun
ilustrasi cuci tangan (unsplash.com/CDC)Mencuci tangan dengan sabun juga menjadi kebiasaan baik yang penting ditanamkan pada anak sejak dini.
Selain menjadi cara untuk menjaga kebersihan, mencuci tangan juga menjadi salah satu kiat penting untuk mencegah berbagai macam penyakit. Misalnya, diare atau cacingan akibat tangan kotor yang terkontaminasi kuman.
Mengajarkan kebiasaan ini juga bisa menantang, terlebih anak-anak masih belum memahami betul mengenai konsep mengenai pentingnya mencuci tangan dengan rutin, manfaat, serta dampaknya. Jadi, orang tua atau pengasuh perlu mengajarkannya dengan cara yang sederhana terlebih dulu.
Misalnya dengan menunjukkan contoh secara langsung, memberikan penjelasan mengenai virus dan penyakit, memberi apresiasi, dan sebagainya. Meskipun tidak selalu maksimal, tetapi setidaknya itu membantu anak untuk membangun kebiasaan sehat.
4. Tidur pada jam yang sama setiap malam
ilustrasi anak tidur (unsplash.com/igordoon primus)Klise, tetapi membiasakan anak untuk tidur pada jam sama dan dengan durasi yang cukup setiap malam juga harus diperhatikan. Ini akan membantu tumbuh kembang anak lebih optimal.
Sebaliknya, kurang tidur bisa menyebabkan masalah perilaku hingga memengaruhi konsentrasi anak.
Dilansir Cleveland Clinic, tidur sangat penting untuk perkembangan kesehatan anak-anak dan membangun gaya hidup sehat. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki waktu tidur cukup menunjukkan peningkatan dalam hal perhatian, perilaku, kemampuan belajar, ingatan, regulasi emosi, kesehatan mental, kesehatan fisik, serta kualitas hidup secara keseluruhan.
Berapa lama waktu tidur ideal yang dibutuhkan anak? Menurut Kids Health, lama waktu tidur yang dibutuhkan anak bervariasi berdasarkan usia. Meskipun setiap anak berbeda, tetapi para ahli memberikan rekomendasi sebagai berikut:
- Bayi (0–3 bulan): 14–17 jam, termasuk tidur siang.
- Bayi (4–12 bulan): 12–16 jam, termasuk tidur siang.
- Balita (1–2 tahun): 11–14 jam, termasuk tidur siang.
- Usia prasekolah (3–5 tahun): 10–13 jam, termasuk tidur siang.
- Usia sekolah (6–13 tahun): 9–12 jam.
- Remaja (14–17 tahun): 8–10 jam.
Gaya hidup sehat perlu diajarkan pada anak sejak dini. Dengan begitu, maka kesehatan anak akan lebih terjaga hingga mereka dewasa.
Memang membiasakan hal tersebut bisa tidak mudah, apalagi mengingat karakter anak yang berbeda-beda. Namun, ini bisa dilatih secara perlahan, salah satunya dengan menjadi contoh yang baik bagi anak.
Baca Juga: Cara Mencegah TB pada Anak, Kasus di Indonesia Sangat Tinggi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Topik:
Berita Terkini Lainnya
