ilustrasi pasien demensia (vecteezy.com/Suriyawut Suriya)
Karena menyebabkan kehilangan kemampuan untuk mengenali tempat dan wajah familier, umum bagi orang dengan penyakit Alzheimer atau demensia untuk berkeliaran atau tersesat atau bingung tentang lokasinya. Ini bisa terjadi pada setiap tahap penyakit, menurut Alzheimer's Association.
Sebanyak 6 dari 10 orang yang hidup dengan demensia akan berkeliaran (perilaku wandering) setidaknya sekali. Banyak yang melakukannya berulang kali. Meskipun umum, tetapi perilaku wandering ini bisa berbahaya, bahkan bisa mengancam nyawa, dan tekanan dari risiko ini sangat membebani keluarga dan pengasuh.
Menambahkan dari Johns Hopkins University Press, seseorang yang menunjukkan gejala demensia mungkin "tertantang" oleh lingkungan baru, orang baru, perubahan rutinitas, perubahan zona waktu, kebisingan, dan kelelahan. Juga, orang dengan tantangan perilaku kemungkinan besar akan mengalami kesulitan.
Ada sejumlah tanda dan gejala demensia yang mengindikasikan bahwa bepergian bukanlah ide yang baik. Ini termasuk:
- Disorientasi, kebingungan, atau agitasi yang konsisten bahkan dalam situasi yang akrab.
- Lupa bagaimana menuju ke tempat-tempat yang sudah dikenal.
- Meminta pulang ketika jauh dari rumah.
- Mencoba atau ingin "pulang" bahkan ketika di rumah.
- Perilaku delusi (pikiran atau pandangan yang tidak berdasar), paranoid, atau disinhibisi (kehilangan atau penurunan proses penghambatan fisiologis atau psikologis oleh suatu hal tertentu).
- Masalah dalam pengendalian diri.
- Berkaca-kaca, cemas, atau perilaku menyendiri dalam suasana ramai dan bising.
- Perilaku gelisah atau wandering.
- Agresi fisik atau verbal.
- Berbicara tentang memenuhi kewajiban sebelumnya, seperti pergi bekerja.
- Berteriak, menjerit, atau menangis secara spontan.
- Berisiko tinggi untuk jatuh.
- Kondisi medis yang tidak stabil.
- Menjadi gelisah, mondar-mandir atau membuat gerakan berulang.
- Kesulitan menemukan tempat yang sudah dikenal, seperti kamar mandi, kamar tidur, atau ruang makan.
- Menanyakan keberadaan teman dan keluarga masa lalu.
- Bertindak seolah-olah melakukan hobi atau pekerjaan rumah, tetapi tidak ada yang selesai.
- Tampak tersesat di lingkungan baru atau yang berubah.
- Menjadi gugup atau cemas di tempat yang ramai orang.
Apabila mengalami tanda-tanda di atas, para ahli kemungkinan besar berpendapat bahwa bepergian dengan moda transportasi apa pun bukanlah ide yang baik untuk pasien dengan demensia.
Jika perjalanan tidak dapat dihindari, disarankan untuk berkonsultasi dengan spesialis untuk mengetahui apakah pengobatan dapat berguna untuk menenangkan orang tersebut. Menjadi pendamping yang akrab dan menenteramkan adalah pertimbangan pertama.
Apakah perjalanan akan sukses tergantung pada individu dengan gejala demensia, seberapa jauh gejala demensia telah berkembang, dan seberapa mudah mereka menjadi gelisah atau cemas dengan semua informasi perjalanan yang diberikan kepada mereka, termasuk seberapa baik tanggapan pengasuh atau orang-orang di sekitarnya.