ilustrasi tangan dan kopi (pexels.com/Victor Freitas)
Arrival fallacy cukup umum terjadi. Beberapa orang mungkin sulit mengatasinya, terlebih jika konteksnya sudah memengaruhi kehidupan secara signifikan. Namun, sebenarnya ada beberapa taktik khusus yang bisa dilakukan guna menangkal arrival fallacy, seperti:
- Berusaha "hadir" pada momen hidup yang sedang dijalani: Saat kamu fokus untuk mencapai kebahagiaan berdasarkan pencapaian tujuan hidup versimu, secara tidak langsung kamu membawa pengaruh positif di kehidupan masa depan. Sejumlah penelitian juga menegaskan, untuk menemukan jalan kebahagiaan harus dilakukan dengan pembiasaan hidup "saat ini".
- Membuat jurnal tentang rasa syukur: Studi dalam Journal of Research in Personality menjelaskan, mencatat apa pun yang baik dalam hidup merupakan cara lain untuk berfokus pada kehidupan saat ini. Tindakan ini menjadi cara yang dinilai efektif untuk lebih berkonsentrasi pada hal-hal prioritas yang membuat bahagia.
- Mempertimbangkan terapi: Jika arrival fallacy membawa dampak terhadap episode kecemasan atau depresi, tidak menutup kemungkinan profesional ahli memberi saran untuk mempertimbangkan terapi. Studi dalam Ontario Health Technology Assessment Series mengungkap, terapi adalah cara yang baik untuk mengungkapkan perasaan dengan metode mengelola perasaan.
Jika arrival fallacy adalah kondisi yang pernah kamu rasakan atau sedang kamu alami saat ini, ingat selalu untuk tidak menganggapnya sebagai masalah yang sangat berat. Perasaan ini adalah umum bagi kebanyakan orang. Setiap orang pasti pernah merasakan cemas, kecewa, bahkan tertekan oleh realitas kehidupan.
Dalam konteks kehidupan yang seimbang, penting untuk memandang hidup sebagai rangkaian praktik yang tidak sempurna namun indah untuk dijalani. Oleh karena itu, jika kita mampu melihat dunia dari perspektif yang unik, maka arrival fallacy bisa dengan mudah ditangkal tanpa mendatangkan masalah lain yang lebih kompleks.